Baixar aplicativo
100% Love bad boy / Chapter 24: Sequel-Jungmin & Jihoon | PT. 2 (end)

Capítulo 24: Sequel-Jungmin & Jihoon | PT. 2 (end)

Minggu ini jungmin dan jihoon entah kenapa tidak ingin lepas dari mommy nya. Alasannya karena tak ingin mommy nya kesepian padahal ada Daddy dan Papi mereka yang akan menemani karena mengingat hari ini hari libur.

Saat ini mereka berada di ruang keluarga menonton acara televisi kesukaan jungmin dan jihoon. jimin yang tengah duduk di atas karpet bulu berwarna merah dengan ke dua putranya yang tiduran di kedua pahanya. Sedang ke dua suaminya berada di atas sofa panjang di belakang jimin.

"Mommy, jihoon bosan.." Jihoon yang bangkit dari tidurannya merengek pada mommy nya.

"Jihoon bosan?" Jimin menaikan ke dua alisnya.

"Ne mommy, jihoon ingin main ke taman."

"Baiklah tapi, kita tanya jungmin dulu ne.." Jihoon pun mengangguk.

"Jungmin-ah apa kau ingin main keluar sayang?" Tanya jimin pada jungmin yang tak menghiraukan rengekan saudaranya. Padahal saat jihoon atau jungmin ingin sesuatu pasti yang satunya akan minta juga.

"Tidak mommy jungmin di rumah saja. Filmnya lagi bagus." Jawab jungmin sambil matanya tak lepas dari acara menonton televisi.

"Baiklah kalau begitu.. Ayo jihoonie.."

"Ne mommy." Ke duanya pun beranjak keluar. Jungkook dan wonho melihat istri dan salah satu putranya akan pergi. Wonho pun berinisiatif untuk mengantar karena juga salah satu ayah harus menjaga jungmin.

"Baby, biar ku antar." Ucap wonho.  jimin dan jihoon pun menoleh.

"Tidak perlu papi, jihoon ingin sama mommy saja." Ucap jihoon yang menolak tawaran papinya.

"Tidak apa-apa papi, tak perlu di antar. Kalau begitu aku dan jihoon pergi dulu."

"Hati-hati kalian."

"Ne papi." Ucap jimin dan jihoon bersamaan.

Jimin dan jihoon pun masuk ke dalam mobil dan segera beranjak dari apartemennya. Di dalam mobil jihoon dan jimin saling melempar canda kadang jimin yang tertawa dengan cerita jihoon.

"Oh ya mommy, bagaimana dengan adik jihoon dan jungmin?"

"Eh? J-jihoon... Sabar ne ingin punya adik tidak secepat itu sayang.." Jimin di buat terkejut dengan pertanyaan putranya.

"Terus kapan mommy jihoon ingin seperti taehyun..." Rengek jihoon

"Y-ya sabar dulu ne... Ah kita sudah sampai."

Keduanya pun turun setelah jimin memarkirkan mobilnya. Jihoon seperti lupa akan kata-katanya pada mommy nya saat di mobil tadi..

"Jihoonie jangan lari sayang nanti kau jatuh.." Teriak jimin pada jihoon yang berlari karena kesenangan.

"Mommy... Jihoon ingin ice krim!" Tunjuk jihoon pada mobil van penjual ice krim.

"Ayo ke sana." Jimin pun menggandeng tangan kecil jihoon dan membawanya menuju mobil ice krim.

"Jihoonie mau rasa apa?" Tanya jimin pada jihoon di depan papan menu di mobil ice krim itu.

"Jihoon mau rasa vanila dan cokelat dengan toping choco chips."

"Paman pesan 2 cup jumbo ice krim yang satu rasa vanila dan cokelat dengan toping choco chips dan satunya lagi rasa strawberry dengan toping strawberry dan choco chips." Ucap jimin pada penjual ice krim itu.

"Ne, tunggu sebentar."

Setelah lima menit menunggu pesannan mereka pun siap kemudian jimin dan jihoon mencari tempat duduk yang kosong karena ini hari minggu jadi taman itu banyak sekali pengunjung

.

.

.

"Daddy! Papi!  Jungmin ingin ice krim."

"Sepertinya di freezer masih ada. Sebentar papa ambilkan." Wonho pun berjalan ke arah dapur dan membuka lemari esnya.

"Aish.. Kenapa lupa membelinya kemarin saat belanja bulanan.." Wonho pun kembali keruang tengah.

"Maaf sayang ice krim nya habis. Kemarin lupa membelinya.."

"Yah.. Papi! jungmin ingin ice krim."  Ucap jungmin sambil mengerucutkan bibirnya.

"Bagaimana kita susul mommy dan jihoon ke taman? di sana juga ada penjual ice krim." Ucap jungkook merayu putranya agar mau menyusul jimin dan jihoon karena jungkook merasa khawatir saat jimin dan jihoon pergi keluar hanya berdua.

"Call..." Mereka pun pergi dari apartemen dan menyusul jimin dan jihoon ke taman.

.

.

.

"Mommy kita ke sana yuk.." Ajak jihoon ketempat playground yang ada di taman itu.

"Jihoon ke sana dulu nde.. Mommy ingin di sini saja.."

"Mommy kenapa?" tanya Jihoon yang tampak cemas.

"Kepala mommy tiba-tiba pusing sayang.. Jihoonie ke sana sendiri ne .."

"Tidak! Jihoonie sama mommy ajah di sini." Tolak jihoon saat melihat sang ibu yang tampak meringis menahan sakit. Entah kenapa Jimin tiba-tiba saja merasa pusing, tubuhnya merasa lemas. Jimin yang sudah tak tahan dengan keadaannya sendiri segera menghubungi suaminya.

"𝘠𝘦𝘰𝘣𝘰𝘴𝘦𝘰"

"Kookie hyung, bisa kau menjemput kami?"

"𝘈𝘥𝘢 𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨? 𝘒𝘢𝘮𝘪 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘮𝘢𝘶 𝘮𝘦𝘯𝘺𝘶𝘴𝘶𝘭 𝘮𝘶 𝘬𝘦 𝘵𝘢𝘮𝘢𝘯."

" Hyung tiba-tiba saja kepala ku pusing dan tubuhku juga lemas. Kasihan jihoon tidak jadi main malah berakhir menemaniku."

"𝘕𝘦 𝘵𝘶𝘯𝘨𝘨𝘶 𝘴𝘢𝘫𝘢 𝘥𝘪 𝘴𝘢𝘯𝘢 𝘫𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘬𝘦𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘬𝘢𝘮𝘪 𝘢𝘬𝘢𝘯 𝘴𝘦𝘨𝘦𝘳𝘢 𝘴𝘢𝘮𝘱𝘢𝘪."

"Ne hyung." Jimin mematikan sambungan telepon nya. Dia menatap putranya yang menatap dengan tatapan sedih.

"Sayang kenapa menatap mommy seperti itu?"

"Jihoon minta maaf mommy. Karena jihoon sudah buat mommy kelelahan." Ucap jihoon dengan mengerucutkan bibirnya dan matanya sudah berkaca-kaca.

"Sayang bukan salah jihoon kok.. Sini peluk mommy.." Ucap jimin menenangkan putranya yang merasa bersalah.

Tak berapa lama jungkook, wonho dan jungmin sampai di taman mereka pun melihat mobil jimin berada di sana.

"Mommy kenapa papi?"

"Tidak apa-apa sayang. Sekarang kita cari mommy ne." Ucap wonho sambil menggendong jungmin. Mereka pun mulai mencari keberadaan jimin dan jihoon. Tak berapa lama mereka pun akhirnya melihat keberadaan jimin dengan jihoon yang berada di pangkuannya. Mereka pun menghampirinya.

" Sayang kau tak apa-apa?" Ucap jungkook yang menyentuh bahunya.

"Oh hyung kau sudah sampai?"

" Ne, sekarang ayo kita pulang." Jimin pun mengangguk dan segera beranjak dari sana.

"Daddy hiks.. Maaf karena jihoon sudah membuat mommy sakit. Hiks.."

"Sayang ini bukan karena jihoon, jihoon tau kan sakit itu bisa datang tiba-tiba." Jihoon pun mengangguk

"Jadi ini bukan salah jihoon. Sekarang jihoon mengerti kan?" Jihoon pun kembali mengangguk.

"Kajja kita pulang!" Mereka pun mulai berjalan menuju mobil mereka, namun beberapa langkah akan sampai jimin merasa pandangannya menggelap dan jatuh tak sadarkan diri dan beruntungnya jungkook berada di sampingnya dengan sigap jungkook memegangi tubuh jimin yang lemas.

"Jimin! sayang bangun lah. Sayang?! kau kenapa?!" Ucap jungkook yang kini tampak panik sambil menepuk nepuk pipi jimin.

"Mommy!" pekik jungmin dan jihoon bersamaan.

"Hyung kita bawa kerumah sakit sekarang." ucap Wonho sambil membuka pintu mobilnya.

Jungkook segera mengangkat tubuh jimin ke mobil dan segera membawanya ke rumah sakit.

𝙎𝙠𝙞𝙥

"Enghhh.." Lenguhan terdengar dari bibir jimin. Kemudian jimin mulai mengerjapkan matanya.

"Mommy sudah bangun!" Ujar jungmin yang saat ini berada di samping jimin.

"J-jungmin mommy ada dimana sayang?"

"Mommy di rumah sakit."

"Eoh? Di rumah sakit? Jihoon dimana jungmin?"

"Jihoon tidur mommy."

"Sayang kau bangun?" Ucap jungkook yang kini menghampiri jimin

"Ne hyung, wonho ke mana?

"Wonho memanggil dokter ke sini."

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Pintu kamar rawat milik jimin terbuka menampakkan wonho bersama dokter di sana. Dokter pun mendekat ke arah jimin dan mulai memeriksanya kembali.

"Bagaimana perasaan tuan sekarang?" Ucap dokter itu pada jimin.

"Lebih baik dok."

"Baguslah dan saya juga mau menyampaikan sesuatu." Sang dokter mulai menatap satu persatu orang yang ada di dalam sana.

"Sesuatu apa dok?" Ucap wonho yang mulai penasaran.

"Saya mau bertanya pada tuan jimin. Apa beberapa hari tuan punya keluhan seperti mual, pusing, tubuh yang mudah lelah dan lemas?"

"Tidak dok baru tadi saya merasakan pusing tiba-tiba dan tubuh terasa sangat lelah dan akhirnya pingsan."

"Kenapa memangnya dok? Apa terjadi sesuatu?" Ucap jungkook yang mulai khawatir.

"Ya tuan, telah terjadi sesuatu pada tuan jimin. Tuan jimin saat ini sedang mengandung dan usia janinnya baru satu minggu."

"A-apa?" Ucap jimin sambil membelalakkan matanya.

"Ne tuan selamat. Kalau begitu saya permisi dulu." Dokter pun meninggalkan ruang rawat itu. Di sana jimin masih mencoba mencerna kata-kata sang dokter. Jungkook dan wonho pun mendekati jimin yang masih diam.

"Sayang kau kenapa hum?"

"Kenapa kau diam saja baby? apa kau tak suka dengan kabar ini?"

"Ah apa?.. Em.. Daddy... Papi... Apa benar kata dokter tadi?"

"Benar mommy, kau tak salah mendengarnya.." Ucap jungkook yang terkekeh melihat jimin dengan mode blank nya.

"Papi.. Daddy.. Mommy kenapa? Kata dokter mommy sakit apa?" Ucap jungmin yang penasaran

"Jungmin-ah apa kau masih menginginkan adik?"

"Ne Daddy.."

"Kalau gitu kamu akan mendapatkannya."

"Maksud Daddy?"

"Jungmin akan punya adik. Sekarang di perut mommy sudah ada calon adik jungmin dan jihoon!"

"Benarkah?! Yeayyyyy... Jungmin dan jihoon mau punya adik.." Ucap jungmin yang senang dengan kabar itu dan dia pun berlari mendekati jihoon yang tertidur.

"Jihoon.. Jihoon.. Jihoonie.. Bangun.." Ucap jungmin sambil membangunkan saudara kembarnya.

"Eoh.. Ada apa jungmin-ah?" Ucap jihoon yang masih mengantuk sambil mengusap matanya.

"Jihoon di perut mommy sudah ada adik kita..!" Ucapan jungmin membuat jihoon yang tadinya mengantuk menjadi hilang dan membuka matanya lebar.

"Benarkah? Mommy benarkah yang di katakan jungmin?" Jihoon yang sudah bangun berlari menghampiri mommy nya.

"Benar sayang di perut mommy ada calon adik kalian." Ucap jimin sambil mengusap perutnya yang masih datar.

"Yeayyyyy.. Jihoon punya adik... Horeeeee..."

"Yeayyyy.. Jungmin jadi kakak.."

Melihat ke dua putra kembarnya yang antusias jimin, jungkook dan wonho tertawa gemas melihat tingkah kedua putra kembarnya itu.

Jimin merasa bersyukur telah mendapat kebahagiaan yang mungkin tak dimiliki keluarga lainnya. Dengan datangnya wonho dan jungkook, keduanya membawa masing-masing kisah untuknya dan berlanjut dengan hadirnya kedua malaikat kecil dan satu calon bayi yang saat ini masih berada di perutnya.

Semoga kebahagiaan selalu menyertai di setiap langkah dan jalan hidupnya.

𝙀𝙉𝘿


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C24
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login