Baixar aplicativo
5.51% Cinta Kontrak Kerjasama (LoCC) / Chapter 23: Alyssa Yang Manis

Capítulo 23: Alyssa Yang Manis

Written by : Siska Friestiani

LoCC © 2014

Re-publish Web Novel : 28 September 2020

💕 Siskahaling

Mario menatap saja Alyssa yang sejak tadi fokus dengan laptop yang kini tengah berada di atas meja kerja Alyssa. Ketika Mario membuka kedua matanya pagi tadi, ia sudah tidak menemukan Alyssa di samping tempat tidur, dan menemukan wanitanya itu sedang berada di dapur menyiapkan sarapan yang sudah pasti Alyssa pesan, mengingat Alyssa ada bakat sama sekali dalam hal memasak.

Dan entah sudah ke berapa kalinya Mario mengumpat sesaat setelah ia dan Alyssa menyelesaikan sarapannya. Wanitanya itu lebih memilih langsung menuju ruang kerjanya dan berkutat dengan laptop brengsek itu. Apa ia boleh membanting laptop sialan itu? Oh ayo lah, benda mati itu bahkan tak lebih menarik dari pada dirinya, dan demi Tuhan Alyssa sudah mengacuhkannya hampir satu jam yang lalu.

"Blamm"

"Yakkkk!!! Marioooo!!!"

Mario yang sudah kehabisan kesabaran langsung menutup laptop itu dan di susul teriakan Alyssa setelahnya. Astaga Alyssa belum sempat menyimpan data yang akan ia presentasikan besok dengan perusahaan Damanik dan apa yang baru saja pria gila ini lakukan? Menghancurkan semuanya, bahkan sudah beberapa hari yang lalu ia persiapkan untuk membuat perusahaan yang bergerak di bidang perhotelan itu agar mau menjalin kerja sama dengan perusahaannya.

Alyssa mendongakkan kepalanya berniat memaki Mario yang sudah menghancurkan pekerjaannya. Namun Alyssa terkesiap saat melihat mata hazel Mario kini tengah menatapnya tajam dengan rahang yang mengeras menahan amarah. Dan entah kenapa, Alyssa tidak bisa mengalihkan matanya dari tatapan tajam milik Mario.

"Kau tau?" ucap Mario tepat di depan bibir ranum milik Alyssa. Perlahan wajahnya bergerak menuju lekukan leher jenjang Alyssa, membuat Alyssa harus menahan nafas saat mendengar nada lembut namun penuh ancaman tersebut.

"Aku paling tidak suka jika kau mengacuhkan ku" bisik Mario lalu meniup leher jenjang Alyssa yang menimbulkan reaksi menggelitik saat Alyssa merasakan nafas hangat itu menyapu kulit lehernya. Mario menyeringai melihat reaksi tubuh Alyssa.

"Dan sekarang, aku akan menghukum mu karena telah mengacuhkan ku Hon"

Mario semakin gencar bermain di lekukan leher jenjang milik Alyssa. Beberapa kali Mario mengecup di daerah sensitive itu dengan sesekali memberikan kissmark di sana.

Alyssa menggigit bibir bagian dalamnya mencoba untuk tidak mendesah dengan siksaan yang saat ini Mario berikan. Apa lagi di saat lidah panas milik Mario menyentuh lembut di sana, membuat syaraf Alyssa segera merespon benda hangat dan lembut itu, mengalirkan rasa hangat ke seluruh tubuh.

"Hhhhnngg… Ma… rio…" Ucap Alyssa dengan desahan tertahan. Gigitan di bibirnya pun semakin ia kuatkan. Aishh, sentuhan Mario benar-benar…

Mario menghentikan aksinya, lalu dengan tangan kanan yang tidak di gips, Mario meraih dagu Alyssa hingga kini mata bulat milik Alyssa tepat menatap hazelnya dengan tatapan sayu.

Mario tersenyum puas saat melihat wajah Alyssa memerah dengan peluh yang menyeruak keluar dari beberapa titik membuat wanitanya kini terlihat semakin seksi.

"Jangan menatap ku seolah kau ingin bercinta dengan ku Hon" bisik Mario parau. Tangannya kini mengusap pipi mulus Alyssa hingga menimbulkan gelenyar aneh di tubuh Alyssa. Jantung Alyssa pun sedari tadi sudah berdetak tak normal.

Mario kini semakin mempertipis jarak. Demi Tuhan, ia tidak bisa lagi menahan diri untuk tidak mencium bibir ranum itu. Tak ada perlawanan, Alyssa bahkan membiarkan Mario yang kini tengah melumat habis bibirnya. Dan entah sejak kapan kini ke dua tangan Alyssa sudah meremas rambut hitam milik Mario itu dengan lembut lalu membalas ciuman Mario.

"Jangan pernah mengacuhkan ku Hon, jika kau masih melanggarnya, kau akan mendapat hukuman lebih dari ini, mengerti?" Alyssa tak membalas, ia masih terengah dengan ciuman panas yang barusan Mario ciptakan. Bahkan pria itu pun tak jauh berbeda dengannya, masih terengah dengan ciuman yang bahkan pria itu sendiri yang menciptakan.

💕siskahaling

"Kau mau kemana?" Tanya Mario tegas. Melihat Alyssa-nya kini tengah merapikan pakaian yang saat ini Alyssa kenakan. Rok lipit berwarna merah lima senti di atas lutut yang dipadukan dengan kemeja dan blazer dengan warna senada membuat hazel Mario kini menatap Alyssa tajam.

Alyssa menyemprotkan parfum vanilla-nya sebelum akhirnya menjawab pertanyaan Mario. "Ahh, aku lupa. Aku ada rapat dengan Dregas Company hari ini dan aku harus ke kantor segera" Alyssa mengambil tas nya di ranjang yang saat ini Mario duduki.

"Aku akan kembali sebelum jam 4 nanti, dan kau bisa gunakan jasa pesan antar di apartemen ku jika kau lapar" tambah Alyssa lalu melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Aku sudah terlambat Mario, aku harus pergi"

"Dengan siapa?" tanya Mario dengan nada tak terima.

"Mike tentu saja"

"Kau bahkan ketakutan saat didalam mobil" dengus Mario tak suka.

"Mike bisa mengatasinya" Alyssa tersenyum menenangkan. Mengusap rahang Mario lembut.

"Dan membiarkannya menyentuhmu. Yang benar saja!!"

Alyssa menghela napas, ia harus sabar menghadapi Mario jika tidak ingin semakin terlambat.

"Jadi kau ingin ikut? Lebih baik kau istirahat Mario. Aku tak akan lama. Begitu selesai aku akan pulang" jelas Alyssa. Mario membuang muka. Kesal tentu saja.

"Chupp" Alyssa mencium sekilas bibir Mario.

"Sebentar saja, tidak akan lama"

"Hmm" dehem Mario.

Alyssa tersenyum, mengecup pipi Mario sekali lagi sebelum akhirnya menghilang di balik pintu.

Mario sendiri sedari tadi masih menatap pintu kamar Alyssa dengan kesal. Oh, ayo lah ia di tinggal sendiri sekarang tanpa ciuman panas perpisahan.

Bosan, Mario mencoba mengamati lebih detail kamar Alyssa. Kamar yang luasnya tidak jauh berbeda dengan kamar miliknya. Dinding kamar yang lebih di dominasi warna biru langit dengan paduan gorden kamar berwarna peach. Sofa berwarna biru pun ikut mengisi di sudut ruang kamar dan televisi 40" yang menempel di dinding kamar. Mario tersenyum, ternyata wanita-nya itu pecinta warna biru.

Mario kembali menelusuri kamar Alyssa dan pandangannya tertuju pada meja rias yang berada di samping almari. Beberapa alat meke-up tersusun rapi disana. Mario tersenyum samar saat menemukan foto berukuran 5R dengan bingkai berwarna biru tosca terpajang manis di sana.

Foto Alyssa kecil yang tengah tertawa lepas, menggunakan gaun hijau tosca dengan pita hitam di bagian pinggang dan bandana yang terpasang rapi menghias rambut yang di biarkan tergerai.

"Cantik" pikir Mario, tangannya pun kini sudah mengambil foto tersebut dengan senyum yang masih mengembang di wajahnya.

Seakan mendapat sebuah pencerahan. Mario mengambil ponsel-nya di saku celana dan menghubungi seseorang.

"Lou, kau bawakan kotak merah yang ada di ruang kerja ku dan bawa beberapa pakaian dan perlengkapan ku untuk beberapa hari ke depan"

"Apartemen Raffles Residence lantai 24"


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C23
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login