Qiana
Mungkin kalau sekarang ini kami ada di dalam sebuah drama, akan ada lagu sendu yang mengiringi situasi sekarang ini. Kami dalam satu frame, dengan keadaan yang canggung luar biasa. Aku, Davie, dan Bang Rado. Berdiri berhadapan dan tanpa ada kata yang keluar sejak tadi. Tidak aku, Davie, apalagi Bang Rado.
Sepertinya, bibir kami benar-benar kehilangan kuncinya sampai hanya untuk terbuka sekedar basa-basi saja tak bisa. Tapi untungnya Bang Rado bersuara. "Sudah malam. Kamu masuk dulu." Aku tidak tahu bagaimana wajah Bang Rado sekarang, tapi aku bisa mendengar bagaimana tenangnya suara lelaki itu. Menandakan jika kedatangan Davie ke tempat ini benar-benar tak berpengaruh apapun akan hatinya.
"Abang mau pulang sekarang?" aku hanya memastikan.