Davie.
Aku masih mengambil ancang-ancang untuk bisa berlari kencang setelah aku memutuskan untuk berhenti. Maksudnya, kali ini aku benar-benar akan fokus pada kehidupanku dan tidak dulu mengurusi masalah cinta-cintaan.
Sepertinya memang aku ini belum sanggup betul menjalin hubungan dengan orang lain lagi setelah kehilangan Qiana. Aku tidak mau terburu-buru mencari penggantinya dan merasa perlu segera melupakanan Qiana.
Aku masih sangat mengingat bagaimana rasanya mendengar berita tentang seseorang yang aku cintai memutuskan untuk bertunangan dengan lelaki lain. Ya, bagaimana aku bisa melupakan kalau kejadiannya saja masih beberapa waktu lalu. Bahkan jika dihitung dengan jari pun belum ada satu minggu.
Ucapanku memang kadang terdengar sangat ambigu. "Gue lihat, kayaknya ada yang beda sama lo." Bayu mendekatiku dan mengatakan isi hatinya.
"Apa? makin ganteng?" candaku.