Baixar aplicativo
87.33% I don't know you, but I Married you / Chapter 455: Operasi kecil

Capítulo 455: Operasi kecil

"Bu..na..." Suara Keyla terdengar membuat Kay segera mencari celana pendeknya. Mata Keyla kini mengedip-ngedip seakan mencari dimana orang tuanya. Kini dia terperanjat duduk, dia bingung dengan wajah hampir menangis.

"Disini sayang." Panggil Kay membuat Keyla menoleh. Anak itu turun dan menghampiri orang tuanya. Kay segera meraih anaknya dan memangkunya.

"Masih ngantuk ya?." Kay mendekap Keyla menciumi kepala anaknya sementara Kiran masih sibuk mencari baju tidurnya namun sepertinya sudah terlambat. Dia pasrah. Kini Kiran ikut bersandar dengan selimut menutupi badannya.

"Bu..na ga da.."

"Bunda ada, Keyla ga liat." Kiran menjawab.

"Keyla tidul endili..." Keyla dengan sedih.

"Engga sendiri, ada ayah ada bunda cuman beda kasur aja."

"Keyla ga mau.."

"Eh..belajar dong, lagian darisana juga keliatan sayang, nanti Bunda sama ayah madepnya ke arah Keyla deh." Kiran membujuk.

"Eh coba sini liat ayah, matanya gimana sekarang?." Kay memandang wajah anaknya.

"Duh warnanya udah merah gini. Harus cepet ke dokter. Sakit ga sayang?" Tanya Kay. Anak itu menggeleng kecil.

"Mandi yuk..kita ke dokter supaya cepet sembuh." Ajak Kay namun Keyla kembali menjatuhkan dirinya kepelukan Kay. Dia masih lemas habis bangun tidur. Kay mengusap-usap rambutnya dengan sayang.

"Yayah bau acem.." Keyla berkomentar setelah cukup lama diam. Kiran tertawa kecil.

"Bau acem?masa sih?."

"Yayah ga ake baju.."

"Ayah habis olahraga sayang." Jawaban Kay disambut cubitan Kiran.

"Ehm..Keyla juga bau acem nih, pake banget ini.." Canda Kay sambil menutup hidungnya. Keyla memukul pelan Dada Kay.

"Eh Keyla itu anak Ayah Kay atau Papa Jay ya?kok wajahnya mirip Papa Jay?."

"Yayah Kay."

"Ah...Papa Jay kali." Kay menggoda. Ini adalah candaan yang dibenci Keyla. Dia tak suka Kay tak mengakuinya sebagai anak sementara Kiran tersenyum-senyum saja. Jelas mirip Jay juga karena mereka kembar.

"Yayah Kay!!" Teriak Keyla.

"Coba liat?ih...ini sih kakaknya Zidan."

"Ngga!!" Keyla marah.

"Coba ayah liat lagi, iya mirip Papa Jay."

"Aku nak...yayah....Kay..." Keyla kini merengek dan menangis kecil.

"Iya...iya bercanda sayang. Jangan nangis."

"Keyla...nak ...yayah Kay...Buna...." Keyla segera berpaling pada ibunya. Dia sedih. Keyla beranjak ke pangkuan ibunya.

"Mas sih..." Kiran menyalahkan.

"Keyla anak Ayah Kay sama Bunda Ran, iya gitu pinginnya?." Kay mengintip wajah Keyla dalam pelukan Kiran membuat tangisannya mereda.

"Mandi yuk sama bunda."

"Ayo mandi Keyla anaknya Yayah Kay, kita ke dokter terus jalan-jalan." Kay membujuk. Anak itu masih diam dengan mata basah. Kay menghapus air matanya.

"Mandi sama bunda ya princes ..." Kay membujuk lagi. Keyla lalu duduk tegak. Dia menyadari sesuatu.

"Susu..."

"Iya bunda nanti bikinin, mandi dulu."

"Ini...." Keyla menarik-narik selimut yang menutupi badan Kiran.

"Udah ga ada sayang, bikin aja ya, Mas ambilin handuk kimono aku."

"Iya sayang." Kay bangkit dan mencari handuk milik istrinya.

"Sini Aya gendong ke kamar mandi." Kay mengambil alih Keyla. Membawanya masuk ke kamar mandi.

***

Dengan berat hati dokter menjelaskan bahwa Keyla harus dioperasi. Ada jaringan di benjolan mata Keyla. Selain itu benjolan sudah mengeras sehingga isinya bukan lagi cairan seperti nanah, darah atau sebagainya. Operasi yang dilakukan termasuk kedalam kategori operasi kecil tapi tetap saja namanya anak kecil akan sedikit sulit. Kiran melakukan konsultasi dengan dokter jika akan dilakukan operasi sementara Kay diluar membujuk anaknya.

"Mau ya sayang, bentar kok cuman 10 sampai 30 menit." Kay berjongkok menghadap kearah anaknya yang duduk.

"Ngga!!"

"Kalo gitu terus, matanya ga sembuh sayang. Nanti Keyla ga kaya princess." Kay membujuk lagi. Kini Kiran datang bersama dokter.

"Gimana?".

"Ga mau.." Jawab Kay. Kini Kiran mengais anaknya. Gliran Kay yang mengobrol dengan sang dokter.

"Sayang, liat bunda. Keyla operasi hari ini. Kita ilangin tuh benjolannya. Katanya Keyla ga suka, ngalangin. Mau sama bunda atau sama ayah ditemenin?."

"Duanya."

"Ga bisa sayang pilih satu, Keyla operasinya ga sendiri kok, mau ya? Supaya bisa cepet liat ikannya." Kiran membuat Keyla berpikir.

"Ayah kasih hadiah deh, Keyla mau apapun ayah beliin."

"Benell?"

"Iya bener. Keyla pingin ikannya dibawa kerumah ayah bawa.." Canda Kay.

"Buna..."

"Oke bunda temenin. Anak pinter."

"Ya udah aku urusin administrasinya dulu." Kay segera pergi ke sebuah loket. Ada kekhawatiran juga Keyla akan di operasi. Ini operasi pertamanya. Kay takut Keyla mengamuk didalam. Selesai dengan semua urusan administrasi operasi pun segera dilakukan. Dengan gelisah Kay menunggu diluar. Dia juga tak lupa mengabari Kenan dan Arbi. Mereka jelas langsung terkejut dan ingin ke rumah sakit namun Kay menyarankan untuk menjenguk dirumahnya saja karena Keyla tidak menginap. Dia diperbolehkan pulang setelah 1 jam pasca operasi. Meskipun hanya satu jam untuk membuat Keyla nyaman Kay tetap memesan satu kamar VIP. Kay menunggu disana. Kakinya tak mau diam. Dia tak sabar menantikan Keyla keluar dari ruang operasi. Setelah 30 menit barulah pintu kamar terbuka tampak Keyla berada dalam gendongan Kiran. Matanya kini tertutup oleh perban. Kay membantunya agar Keyla bisa berbaring dengan nyaman.

"Silahkan istirahat dulu ya, sebentar lagi makan siangnya datang kalau ada apa-apa silahkan tekan tombolnya."

"Makasih sus.." Kiran dengan senyuman. Wajah Keyla muram. Sepertinya dia habis menangis. Dia terus memeluk Kiran.

"Gimana sayang?."

"Pertama-tama tadi nangis dulu, duh heboh. Untung dokternya bisa ajak ngobrol. Soalnya disuntikin teruskan supaya ga kerasa di area matanya. Keyla panik padahal lama-lama juga ga kerasa." Cerita Kiran. Kalau Kay ada disana dia sepertinya tak tega melihat Keyla di operasi. Keyla kini menangis lagi.

"Eh...kenapa nangis?udah selesai sayang." Kay duduk dihadapannya. Mengusap-usap kepalanya. Suster lain datang membawakan makan siang untuk Keyla.

"Tuh makanan Keyla datang." Kay membujuk Keyla masih mendekap ibunya. Dia menangis sedih. Kiran kini naik ke tempat tidur. Memangkunya.

"Jangan nangis, nanti matanya basah. Udah ga akan sakit lagi sekarang. Makan aja yuk."

"Ngga..." Keyla dengan suara bergetar.

"Keyla mau makan apa?ayah cariin." Kay tahu Keyla masih gak nyaman dengan penutup matanya. Anaknya menggeleng.

"Ngantuk ya sayang?udah tidur aja dulu."

"Nih ada susu. Kesukaan Keyla lagi, rasa strawberry." Kay meraih susu itu. Mencari sedotannya lalu menyodorkannya pada mulut Keyla. Untunglah kali ini dia tak menolak. Keyla menyeruput susu itu hingga tak bersisa.

"Mau lagi?ayah beli ya keluar."

"Aku juga pingin minum dong."

"Iya nanti aku beliin yang seger. Aku keluar dulu bentar." Kay meninggalkan mereka berdua di dalam kamar. Mata Keyla terlihat mengantuk dan dengan perlahan mulai menutup meskipun belum benar-benar rapat. Benar kata Kiran. Keyla mengantuk.

****To Be Continue


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C455
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login