"Kau tidak perlu setegang itu," Ucap Ian.
Ron melirik pria bermata sayu itu dengan sinis, "Aku harap aku dapat melakukannya. Namun bertemu dengan orang yang sudah menghancurkan markasku adalah hal yang berat, terlebih ketika aku mengetahui bahwa ia adalah perempuan."
Nicko tertawa, "Fakta bahwa ia perempuan membuatmu berpikir bahwa ini akan lebih menyulitkan, kan? Kita semua tahu bahwa perempuan adalah pendendam nomor satu yang akan mengingat setiap detail kesalahanmu."
"Eng.. Aku tidak tahu itu karena aku dikelilingi oleh saudara laki-laki. Namun jika Black sungguh seperti itu, maka itu akan merepotkan?" Jawab Ron.
Di kursi belakang, Frank berdehem, "Maaf, aku rasa hanya kau di sini yang memahami itu Nicko. Kami tidak hidup dikelilingi oleh saudara perempuan sepertimu."
Ian terkekeh, "Itu benar. Hanya kau di sini yang sejak lahir mendapat penyiksaan batin seperti itu."
"Trimakasih, teman-teman." Ucap Nicko yang duduk di samping Frank.