Baixar aplicativo
95.58% I don't know you, but I Married you / Chapter 498: Hamil ga sih

Capítulo 498: Hamil ga sih

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.

Lampu redup sepertinya menjadi pilihan Kay saat ini. Dia tengah asyik menggerakkan pinggulnya maju dan mundur sementara Kiran sendiri sedang menungging di depannya.

"Ahhh...Mashhh...." Desah Kiran pelan. Sudah lama tak bercinta membuat Kay merasakan nikmat tiada tara setiap kali miliknya masuk dan keluar. Perlahan-lahan Kiran sedikit menegakkan badannya, tangannya dia letakkan di bahu tempat tidur. Dengan posisi seperti ini Kay dengan mudah meraih payudara milik istrinya. Keduanya dia pegang seolah menandakan itu miliknya. Sesekali dia remas, dia memilin puncaknya dengan gemas.

"Aku sayang kamu..." Bisik Kay menggoda dan disusul oleh ciuman dipipi dan leher Kiran. Pinggul mereka berdua masih bergerak dengan bersamaan. Tiap kali Kay turun, pinggul Kiran ikut turun begitupun sebaliknya ketika Kay menekan miliknya otomatis pinggul Kiran ikut naik. Suara peraduan mereka bahkan terdengar tapi...tak sampai berisik. Mereka sadar di ruang sebelah ada Keyla. Kiran memutar badannya. Mendekap Kay sambil berciuman. Dilumatnya bibir Kay dengan nafsu yang memburu. Dia juga sama-sama merindukan badan suaminya. Rasanya sudah lama dia tak mendekap otot-otot kekar sang suami yang kian menggoda saat memeluknya.

"Aku diatas..." Ucap Kiran membuat Kay otomatis membaringkan badannya sendiri. Miliknya sudah siap masuk bahkan sekarang sudah berdiri sempurna. Tangan istrinya membimbing pusaka itu ke liang seharusnya dan ya....kenikmatan itu kini bergerilya disekujur tubuh Kay. Melihat istrinya dari bawah begini merupakan pemandangan terindah selain panorama alam. Rambutnya yang panjang terlihat berantakan tapi itu tak mengurangi kecantikan Kiran, payudaranya yang naik turun seakan menambah keindahan lekuk tubuh istrinya yang selalu saja terlihat sempurna dimata Kay. Itu tubuh model yang selalu Kiran jaga agar Kay tak beralih ke wanita lain. Kiran tahu jika suaminya itu cenderung melihat wanita-wanita dengan tubuh tinggi, ramping dan tentu saja berambut panjang. Ukuran pertama yang Kay lihat dari seorang wanita memang fisik jadi tak salah jika mantan Kay pasti merupakan wanita-wanita cantik yang mungkin pantas masuk Miss Indonesia. Kedua tangan Kay diletakkan dipinggang sang istri seakan mengajari pinggulnya agar bergerak kearah yang tepat. Kiran hanya memaju mundurkan pinggulnya dengan tangan yang sesekali memegang otot-otot keras suaminya. Bagi Kiran pun sama. Rasanya begitu bergairah akibat sudah lama tak disentuh suaminya. Semua bagian tubuhnya yang dipegang Kay begitu sensitif dan terhubung langsung ke syaraf-syaraf yang membangkitkan nafsunya.

"Ahhh..." Giliran Kay yang merasa keenakan. Desahannya tak segan keluar dari bibir tipisnya. Dia ingin merasakan lebih dan lebih lagi. Bercinta dengan Kiran tak cukup satu kali. Oleh karena itu secepat kilat dia membalikkan posisinya. Kay ingin yang menguasai Kiran sekarang. Giliran dia yang memberikan kepuasan. Kay senang berada diatas dan melihat ekspresi istrinya saat bercinta. Kedua kaki Kiran sudah dia naikkan keatas dadanya tinggal gerakannya saja dia percepat. Rasanya sejak tadi berbagai gaya sudah dia coba tapi tetap saja selalu merasa ingin yang lain. Punya istri cantik dan menarik begini tak ingin Kay sia-siakan. Kay jadi ingat pertama kali dia bisa jatuh cinta dengan Kiran. Hanya karena sebuah kalung. Ya…hanya karena dia membantu Kiran untuk mencarikan kalung, Kay langsung jatuh hati. Mata Kay kini menangkap kalung berhuruf K yang bergerak kesana kemari disekitaran dada Kiran. Kalung itu terus mengikuti gerakan tuannya. Kay membungkuk, dia berhenti sejenak untuk mencium Kiran. Dia mencium bibirnya dengan panas, pipinya dengan lembut dan tak lupa memberikan tanda merah di lehernya. Kay ingin menjadi orang yang pamer. Dia ingin memberitahu dunia dan siapapun yang melihat istrinya bahwa Kiran telah ada yang memiliki, jadi jangan sampai ada yang berani-berani menganggunya. Kiran meremas gemas lengan berotot Kay. Tangannya tak bisa diam untuk menyentuh setiap bagian tubuh suaminya. Jemarinya dengan lentik menari-nari di punggung Kay yang sedikit basah akibat keringat yang terus menerus keluar. Sepertinya ini memang olahraga yang menyenangkan dan tentu saja nikmat.

"Ah…Mash…" Sorak Kiran saat pelepasannya datang begitupun Kay yang siap membuncahkan miliknya.

"Yang…ahh…bentar lagi…." Kay bergumam sendiri dan semakin mempercepat gerakannya. Dalam hitungan detik semua cairannya pun keluar dengan dahsyat memberikan sensasi hangat didalam sana. Dinding Rahim istrinya itu seperti memijat pelan miliknya. Kay ambruk dalam pelukan Kiran. Nafasnya tersenggal seperti habis lari berpuluh-puluh kilometer. Setelah yakin semuanya telah tertumpahkan Kay berguling kesamping, menarik selimutnya dengan kaki agar tak terlalu vulgar bertelanjang ditempat tidur, bisa bahaya jika Keyla tiba-tiba terbangun dan berlari kearah mereka.

"Mudah-mudahan cepet jadi nih dedenya.." Kay mengusap-ngusap pelan perut Kiran sementara istrinya hanya tersenyum kecil sambil membenarkan posisi. Dia merapatkan diri kebadan Kay dan tentu saja tanpa ragu memeluk pinggangnya.

"Kebelet banget pingin punya anak, ga cukup apa Keyla?."

"Aku pingin punya jagoan supaya ada yang jagain kakaknya."

"Kalau keluarnya perempuan lagi gimana?."

"Ya bikin lagi."

"Enak aja…" Kiran menepuk dada suaminya.

"Keyla tuh kayanya pingin punya adik perempun Mas…"

"Kalo punya anak laki-laki, seengaknya ada yang jagain ibunya, jagain Keyla kalo aku ga ada."

"Kok ngomongnya gitu?."

"Inikan kalau, misal gitu loh. Ga ada tuh maksudnya aku pergi kemana gitu, kerja, atau dinas kemana…"

"Kata Mas, kalo kita pergi-pergi dinas pasti bakalan sama-sama. Aku bakalan ikut begitupun anak-anak."

"Nanti kalo Keyla sekolah gimana?, udah ga bisa diajak-ajak lagi."

"Ah…ga kerasa deh ya, tahu-tahu Keyla sekolah.."

"Aku sekarang ngerti kenapa daddy dulu pingin punya anak lagi, ternyata rasanya gini, ga ada Keyla seminggu aja aku udah kesepian."

"Ya tapi punya anak tuh diurusin bukan tahu bikin sama keluar doang…"

"Aku urusinlah, itu buktinya Keyla aku urusin. Dia dari buka mata sampe merem lagi juga aku liatin."

"iya jadi aja nyariinnya Mas terus, ini kalo ayahnya dinas, bundanya bingung."

"Dengerin aku…" Kay meraih tangan Kiran dan menggenggam diudara.

"Aku tuh udah bikin perjanjian sama daddy sama mommy dulu pas nikahin kamu. Aku kalau nakal lagi, aku selingkuhin kamu, aku nelantarin anak-anak aku, aku bakalan dicoret jadi keluarga Seazon sama keluarga Adelard. Jadi…rasanya ga mungkin aku main cewek lagi apalagi sampe lupa anak, aku bisa sengsara kalau kaya gitu. Misal nih aku cerai dari kamu, aku bisa jadi gelandangan dijalan makannya selama aku bener aku pasti bakalan usahain supaya kita ga pisah. Emang kamu dikit-dikit mikirnya kesana.....terus. Ga sayang apa?."

"Aku tuh sebenernya bukan mau pisah, aku cuman kasian aja kalo ayah nyalahin Mas terus. Aku juga cape mikirin itu. Kalau aku ga sayang, udah aku biarin ayah mau gimana juga, ga usah cape mikir."

"Makannya kalau punya pikiran tuh dibagi sama suaminya, jangan dipikirin sendiri. Kamu tuh kebiasaan ya dari dulu ga berubah. Sekarang aku pisahin kamu sama ayah, aku juga ga sampe hati sayang kaya gitu. Ibarat aku dipisahin sama mommy, aku pasti ga mau…"

"Kalau gitu maafin ayah…"

"Aku ga marah jadi ga perlu ada yang dimaafin, aku cuman pingin dia berubah. Berubah dari kebiasaan dia yang suka berpikiran buruk tentang aku. Sabar oke?, kamu udah komitmen sama aku.."

"Iya, ini aku nurut."

"Ya udah kamu istirahat, kamu tidur sebelum Keyla bangun."

"Mas mau kemana?."

"Pingin ke air dulu bentar terus liat Keyla." Kay mengecup kepala istrinya sebelum pergi ke kamar mandi.

"Sebenernya aku hamil ga sih ini?." Kiran bergumam sendiri. Sejujurnya dia yakin tak yakin dengan keadaanya. Saat ditanya Kay tadi, Kiran bilang dia belum hamil tapi rasanya dia seperti ibu hamil. Kiran harus segera melakukan tes kehamilan.

***To Be Continue


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C498
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login