Waktu telah menunjukan pukul sepuluh malam saat Artha menunggu di parkiran dan mengecek pelacak yang ia pasang di ponsel Anya. Yang mana sudah tak terhitung telah berapa kali ia mengeceknya dengan ekspresi jenuh, karena keberadaan Anya benar-benar masih berada di dalam kantornya. Bukan karena ponselnya yang tertinggal lagi lalu perempuan itu sengaja pergi entah kemana seperti dulu.
Tapi Anya benar-benar masih di ruangannya. Tak lain karena tim audit yang sejak pagi datang di kantornya, membuat Anya masih tertahan di sana bersama rekan kerjanya yang lain.
Sembari menanti Anya turun dari kantornya, ia bermain game di ponselnya untuk membunuh waktunya. Ia bermain hingga bosan, mengantuk lalu tertidur. Dan bemimpi tentang Gita yang tiba-tiba datang menerornya. Mengejarnya di sepanjang lorong redup yang tak berujung dengan gergaji mesin di tangannya bersama teriakan-teriakan kerasnya yang menggema.
"AMPUUUUN!!! AMPUUUN GITAAA!!!"
"AKU NGGAK MAU PUTUS!!! POKOKNYA NGGAK MAUUU!!!"
Dear pembaca tersayang, terima kasih masih setia membaca LoveSick. Dan Octo akan semakin berterima kasih pada kalian jika membuka setiap chapternya dengan menggunakan koin. Karena sama saja kalian telah membantu kehidupan Octo mencari nafkah ^^
Dan Octo juga akan menunggu setiap review, komentar, PS dan gift kalian. Salam ^^