Baixar aplicativo
61.22% I don't know you, but I Married you / Chapter 319: Bayi tabung

Capítulo 319: Bayi tabung

WARNING!!Dalam cerita ini mengandung muatan dewasa. Harap kebijksanaan pembaca. Bagi pembaca yang dibawah umur atau yang tidak nyaman dengan cerita ini, Dianjurkan untuk tidak membaca chapter ini.

Tampaknya keinginan Ara megadopsi anak harus pupus karena salah satu syarat tak bisa Ara penuhi. Pernikahan Ara dan Dariel rupanya masih dibawah 5 tahun sehingga mereka belum diijinkan untuk mengadopsi anak. Ara sedikit kecewa tapi meyakinkan untuk mencobanya nanti. Untungnya mereka punya rencana pergi ke Bali jadi kesempatan itu Dariel manfaatkan untuk menghibur Ara. Ternyata mengadopsi anak itu tak semudah itu banyak persyaratan-persyaratan calon orang tua yang harus dipenuhi dan yang pasti belum bisa Dariel dan Ara penuhi.

"Ga dingin berenang sepagi ini?"

"Justru seger..." Dariel berenang kearah Ara sedangkan Istrinya itu tampak memainkan kakinya disana. Matanya tertunduk ke arah air yang bergelombang akibat pergerakannya. Belum lagi sekarang Dariel ada didepannya makin-makin saja air itu bergerak.

"Mau jalan-jalan kemana?"

"Ya kalo disini paling ke pantai berjemur."

"Kamunya lagi ga semangat."

"Aku semangat kok.."

"Sayang...kita coba cara lain oke."

"Kayanya udah segala cara aku coba."

"Satu belum kayanya kelewat."

"Apa?"

"Hm...mau coba bayi tabung?"

"Bukan kelewat tapi Abang lupa. Aku pernah bilang tapi Abang bilang pikir-pikir dulu."

"Iya soalnya Abang ga tega kalo liat kamu disuntik-suntik gitu belum lagi proses yang lainnya, takut kamunya malah sakit sayang..."

"Engga, aku bisa nahan kok..." Jawaban Ara membuat Dariel menghela nafasnya pelan.

"Oke, kalo sekarang Abang ijinin itupun kalo kamu mau..."

"Bener?"

"Iya bener. Kita cari tempat yang paling bagus, paling terbaik, yang dokter-dokternya pada ahli semua. Mau di Indonesia mau di Luar negeri gimana kamu." Ucapan Dariel membuat Ara senyum. Dia punya harapan sekarang.

"Cuman Abang pingin mau apapun hasilnya kamu ga boleh sedih, ga boleh kecewa. Kita mikir aja mungkin Allah pingin kita punya anak pake cara lain."

"Iya bang aku janji."

"Awas ya kalo sedih-sedih lagi. Ga akan Abang tanya."

"Gitu banget.."

"Bukan gitu banget, Kita tuh udah usaha sana sini sayang, begini begitu. Abang bukannya cape tapi kasian aja liat kamu sekalinya gagal langsung kepikiran."

"Emang abang ga kepikiran?"

"Pasti kepikiran tapi ya mau gimana. Pasrah aja dan nurut sama kamu. Ga ada suami yang seneng liat istrinya sedih."

"Ada.."

"Suami laknat kalo ada." Dariel membuat Ara tertawa.

"Abang mau sarapan apa. Aku bikinin.."

"Bukanya bibi udah masak tadi?"

"Kayanya sih tapi kalo Abang ga mau aku masakin."

"Ga papa, Abang mau kok kasian udah dimasakin masa ga dimakan."

"Kalo bayi tabung bisa milih ga ya cowok atau cewek?"

"Ga usah milih sejadinya aja apa."

"Abangkan pingin anak cewek."

"Keluarga kamu gen-nya banyak cowok."

"Aku pingin dipanggil mami.."

"Oke mami Ara.." Dariel lagi-lagi membuat Ara tertawa kecil dengan panggilan itu.

"Makasih ya bang, Abang emang suami terbaik." Ara dengan gemas mencubit kedua pipi suaminya.

"Kalau terbaik kasih hadiah dong.."

"Hadiah apa?"

"Apa kek..." Dariel memutar matanya. Ara menerka-nerka tapi jelas itu ada sebuah kode tersembunyi.

"Apa ya?" Ara pura-pura tak tahu.

"Masa ga tahu?"

"Hm...baju?"

"Biasa aja."

"Barang elektronik?"

"Apalagi itu Abang bisa beli sendiri."

"Apa dong ya?" Ara sambil senyum-senyum.

"Abang tarik loh ke kolam kalo masih salah."

"Ya udah ayo, udahan berenangnya..."

"Pingin disini..."

"Bang ih gila ya, ada bibi..."

"Ya pelan-pelan."

"Engga ah, kalo ketahuan repot deh urusannya."

"Iya-iya Abang naik.." Dariel lalu berenang kearah lain untuk mencapai tangga kolam. Setelah sampai disana Dariel perlahan naik dan mendapat sambutan handuk dari Ara. Mereka lalu melangkah ke lantai 2 menuju kamar mereka. Sesampainya didalam Dariel langsung menyerbu Ara dengan ciuman-ciuman kecil di area wajahnya membuat istrinya itu kebasahan.

"Temenin Abang mandi ya..." Ucap Dariel yang tak mau melepaskan pelukannya dari Ara.

"Abang masuk duluan aja, aku kunci pintu dulu.." Ara melepaskan pelukannya. Dia bergegas memutar kunci pintu kearah kanan sampai terdengar bunyi barulah dia pergi mengikuti langkah Dariel ke kamar mandi. Terlihat Dariel sedang mengisi Bathub dengan air dan sabun yang begitu harum sementara Ara mulai melepaskan satu per satu pakaiannya. Sambil memandangi istrinya Dariel mulai melepas celana renang yang dia kenakan lalu menyalakan shower untuk membasuh seluruh badannya terlebih dahulu. Kini dia masuk kedalam bathub dan menyambut Ara yang menyusul. Ara duduk tepat dihadapan suaminya. Kakinya dia tekuk semetara tangannya mulai memainkan semua busa yang muncul.

"Untung aku belum mandi.." Ucap Ara sementara suaminya terus menciuminya.

"Kamu ga mandi pun tetep cantik."

"Gombal.."

"Abang yakin kita bakalan punya anak sayang, ga usah takut. Allah pasti ngasih kita rejekinya masing-masing diwaktu yang tepat."

"Iya, aku yang emang ga sabar."

"Abang ngerti. Abang ga nyalahin kamu." ucap Dariel yang kemudian menggerakkan tangannya menuju bukit kembar yang kenyal itu. Tangannya melakukan gerakan memutar disana bahkan sesekali meremas lembut. Kulit Ara kini terasa lebih licin.

"Pulang dari Bali langsung ke rumah sakit ya.."

"Cari dulu dimana yang bagus sayang.."

"Iya nanti aku cari..."

"Ga akan bilang Daddy sama mommy?"

"Nanti aku bilang hhh sekalian...sama bapak hhh.." Ara mendesah saat jemari Dariel menerobos masuk kedalam lubangkewanitaannya. Seakan tahu dengan otomatis dia membuka lebar kakinya.

"Desah lagi dong..." Pinta Dariel nakal namun Ara memilih untuk bersandar di dada Dariel dan menikmati sentuhannya. Dariel menundukkan kepalannya lalu mencium Ara. Melumat setiap sudut bibir Ara yang begitu membuatnya mabuk kepayang. Setidaknya hikmah dari belum mempunyai anak Dariel punya waktu luang yang banyak untuk berduaan bersama Ara.

"Ahhh...." Istrinya itu mendesah lagi. Tangannya kini mencoba meraih leher belakang Dariel dan meremas-remas rambut hitam suaminya disana.

"Abang udah berdiri sayang, mulai aja yuk.." Dariel sudah tak sabar atau lebih tepatnya dirinya sudah tak mampu menahan syahwat yang sudah diujung kepalanya. Ara berbalik dan kali ini dia duduk dipangkuan sang suami sambil mencoba memasukkan sesuatu yang sudah tegak berdiri dan mengeras itu.

"Ahhh...." Giliran Dariel mendesah saat kejantanannya masuk lebih dalam bahkan dia semakin dibuat bernafsu saat 2 buah dada Ara menghantam miliknya. Putingnya yang tegang benar-benar terasa. Ara mulai bergerak maju memundur terlebih dahulu dengan kedua tangan dia letakkan dibahu Dariel. Suaminya itu tampak menikmati gerakannya, tangannya dia lebarkan dipinggiran bathtub seolah membiarkan istrinya bekerja hari ini. Belum cukup dengan sensasi itu. Kini pinggul Ara naik turun membuat suara air terdengar dan beberapa berhamburan keluar Bathub. Bercinta dibawah air memiliki sensasi yang berbeda dan Dariel tetap menyukainya. Sepertinya kali ini dia ingin dipuaskan Ara.

***To Be Continue


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C319
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login