Rado
Ini mungkin keputusan yang agak gila yang aku ambil. Meminta Qiana untuk bertunangan denganku itu adalah hal yang mustahil. Kemungkinan berhasil 80:20. Delapan puluh dia menolak dan dua puluh dia menerima. Tapi apa salahnya aku mencoba. Aku rasanya sudah tidak bisa mendapatkan cara lagi agar hubungan ini tidak jalan di tempat.
Entah kenapa aku tiba-tiba memiliki ide seperti itu. Pulang dari acara panti asuhan tadi, membuatku semakin menggebu untuk mendapatkan Qiana. Meskipun aku tahu, rasaku yang menggebu tersebut jelas saja akan berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan oleh Qiana terhadapku.
"Ini terlalu sulit, Bang." Saat aku mengatakan keinginannku, jawaban itu meluncur dari bibirnya. Aku tahu ini akan terjadi. Tapi setelah aku tahu dia mengatakan itu entah kenapa justru aku merasakan kekecewaan.