Sepanjang perjalanan mereka, Randika hanya menatap Inggrid berwajah dingin itu.
"Sudahlah sayang, sampai kapan kau akan membohongi dirimu seperti itu? Aku tahu hatimu itu milikku seorang." Kata Randika sambil tersenyum.
Mendengar hal itu, si supir taksi mengatakan. "Suamimu benar-benar orang yang perhatian ya."
Di saat Inggrid belum sempat berkata apa-apa, Randika dengan cepat mengatakan. "Hahaha kau benar. Kita mungkin terlihat tidak akur di luar tetapi di dalam kamar kami sangat akur."
Bajingan, siapa yang memangnya ingin akur sama kamu!
Inggrid hanya menggigit bibir bawahnya dengan kuat, dia tahu tidak bisa menang dengan Randika kalau adu mulut. Dia hanya mengabaikannya dan mengeluarkan buku kecil dari balik jasnya dan mulai mempelajari detail kontraknya.
"Kalian bukan orang sini ya?" Si supir taksi mulai membuka percakapan.
"Benar pak, kau punya mata yang bagus." Jawab Randika.