Baixar aplicativo
41.66% Love bad boy / Chapter 10: part 10

Capítulo 10: part 10

Seorang namja manis sedang duduk di bangku taman sendirian pandangan lurus ke depan dengan tatapan kosong dengan pikirannya melayang entah kemana.

Sudah tiga hari dongsaeng nya hilang tanpa kabar. Sedang wonho kekasih sang adik berada di rumah sakit karena menjadi korban pemukulan oleh orang tak di kenal. kepalanya terluka dan kehilangan ingatannya alhasil dia tak dapat dimintai keterangan.

"Akhhhhh.. Jimin kau dimana eoh..? Kenapa kau menghilang seperti ini.. Hiks.. H-hyungdeul mencemaskan mu.. J-juga appa.. Hiks.. K-kau dimana.. Hiks.. Hiks.." Kyuhyun benar-benar frustasi, kemana lagi dia harus mencari adik manisnya.

•••

Ditempat lain jimin sangat ingin terlepas dari iblis bernama jeon jungkook. Tiga hari berada dalam kungkungan jungkook benar-benar membuatnya putus asa hidupnya seperti di neraka.

Bagaimana tidak? Jungkook setiap hari menggunakan tubuh jimin sebagai pelampiasan nafsunya. Jimin sudah seperti jalang bagi jungkook.

Seperti saat ini jungkook menyetubuhi jimin tak kenal lelah . Meski jimin memohon agar dilepaskan, sama sekali tak dihiraukan oleh jungkook.

"AKHHHHHH... H-hentikan.. Hiks.. j-jungkook k-ku... mohon h-hentikan... ini s-sakit j-jungkook.. Ahhh.. Sshh.. Hiks..hiks.."

"Sayanghh.. Kau nikmathh.. Ahhh"

Jungkook menulikan pendengarannya dia terus menumbuk lubang jimin dengan brutal tak memperdulikan rasa sakit yang dirasakan oleh jimin.

Jimin merasa benar-benar hancur saat ini.

"W-won wonho-ah.." Lirih jimin tanpa sadar menyebut nama kekasihnya dengan air matanya yang mengalir deras. Jungkook yang mendengar jimin menyebut nama adiknya langsung berhenti dari kegiatannya seakan tersadar dengan apa yang dilakukannya.

apa jimin membencinya sampai jimin tak ingin menyebut namanya lagi.

Jungkook Memandang wajah jimin yang tanpa ekspresi menatapnya kosong seakan tak memiliki semangat hidup lagi. Dia telah membuat jimin nya seperti ini.

Jungkook menyentuh pipi pucat jimin yang menirus mengelusnya lembut. Jungkook merasa bersalah pada jimin karena egonya dan menyakiti jimin sampai seperti ini.

"M-maaf.." Setelah mengucapkan kata maaf jungkook melihat jimin menutup matanya dan tak sadarkan diri.

"Jimin.. Jimin-ah.. Ya tuhan, apa yang kulakukan selama ini?!" Jungkook mengusap wajahnya kasar. Kemudian beranjak dari ranjang dan menuju kamar mandi membersihkan dirinya. Setelahnya dia membantu membersihkan tubuh jimin.

Saat dia akan membersihkan selangkangan jimin, jungkook terkejut dengan apa yang dia lihat.

Darah segar terus keluar dari lubang jimin.

"Ya tuhan, apa yang sudah ku lakukan? Kenapa jadi seperti ini?"

Dengan cepat jungkook meraih selimut untuk menutupi tubuh jimin. Dengan cepat jungkook mengangkat tubuh jimin dan membawanya keluar untuk pergi ke rumah sakit.

"Jin hyuuung.. Tolong siapkan mobil!"

Dengan panik jungkook langsung melesat kearah mobil dengan tubuh jimin di tangannya.

Seokjin yang sedang bersantai di sofa ruang tengah terkejut mendengar teriakan jungkook dan mengejar jungkook yang sudah berada di depan mobil.

"Ada apa kook? Apa yang terjadi? Kenapa banyak darah di selimut itu?"

"Sudah lah hyung penjelasannya nanti saja kita harus segera ke rumah sakit."

Seokjin pun dengan cepat menghidupkan mobilnya. beranjak dari halaman rumah itu dan segera meluncur ke rumah sakit.

"Jimin-ah maaf, maafkan aku!" Ucap jungkook sambil memeluk tubuh lemah jimin.

Sesampainya di rumah sakit jungkook segera mengangkat tubuh jimin dan mencari bantuan.

"Dokter.. Dokter.. Tolong bantu aku.."

"Ada apa ini? Jungkook! Apa yang terjadi?" Tanya seorang dokter pada jungkook. Dan Dokter itu adalah teman baik dari sang appa jungkook, kim heechul.

"Cepat dokter kim, tolong kekasihku.." 

"Suster siapkan brankar nya dan segera bawa ke unit gawat darurat."

"Baik dok!"

Tubuh jimin segera dibawa untuk segera mendapat penanganan. Jungkook sangat gelisah dengan jimin yang sedang berada di dalam sana.

"Jungkook tenanglah jimin akan baik-baik saja."

"Tidak hyung ini semua salahku.."

Tanpa sadar air mata jungkook mengalir deras dia sangat menyesal dengan apa yang telah ia perbuat.

•••

Di rumah sakit yang sama jeon wonho terbaring di atas tempat tidur pesakitan nya sedang menikmati makan siangnya.

"Appa siapa jimin itu? Kenapa orang-orang itu selalu menanyakannya padaku?"

"Mereka bilang dia kekasihmu. Apa kau sama sekali tak mengingatnya nak?" Ucap tuan jeon pada putranya.

Dia tak menyangka putranya sampai kehilangan ingatan. Seberapa keras pukulan yang di terima oleh putranya hingga wonho kehilangan sebagian ingatannya. tapi tuan jeon masih bersyukur karena hilangnya ingatan wonho hanya sementara sampai trauma yang terjadi pada otaknya hilang.

"Entahlah appa, tapi setiap aku tidur selalu mendapat mimpi yang sama."

"Mimpi? Mimpi apa sayang?" Tanya nyonya jeon penasaran.

"Di mimpiku selalu muncul namja manis bertubuh mungil selalu datang padaku dengan menangis. Dia selalu datang dan berkata padaku 'Wonho-ah tolong aku, ini sakit sekali' selalu Berulang-ulang setiap aku tertidur." Ucap wonho sambil mendongakkan kepalanya keatas dengan mencoba mengingat mimpi-mimpinya itu.

"Segeralah sembuh sayang agar kau mengingat semuanya." Ucap nyonya jeon sambil mengusap belakang kepala putranya.

"Semoga eomma.."

"Yeobo, aku akan ke kantor sebentar untuk mengurus pekerjaan yang tertunda beberapa hari ini."

"Ne hati-hati. Aku yang akan menjaga wonho."

"Baiklah aku pergi."

Tuan jeon pun keluar dari kamar rawat puteranya. Dia bergegas keluar dari rumah sakit untuk menyelesaikan pekerjaannya yang sudah tertunda. Namun saat melewati unit gawat darurat di melihat jungkook dan sahabatnya seokjin yang berada di sana. Wajah mereka tampak gelisah.

"Jungkook? Seokjin? Kenapa mereka ada disini? Siapa yang ada di dalam sana?" Dengan rasa penasaran, tuan jeon pun menghampiri putranya.

"Jungkook, apa yang kau lakukan disini?"

Jungkook pun terkejut dengan hadirnya tuan jeon di sana dia bingung harus menjawab apa pada sang ayah. Dan berharap dokter tak keluar saat ini.

"A-appa.. K-kenapa ada di sini..?"

"Appa bertanya padamu jungkook!" Tuan jeon berucap dengan dingin karena curiga dengan gelagat dari putra sulungnya ini.

"A-aku..."

𝘾𝙚𝙠𝙡𝙚𝙠

Pintu ruangan di depan mereka menampilkan dokter yang menangani jimin tadi. Dokter itu pun melangkah menghampiri jungkook dan tuan jeon yang berada di sana.

"Jungkook-ah, bisa kita membicarakan keadaan kekasih mu di ruangan saya?"

"Kekasih? Siapa maksudmu kim?" Tanya tuan jeon pada jungkook dan menoleh pada dokter yang menjabat sebagai teman baiknya.

"Kekasih putramu siwon-ah. Park jimin dia sedang ada didalam, Dia pasienku. Baiklah bisa kita bicara di ruangan ku?"

Tuan jeon benar-benar terkejut dengan apa yang dikatakan dokter kim. "Park jimin" Ternyata putranya sendiri yang menculik pemuda itu. Namun kenapa dan untuk apa dia menculik pemuda itu.

"Jungkook setelah ini jelaskan semuanya pada appa!"

Jungkook menunduk takut, dia benar-benar takut dan bingung saat ini. Namun dia harus tahu keadaan dari jimin nya. Jungkook pun mengikuti dokter kim keruangan nya dan ayahnya sudah lebih dulu berjalan di depannya.

"Baiklah duduklah dulu kalian berdua. Aku akan menjelaskan semuanya pada kalian. Dan satu pertanyaan untukmu jungkook.

Maaf bukannya aku ingin menghakimi mu hanya saja untuk memastikan."

"N-ne dok silahkan tanyakan saja."

"Apa kau yang melakukannya?"

"Melakukan apa maksudmu heechul-ah." Tanya tuan jeon penasaran.

"Hey, diam lah dulu Siwon-ah aku bertanya pada anakmu."

"Ishh.. Kau ini! aku ingin tahu!"

"Mangkanya jeon diam lah kalau kau ingin tahu."

"Hah.. Terserah.."

"Jungkook katakan!" Ucap dokter kim pada jungkook yang diam menunduk.

"N-ne dok, a-aku yang melakukannya."

"Hahhh.. Baiklah sekarang aku akan menjelaskan semuanya." Terdengar helaan nafas dari heechul.

"Dari hasil pemeriksaan yang kulakukan terdapat luka robek pada lubang anusnya dan juga luka pada rectum nya. Darah yang tadinya keluar pada lubang anusnya juga sudah berhenti. Sudah diberikan transfusi darah karena banyaknya darah yang terus keluar. Saat ini dia mengalami trauma karena kejadian yang telah menimpanya. Dia sudah dipindahkan dikamar rawat. Baiklah itu saja dan maaf aku pergi dulu ada beberapa pasien yang harus ku periksa. Permisi."

Keduanya masih diam ditempat setelah mendengar penjelasan dokter kim. Dokter kim pun tahu keduanya butuh bicara maka dari itu dia membiarkan tuan jeon dan putranya di dalam ruangan itu.

"Jelaskan!" Ucap tuan jeon dengan nada yang dingin menuntut penjelasan dari putra sulungnya.

"A-appa aku.."

𝘽𝙐𝙂𝙃..

𝘽𝙍𝙐𝙐𝙆..

Tuan jeon melayangkan pukulan pada jungkook hingga ia tersungkur ke lantai dingin ruangan itu.

"BRENGSEK! APA APPA PERNAH MENGAJARIMU MENJADI SEORANG BAJINGAN HAH! KAU TAHU SIAPA ORANG TUA JIMIN,DIA REKAN BISNIS SEKALIGUS SAHABAT APPA. ya tuhan aku benar-benar tak menyangka semua ini. Sekarang jawab kenapa kau melakukan ini? Dan untuk apa hum?"

"A-aku mencintainya appa."

"Kau mencintainya? Kau tahu dia kekasih wonho adikmu.. Apa kau gila kalau kau juga mencintainya bersaing lah secara sehat bukan seperti ini."

"Aku tahu appa semua yang ku lakukan salah."

"Kau tahu ini salah kenapa kau melakukannya? Kau harus bertanggung jawab atas apa yang kau lakukan ini."

Tuan jeon pun pergi dari ruangan itu dan jungkook yang masih di lantai menangisi kebodohan yang telah ia perbuat.

•••

"Jae-ah apa sudah ada kabar dari jimin?"

"Belum appa, sampai saat ini belum ada kabar tentang jimin."

"Ya tuhan, dimana kau saat ini jimin? Appa sangat merindukanmu."

Saat ini tuan park dan putranya jaehyun berada diruang kerja tuan park. berhari-hari tuan park tidak kekantor nya karena masih memikirkan putra manisnya yang belum juga kembali.

"Appa! Appa!" Terdengar teriakan dari luar ruangan keduanya pun keluar dan mendapati kyuhyun berlari kearah appa nya.

"Appa sudah ketemu.."

"Apa maksudmu kyuhyun-ah?"

"Jimin! jimin sudah di temukan!"

Ucap kyuhyun dengan antusias.

"Tadi, aku mendapat kabar dari seseorang dia bilang dia rekan bisnis appa. Namanya jeon siwon"

"Jeon siwon? Dia rekan bisnis dan sahabat appa. Bagaimana keadaan adikmu sekarang?"

"Dia berada di rumah sakit sekarang."

"Kita kesana sekarang."

𝙎𝙠𝙞𝙥

Mereka pun sampai di rumah sakit dengan berlari kecil menuju meja resepsionis.

"Maaf, permisi suster bisa kau tunjukan kamar rawat dari pasien bernama park jimin."

"Ne tuan, tunggu sebentar."

Suster itu pun menatap komputer didepannya untuk mencari data nama dan nomor kamar. Tak berapa lama suster itu pun menemukannya.

"Pasien bernama park jimin berada di kamar rawat VIP lantai 3."

"Terima kasih"

Mereka pun segera berjalan ke arah lift dan menuju ke lantai 3. Setelah sampai mereka menyusuri lorong itu dan akhirnya menemukan kamar rawat yang dituju. Kyuhyun membuka pintu itu dan terlihat di sana seorang pria paruh baya yang duduk didekat ranjang pesakitan itu dan juga jimin yang masih terbujur lemah dan mata yang masih terpejam.

"Ah.. Kalian sudah datang rupanya."

"Siwon-ah apa benar kau yang menemukan putraku?" Tanya tuan park saat sudah berada didekat ranjang jimin dan menggenggam tangan mungil putranya.

"Ya, aku menemukannya saat berada di daegu."

"Daegu? Sejauh itu?" Tuan park terkejut dan membelalakkan matanya tak percaya.

"Iya.. Waktu itu aku sedang berjalan kesebuah rumah makan untuk makan siang. Sebelum sampai di restoran aku melihat kerumunan orang-orang di jalan karena penasaran akhirnya aku pun melihatnya dan ternyata dia jimin yang sedang pingsan dan akhirnya aku membawanya kembali kesini segera. Karena aku takut hal buruk terjadi padanya." Tutur siwon panjang lebar pada sahabatnya donghae meski dalam hatinya merasa bersalah karena menutupi kelakuan bejat putranya.

"Terima kasih siwon-ah. Dan.. Bagaimana keadaan wonho? Aku belum sempat melihatnya."

"Dia baik-baik saja, namun masih belum bisa mengingat kejadian yang menimpanya."

"Aku turut prihatin untuk anakmu"

"Ne, terima kasih. Baiklah aku harus segera pergi karena masih ada pekerjaan yang harus ku selesaikan."

"Ne. Sekali lagi terima kasih"

"Hm."

Siwon pun pergi dari kamar rawat jimin dengan rasa yang sangat bersalah pada Donghae. Saat berjalan keluar dari rumah sakit dia melihat jungkook masih berada di rumah sakit itu tepatnya dia duduk diruang tunggu dengan menunduk.

"Jungkook.."

Jungkook pun mendongakkan kepalanya dan melihat appa nya berada dihadapannya.

"A-appa.. Bagaimana keadaan jimin?"

"Kenapa? Kau masih berani menanyakannya? Padahal kau sendiri yang melakukan ini padanya. Kau tahu apa benar-benar malu dengan perbuatan mu. Appa merasa bersalah pada teman appa karena menutupi perbuatan bejatmu itu. Appa juga kecewa dengan apa yang kau lakukan pada adikmu sampai dia kehilangan ingatannya."

"Maaf.. Maafkan aku.."

"Sudahlah appa akan kekantor. Kau pulanglah."

Setelah appa nya pergi, jungkook pun beranjak dari sana dan ke tempat seokjin untuk menenangkan diri.

𝙏𝙗𝙘


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C10
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login