Namara memeluk erat tubuh Eros. Dia ingin memastikan bahwa ini adalah nyata, bahwa pria itu memang datang. Bukan hanya sekadar halusinasi saja.
Eros balas memeluk tubuh Namara dengan erat. Selama beberapa saat mereka hanya diam. Tidak ada siapa pun yang memulai pembicaraan. Mereka masih ingin merasakan keberadaan satu sama lain.
Setelah beberapa saat barulah Eros bertanya, "Apa kau baik-baik saja?"
Namara menggeleng. "Tidak. Tubuhku baik, tetapi hatiku tidak."
"Kau merindukanku begitu banyak?"
Namara mengangguk. Kemudian dia pun mendongak menatap Eros. Pria itu masih terlihat sama, tidak ada apa pun yang berubah. Tidak ada lebam atau sayatan di tubuhnya.
Akhirnya dia bisa menghela napas lega. Ya, tampaknya dia terlalu banyak berpikir. Lagi pula dia harus percaya bahwa di mana oun berada, Eros akan baik-baik saja.