Baixar aplicativo
68.13% I don't know you, but I Married you / Chapter 355: Rombongan

Capítulo 355: Rombongan

Teman-teman Jesica dan anak-anaknya datang melihat ketiga bayi Ara dan Dariel tak terkecuali Dirga dan Samuel yang juga ikut. Samuel jelas tak enak dengan sahabatnya Ara sedangkan Dirga, entahlah dia ingin melihat Ara sekarang. Ini adalah pertemuan mereka sejak kejadian di Jogja. Dirga bahkan membawakan hadiah untuk Ara. Entah sengaja atau tidak yang jelas hari ini Dirga memakai jaket yang dulu sempat Ara belikan untuknya. Ara jelas mengingatnya tapi dia tak mungkin mengatakan hal yang macam-macam atau dengan nekat mengatakan pada Dirga agar melepaskannya toh tak ada yang tahu itu jacket pemberiannya selain mereka berdua. Jika dia melakukannya bisa-bisa Dirga salah paham atau baper.

"Astaga.....lucunya..." Dena antusias dan langsung menggendong salah satu bayinya. Menimangnya seolah itu cucunya sendiri. Begitupun Katerina dan Lala yang tak mau kalah menggendong kedua bayi kembar lainnya.

"Kata dokter Wira, Ara lahirinnya normal ya.."

"Iya Tante .."

"Wah hebat..." Puji katerina.

"Itu juga harus drama dulu Kat, ga mau dia dibawa ke Rumah sakit."

"Kenapa?"

"Katanya takut di operasi ceasar.."

"Ya ampun..."

"Mommy..malu.." Ara menarik bantalnya.

"Ibu ga kesini sayang?"

"Aku cerita mommy mau kesini jadi kata ibu nanti aja besok ibu kesini lagi."

"Dariel mana?"

"Lagi tidur tadi tapi ga tahu udah bangun, ga tahu belum."

"Jam segini?"

"Dia begadang semalem.."

"Triplets rewel?"

"Engga, dia kerja mom.."

"Muel..cepet nikah sana."

"Mulai deh aku yang kena. Iya-iya besok aku nikah." Canda Muel membuat ibunya tersenyum.

"Aku belum kasih minum ya, bentar.." Ara lalu ke dapur dan menemui pembantunya untuk membuatkan minuman. Setelah itu dia kembali lagi namun belum juga sampai diruang tamu Dirga menyusulnya.

"Nih..hadiah buat kamu..." Dirga memberikan sebuah kado yang berukuran cukup besar.

"Iya makasih." Ara menerimanya. Matanya menghindari tatapan Dirga.

"Aku seneng akhirnya kamu punya anak juga. Aku denger-denger kamu sama Dariel udah nunggu 5 tahun."

"Iya, kita ikutan program bayi tabung."

"Hebat, bisa langsung dapet tiga."

"Kita juga ga nyangka. Ya udah kita kedepan lagi aja." Ara menyimpan hadiahnya di meja terdekat lalu berjalan namun Dirga menahannya.

"Bentar aja disini Ra, aku pingin ngobrol."

"Di depan juga bisa."

"Kamu masih marah?"

"Marah?"

"Aku kira kamu ngehindarin aku karena mungkin kamu masih marah sama aku."

"Engga, aku udah lupain sejak hari itu.."

"Kamu makin cantik aja." Puji Dirga dengan cepat Ara melepaskan genggaman Dirga tadi. Berani-beraninya dia memuji istri orang.

"Jangan salah paham. Aku cuman...cuman pingin ngomong gitu aja. Maaf..."

"Aku udah punya suami kak, udah punya anak juga."

"Iya, aku tahu. Maaf...aku ga akan ganggu."

"Terus apa?jangan muji-muji aku kaya gitu lagi kak. Orang lain kalo denger bisa salah paham."

"Aku ga bisa lupain kamu Ra. Apa salah aku cuman ngungkapin aja?aku ga minta dibales apapun kok."

"Kak, mending kakak move on deh sama siapa gitu jadi ga inget terus sama aku."

"Aku udah coba dan ga bisa."

"Makanya berhenti kak kirim-kirim pesan sama aku. Kalo Dariel tahu bisa salah paham."

"Bales pesan aku sekali...aja Ra.."

"Ga bisa kak maaf. Please stop. Kakak bilang ga mau ganggu aku tapi kak Dirga masih gitu. Jangan bikin Jay atau Daddy marah lagi deh. Aku ga akan bilang soal ini kalo kakak berhenti. Aku udah cukup sabar selama ini."

"Jalan sama aku sekali aja Ra.." Permintaan Dirga disambut senyuman kecut oleh Ara.

"Aku yakin sebenernya kamu punya perasaan sama aku. Ya....walaupun cuman sedikit. Kalo engga, ga mungkin waktu itu kamu..."

"Stop. Aku ga mau bahas-bahas kejadian yang udah lama. Itu kesalahan kak." Ara segera memotong pembicaraan Dirga. Dia gemas dengan mulut lelaki itu yang terus mengingatkan Ara mengenai pengkhianatannya dulu pada Dariel.

"Buat aku itu ga salah."

"Berhenti main gila ya kak. Aku ga mau. Aku lebih baik ngurusin anak-anak aku dibanding cari waktu buat itu."

"Please Ra, sekali aja kaya waktu itu. Aku janji bakalan berhenti ganggu kamu. WA kamu, telepon kamu." Dirga kini meraih salah satu tangan Ara membuat wanita itu terkejut. Dari atas terdengar suara langkah kaki Sepertinya Dariel bangun.

"Lepasin kak."

"Jawab Ra.."

"Lepasin ga?atau aku teriak." Ancam Ara. Kini Dirga melepaskan genggamannya bertepatan dengan langkah kaki Dariel turun namun lelaki itu masih berdiri disana.

"Eh bang udah bangun?" Ara segera berjalan kearah tangga dan menunggunya dibawah.

"Iya, maaf ya tadi Abang ketiduran sayang." Dariel merangkul pundak istrinya saat sampai di anak tangga paling bawah. Disana dia baru tersadar jika ada Dirga berdiri. Dariel menatapnya.

"Iya ga papa bang."

"Ada tamu?"

"Temen-temen mommy bang kesini, kak Dirga sama Muel juga datang."

"Siang..." Sapa Dirga.

"Iya siang." Dariel singkat.

"Ya udah di depan aja ngobrol, Abang pingin minum dulu."

"Aku temenin aja." Ara ikut masuk menuju dapur sementara Dirga yang terpaku kini mulai melangkah pergi darisana.

"Wangi bener papi.."

"Iya dong, udah bangun tidur ya mandi."

"Sini cium.." Ara dengan berjinjit dan mencium pipi Dariel.

"Tumben nih mami cium-cium.." Dariel balik mencium Ara.

"Mumpung anak-anak ada yang nungguin."

"Abang mau beli sop buah kamu mau ga sayang?"

"Abang kedepan sendiri?"

"Iya.."

"Pake ojek online aja."

"Deket sayang, sekalian beliin buat tamu-tamu."

"Ya udah aku temenin."

"Nanti anak-anak nangis nyariin maminya takut lama sayangku."

"Stok susu ada kok nanti aku bilang mommy nitip bentar."

"Ya udah ayo. Sekalian Abang sapa dulu."

"Bang ih jangan ganteng-ganteng. Temen-temen mommy kan suka komen yang aneh-aneh."

"Apaan sih, orang biasanya juga gini." Dariel meletakkan gelasnya kemudian berjalan ke depan menemui teman-teman mertuanya.

"Eh om, Tante..." Dariel dengan sopan menyalami semua teman Jesica.

"Sehat Dariel?" Tanya Lala.

"Alhamdulillah sehat Tante.." Dariel tersenyum sementara Dirga menunduk sedih. Matanya sesekali melihat ke arah Ara dan sesekali lagi tertunduk.

"Mom, aku sama Dariel mau beliin sop buah. Nitip Triplets dulu ya bentar."

"Iya ya udah."

"Klis mau Kakak.."

"Iya Kris nanti dibeliin sayang, Farel, Dean, Tara kakak beliin juga." Ara mengacak-acak rambut Kris. Ara kemudian berdiri dengan Dariel. Dia kini berjalan keluar melewati Dirga begitu saja.

"El..mobil lu ngalangin." Seru Ara dari luar.

"Bentar..." Muel mencari kunci mobilnya dan menyusul kedepan.

"Ka, ga nyangka nih mau besanan."

"Besanan?"

"Iya Kat, Jay mau ngelamar Tiara." Jawab Dena dengan senang sementara Dirga yang mendengar itu hanya diam. Sudah lama juga Dirga tak mendengar kabar mantan kekasihnya itu.

"Wah kapan?"

"Bulan depan, datang ya di Jakarta kok."

"Mimpi apa gw ya? Apa ini karma karena dulu sering ngeledekkin Dena? Anak pertama gw mirip kelakuannya sama Dena, anak ketiga gw cinta mati sama anak Dena. Ampun...." Canda Jesica membuat Fahri yang mendengarnya senyum-senyum. sementara yang lain tertawa kecil.

***To be continue


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C355
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login