Bu Weni tampak gusar akan pertanyaan pak Gibran padanya, mengenai perihal yang sangat intim tentunya.
"Ehm, tidak perlu di jawab jika kau tidak mau menjawabnya." Pak Gibran kembali berucap untuk menenangkan sikap bu Weni yang tampak gelisah.
"Beri saya waktu tiga hari, saya akan memberitahu bapak. Tapi hanya berdua, di suatu tempat."
Pak Gibran kembali hanya menahan napasnya, menatap bu Weni tidak seperti biasanya. Namun, dia sudah bisa menebaknya apa yang akan bu Weni sampaikan padanya.
Hari pun terus berlalu, satu hari sebelum kembali bertemu dengan bu Weni, pak Gibran semakin tidak bisa menahan hasratnya yang terus menggebu lantaran sikap Bianca masih mengacuhkannya. Bahkan melihat penampilan Bianca yang kini sangat berantakan membuat pak Gibran kian geram karena dia tahu betul hal itu sengaja dia lakukan.
"Mengapa kau terus mencari titik kebosananku, Bianca?" ujar pak Gibran pada istrinya.
Hadiah anda adalah motivasi untuk kreasi saya. Beri aku lebih banyak motivasi!
Penciptaan itu sulit, dukung aku ~ Voting untuk aku!
Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!
Adakah pemikiran tentang kisah saya? Tinggalkan komentar dan saya akan menmbaca dengan serius