21:33 PM, at Antares.
Antares yang dikenal juga sebagai Eternal Night City adalah salah satu area aman yang berada di wilayah sebelah selatan World Map LLO.
Antares layaknya sebuah kota malam karena waktu game dan waktu bumi di sesuaikan, namun kota ini akan tetap malam meskipun di dunia luar waktu menunjukan siang hari. Antares berada cukup jauh dengan ke 3 kota lain, karena itulah tidak banyak player yang berada disini. Meskipun bukan sebagai pusat kota, ada pedagang yang membuka tokonya di tempat ini. Alasan mereka membuka toko disini adalah biaya sewa tempat yang begitu murah.
Namun bukan itu saja, wilayah selatan berdekatan dengan markas Praetorian Legion. Karena itulah sebagian player yang berada disini adalah anggota dari Legion tersebut.
Setelah meninggalkan Ludnica, saat ini Rein berjalan diantara himpitan bangunan-bangunan kota yang berjajar rapi dengan lampu minim di area tersebut. Area tersebut minim penerangan karena berada di gang kecil.
Tepat di ujung gang tersebut, terlihat sebuah cahaya bersinar yang cukup terang di area kegelapan. Cahaya tersebut adalah cahaya lampu yang berada di sebuah tangga menurun di ujung gang tersebut, sebuah papan bertuliskan Mew-Mew Shop terpasang pada pintu yang berada di ujung anak tangga tersebut.
Sebuah suara lonceng mulai berbunyi ketika Rein mulai membuka pintu tersebut.
"Selamat datang."
Seseorang menyambut kedatangan Rein.
Dari suaranya, orang yang menyambut Rein dan berada di sebuah meja di ruangan itu adalah seorang wanita. Wanita itu terlihat memakai sebuah jubah yang menutupi seluruh tubuh dan kepalanya.
Wanita itu adalah pemilik toko Mew-Mew Shop, berambut putih panjang keluar dari bagian depan jubahnya serta memiliki 2 warna mata berbeda yaitu Kuning dan putih. Dengan telinga yang mencuat dari balik jubah di kepalanya, wanita tersebut layaknya seperti seorang manusia kucing.
Wanita itu memperlihatkan ekspresi terkejutnya ketika melihat Rein yang membuka pintu tokonya.
Dia adalah XiaoLyn, ras Beast. Dia memiliki job base seorang Thief atau pengguna Pisau.
"... Ehh Rein, kenapa kau kesini?" Ucapnya sambil membuka jubah di bagian kepalanya setelah melihat Rein. "... Kau ingin menarik barangmu kan?.. Apa ada sesuatu yang menarik terjadi?"
Dari nada bicara XiaoLyn, Mereka berdua terlihat memang sangat akrab satu sama lain. Bahkan kini Ekspresi XiaoLyn saat ini dipenuhi rasa keingintahuan, dia mendekat pada Rein yang mulai duduk dan mengganggunya.
Karena Rein terlihat mencoba menyembunyikan sesuatu padanya, XioLyn terus berusaha merayunya.
"Hei hei Rein, apa ada sesuatu yang terjadi?... Cepat katakan padaku. Hei, hei."
"... Ah kau mengganggu sekali."
Beberapa saat kemudian, sebuah kilatan cahaya bergerak dari samping dan berhenti di lehernya. Tangan XiaoLyn melingkar di tubuh Rein dengan sebuah belati dengan menghadap keatas. Tatapan mengerikan dari kedua bola matanya yang bersinar terlihat dari wajah serius XiaoLyn saat ini, dia bagaikan memiliki kepribadian yang lain dalam dirinya seperti Yin dan Yang.
Jika sebelumnya dia memperlihatkan sisi baik dan humoris, kali ini XiaoLyn bagaikan berada kepriadian yang lebih gelap dan menakutkatkan.
Meskipun saat ini XiaoLyn sedang tersenyum, namun aura membunuh yang keluar dari diri XiaoLyn sangat kuat.
"..."
Saling bertatapan satu sama lain beberapa saat, akhirnya XiaoLyn kembali sikap pertamanya.
"Ah,ah tidak seru. Seharusnya kau ketakutan tadi?"
"Aku pikir kau akan menggorok leherku barusan Lyn."
"Aku memang ingin melakukannya, tapi semuanya sia-sia saja karena kau memang seperti itu. Padahal pelangganku yang lain sangat terkejut dalam keadaan barusan." Ucap XiaoLyn kembali belakang meja toko miliknya."... Apa kau ingin mengambil barang-barangmu Rein?."
"Ya, aku perlu barang-barangku Lyn."
"Apa saja?"
Tanya XiaoLyn sambil membuka menu Controller miliknya. Dia mulai membuka menu item bank miliknya dan memasukan sebuah password.
Item Bank adalah sebuah kemampuan yang hanya bisa di dapatkan dari seorang penjual yang mempunyai sebuah toko. hanya bisa di dapatkan dari seorang penjual yang mempunyai sebuah toko. Meskipun setiap player dapat membuat sebuah account bank tersendiri, namun biaya yang diperlukan sangatlah besar, bahkan setiap bulan setiap player diharuskan membayar biaya account bank tersebut. Jika biaya bulanan tidak dapat terbayar, secara otomatis seluruh barang di bank akan menghilang.
Namun tentu saja kapasitas kantung player tidak memadai untuk menyimpan banyak barang, terutama item berharga. Karena itulah beberapa pedagang toko sering membuka layanan penitipan barang. Meskipun begitu, layanan ini sangatlah berisiko tinggi karena banyak sekali kasus penipuan terjadi selama ini.
Tentu saja tidak sembarangan orang berani membuka layanan seperti ini. Selain beresiko account player tersebut di hapus, di dunia nyata pun pelaku akan terjerat kasus hukum.
Salah satu alasan Rein menyimpan barang miliknya pada XiaoLyn adalah perawatan.
Perawatan untuk sebuah pedang sangatlah penting, selain membuat daya tahan senjata menjadi kuat. Tingkat keberhasil penguatan senjata oleh pedagang biasanya memiliki presentase lebih besar di bandingkan jika melakukannya sendiri, terutama jika pedagang itu memiliki job base seorang penempa « Smith ».
"Aku perlu seluruh armorku Lyn. Apa semuanya sudah beres?"
"Aku sudah menyelesaikannya, meskipun perlu waktu yang panjang. Pertarunganmu sebelumnya membuat seluruh daya tahan amor milikmu terkuras habi dan kau beruntung armornya tidak hancur."
"Ah aku tau itu."
"Salahmu sendiri mengambil Razor Raid. Kau tau bahwa kau adalah type Damage kan, Razor Raid tidak cocok denganmu."
Monster di LLO dibagi menjadi 2 type yaitu Damage dan Magic.
Monster Type Damage biasanya adalah monster yang menyerang secara langsung menggunakantubuh mereka untuk menyerang. Monster Type Magic adalah monster yang menyerang menggunakan banyak skill.
Untuk character type Damage seperti Warior, Knight, Fighter, Thief, dan Smith yang menyerang menggunakan sebuah senjata, monster type Damage akan lebih dikalahkan karena skill yang digunakan akan lebih berpengaruh besar. Dan sebaliknya, untuk char type Magic seperti Magicians, Gunner, dan Hunter akan lebih mudah mengalahkan monster type Magic.
Razor Raid Boss adalah type monster magic, karena itulah Rein sangat kesulitan untuk mengalahkannya karena dia adalah type Damage. Bahkan dia hamper kalah dalam menaklukan Razor sebelumnya sebelum akhirnya dia pergi tanpa bisa mengalahkannya. Akibat hal itu, seluruh armor miliknya rusak dan memerlukan perawatan.
"... Diamlah aku tau itu Lyn. Aku tidak menyangka kekuatan Razor begitu besar."
Beberapa saat kemudian, sebuah permintaan transaksi dari XiaoLyn mulai muncul di hadapan Rein. Tangan kirinya mulai menekan menu hologram bertuliskan terima « Accept » di depannya. Beberapa saat kemudian beberapa nama item mulai muncul pada menu transaksi kali ini. Ada 6 type barang yang dikirim oleh XiaoLyn kali ini yaitu, armor kepala « H», baju «T», Celana «B», sepati «S», Accessories « Acc », Senjata, dan Item Support «IS».
"... Itu sudah semua. Harganya 10 juta Gallant untuk biaya perbaikannya."
Ucap XiaoLyn setelah memasukan semua barang Rein.
XiaoLyn kini mulai menunggu Rein untuk memasukan uang yang dia mau sebelum dia menekan tanda « ok ». Namun sebelum Rein memasukan uangnya, dia terlihat mulai berbicara pada XiaoLyn terlebih dahulu.
"Apa senjata itu masih ada Lyn?"
Sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Rein. Mereka saling bertatapan saat ini dengan sangat serius. Pertanyaan itu membuat XiaoLyn terlihat tersenyum, Sepertinya dia mengetahui apa maksud dari pertanyaan Rein padanya.
"... Tentu saja masih ada."
"Kalau begitu, aku akan mengambilnya?"
"Asal kau tau saja, meskipun memang hanya kau yang bisa menggunakannya. Aku tidak akan menjual senjata itu mengerti?... Kecuali kau bisa membayar sesuai dengan harga yang pernah aku katakan sebelumnya."
"Aku tau. Aku hanya akan meminjamnya seperti biasanya." Rein mulai memasukan uang pada menu transaksi, dia memasukan uang sebanyak 20 juta Gallant."... Aku sudah memasukannya, seperti biasa."
Rein mulai menekan tanda ok, dia pun menunggu respon dari XiaoLyn saat ini yang belum memasukan barang tambahan yang ingin di pinjam Rein.
Dalam kondisi seperti ini XiaoLyn bisa saja menekan tanda ok langsung dan mengambil uang tersebut tanpa memasukan barang yang di inginkan Rein. Namun Rein terlihat mempercayai XiaoLyn karena itulah dia berani menekan tanda ok sebelum seluruh barang yang dinginkannya masuk daftar transaksi.
Melihat sejenak pada menu transaksi, XiaoLyn terlihat seperti berpikir untuk beberapa saat.
Tangannya kirinya masih belum bergerak pada menu controller miliknya dan hanya menatap Rein dengan serius kali ini. Mengambil nafas sejenak, XiaoLyn terlihat berbicara pada Rein.
"Kenapa kau membutuhkan senjata itu Rein?... Jawablah dengan jujur, atau aku tidak akan memberikannya padamu."
Pertanyaan itu membuat Rein mulai sedikit bingung.
Apakah dia harus mengatakannya atau tidak?
Pasalnya, senjata yang dia minta pada XiaoLyn akan digunakan untuk duel melawan salah satu pemimpin Legion terkuat di Lost Legion Online saat ini. Tentu saja hal ini masih belum diketahui oleh banyak orang, hal yang tidak diinginkan Rein adalah tidak ada banyak penonton di Colasium besok.
Memberikan sebuah informasi pada XiaoLyn akan sangat berbahaya, itulah pikir Rein saat ini. Dia takut XiaoLyn akan membocorkan informasi ini pada orang lain.
Berpikir sejenak, Rein tidak bisa menemukan alasan yang cocok yang bisa dia katakan pada XiaoLyn kali ini. Jika berbohong, dengan mudah XiaoLyn akan mengetahuinya karena dia sudah mengenal Rein cukup lama.
Akhirnya Rein mulai menentukan pilihannya.
"Aku memerlukan senjata itu untuk PvP besok."
"Kau melakukan PvP?... Tidak seperti dirimu?"
XiaoLyn terlihat kaget dan tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Rein.
"Ini asli, aku akan melakukan PvP besok."
"Siapa lawanmu?... Tunggu jika kau memerlukan senjata itu artinya lawanmu sangat kuat benarkan. Hmmm, apakah temanmu itu?... Hmmm, wanita pengamuk « Berserk Onna » yang jadi perbincangan beberapa waktu ini. Apa lawanmu dia?"
"Jika untuk melawan LunaClaire, aku tidak memerlukan senjata milikmu itu."
"Ehhh, kalau begitu siapa?"
Tanya XiaoLyn sedikit penasaran.
"Lawanku adalah master Legion Rohan, Lucius."
"Benarkah itu?"
Tanya XiaoLyn yang terlihat sangat terkejut. Dia mulai tersenyum dan langsung mengangkat tangan kirinya pada menu controller. Beberapa saat kemudian, XiaoLyn memasukan satu barang baru pada proses transaksi saat ini. Barang tersebut bernama Ancient Sword of Typareht.
Sebuan tulisan « Trade Succes » muncul setelah XiaoLyn menekan tombol ok pada menu controller miliknya.
"... Terima kasih XiaoLyn."
"Tidak-tidak, terima kasih."
Ucapnya dengan sebuah senyuman diwajahnya. Rein mengetahui ada yang tidak beres dari senyuman itu, dia tau hasilnya akan menjadi seperti ini.
XiaoLyn pasti merencanakan sesuatu?
Setelah urusannya selesai, Rein terlihat mulai berdiri dari tempat duduknya dan menuju pintu keluar.
"... Aku pergi."
"Selamat bertarung Rein, jangan sampai pedangku rusak."
***
Bertepat di alun-alun kota Sindria, terlihat cahaya teleportasi mulai bersinar di area tempat datangnya para pemula berkumpul.
Namun cahaya itu bukanlah dari player pemula melainkan dari beberapa orang yang terlihat memakai seragam Rohan, salah satu diantara mereka adalah Lucius dan Arthuria. Tepat disamping mereka yang berjumlah sekitar 6 orang berpakaian yang sama, mengikuti Lucius dan Arthuria yang berjalan menuju kearah Colasium.
Kemunculan mereka menjadi sebuah tontonan dari para player yang berkumpul di area Sindria.
Meskipun saat ini waktu Sindria sedang menunjukan siang hari, namun di dunia nyata saat ini menunjukan pukul 7 malam yang merupakan jam sibuk di LLO. Banyak orang akan bermain pada jam-jam saat, karena itulah banyak sekali player yang berkumpul di Sindria sedang melakukan aktifitas seperti biasanya.
Namun kedatangan Lucius dan beberapa orang yang mengikutinya membuat pusat perhatian kini tertuju pada mereka, tentu saja mereka sangat mencolok terutama karena mereka adalah para pemimpin dari salah satu Legion terkuat di LLO saat ini.
Salah satu yang membuat semua orang dapat mengenali mereka adalah pakaian yang mereka pakai saat ini. Meskipun terlihat seragam, namun pakaian Legion Rohan terutama anggota dan Lucius memiliki bagian yang berbeda. Salah satu yang membedakannya adalah sebuah lambang pada bagian lengan kanan pakaian tersebut.
Jika pada lengan kanan Lucius terlihat sebuah lambang bintang, namun dilengan kanan pakaian Arthuria dan orang-orang yang mengikutinya terlihat lambang bertuliskan angka romawi dari 1 sampai 7.
Lambang bintang pada pakaian Lucius memiliki arti Master, sedangkan angka Romawi pada pakaian Arthuria dan lainnya memiliki arti Commander 1 sampai 7.
"... Oy Lucius kita jadi pusat perhatian sekarang."
Salah seorang dari anggota yang memgikuti Lucius terlihat berbicara. Dia adalah Seventh Commander Legion Rohan yaitu Liondale. Karena dia adalah seorang Beast, Wajah Liondale terlihat seperti singa dan memiliki bulu lebat di seluruh tubuhnya. Tubuhnya kekar dan besar, bahkan kedua tangannya terlihat memiliki cakar. Taring pada mulutnya serta bola mata yang berwarna merah membuat dirinya terlihat sangat menakutkan.
Liondale adalah satu-satunya Commander ras Beasr di Rohan.
"Bukankah itu karena penampilanmu yang mencolok, Liondale?"
Jawab seorang pria yang merupakan Second Commander Legion Rohan, William. Dia memiliki rambut merah serta tubuh yang tidak begitu besar.
"Eh karena aku hahaha."
Liondale terlihat tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban William seakan dia sedang mencoba melawak. Bahkan Liondale terlihat menepak bahu William yang berada di depannya dengan kuat membuat William terlihat marah.
"Hentikan itu Liondale."
"Bukan Cuma Liondale, kau juga sama William. Tidak, karena kalian semua mengikutikulah alasan kenapa kita jadi pusat perhatian." Ucap Lucius memotong pembicaraan William dan Liondale. "... Tapi kenapa kalian bisa mengetahuinya?"
Pandangan Lucius kini tertuju pada Arthuria yang berjalan tepat disampingnya. Mengetahui tatapan itu, Arthuria terlihat mengalihkan pandanganya.
"... Itu tidak penting Master. Yang ingin kami tau adalah siapa orang yang berani menantangmu itu?"
Kini Fiveth Commander mulai ikut berbicara, Dia adalah Julian. Dia memiliki rambut pirang dengan sebuah senjata yang terlihat berada di pinggangnya. Dia terlihat sangat dingin dan bahkan terlihat seperti seorang yang pemarah.
"Aku juga ingin tau, siapa dia sebenarnya Lucius."
Liondale terlihat penasaran.
"Kalian tidak akan mengenal dia. Dia adalah seorang Chaser yang sudah mencapai level maksimal dengan Job class Swordmaster."
"Oho seorang Swordmaster. Kenapa kau begitu tertarik dengannya Lucius?"
"Benar Master, jika melawan seorang Swordmaster aku pun sudah cukup. Kenapa kau menerima tantangan darinya?"
Liondale dan Julian yang terlihat penasaran kembali bertanya lagi pada Lucius. Tidak hanya dirinya, bahkan seluruh Commander yang mengikutinya bahkan Arthuria yang mengikutinya kemarin pun masih belum mengetahui alasan kenapa Lucius mau menerima tantangan Rein.
Lucius adalah orang yang sedikit menyukai tantangan. Dia sudah melakukan banyak pertarungan selama ini, Raid Boss atau bertarung melawan player kuat di Legion lain. Dia pun pernah melawan seorang Swordmaster sebelumnya saat Legion Wars.
Dengan pengalaman itu, Lucius saat ini selalu memilih melakukan sesuatu. Dia tidak akan turun ke sebuah Legion Wars jika dia tidak akan menemukan sebuah tantangan baru, begitu pun dengan PvP.
Tujuan utama Lucius adalah ingin bertarung melawan LunaClaire yang merupakan seorang Ashura. Dia ingin mengetahui seberapa kuat kemampuan dari Special Class Ashura.
Namun pertanyaannya yang kali ini yang masih menjadi rahasia adalah kenapa Lucius menerima tantangan Rein?
Jawaban dari pertanyaan itu masih disimpan oleh Lucius.
Namun semua orang tau bahwa Lucius tidak akan menerima sebuah tantangan jika tidak ada alasannya.
"Apa kau melihat sesuatu pada statusnya Lucius?" Arthuria memberikan sebuah pertanyaan yang membuat Lucius mengalihkan pandangan. "... Dia memperlihatkan Statusnya padamu kemarin kan?"
"Ya, ada sesuatu yang menarik perhatianku."
Jawab Lucius.
"Hmmm Apa itu Lucius?"
Tanya Third Commander Legion Rohan, Rolland. Dia adalah seorang pria yang memiliki tubuh besar dan berotot. Memiliki wajah yang terlihat seperti berumur 40an dan memiliki sebuah bekas luka pada bagian mata kanannya. Degan wajahnya yang terlihat sedikit lebih tua, sifat dan sikapnya pun terlihat lebih bijaksana, bahkan dibandingkan dengan Lucius sekalipun.
"... Loyalti pointnya hampir mendekati 17 ribu."
Ucap Lucius yang membuat semua orang terkejut seketika.
"17000 ribu?... Anda pasti bercandakan tuan Lucius?"
Ucap seorang wanita di samping Arthuria. Dia adalah Fourth Commander Legion Rohan, Alexsandra. Memiliki rambut berwarna merah terang yang diikat Ponytail serta bola mata merah. Tubuhnya sedikit pendek dari Arthuria dan terlihat seperti wanita muda.
"Dengan Loyalti Point sebanyak itu artinya dia adalah pemilik Loyalti terbesar di LLO."
Ucap seorang pria disamping Rolland. Pria yang Memiliki rambut berwarna hitam itu dan bertubuh tinggi itu adalah Sixth Commander Legion Rohan, Mikhael.
"Hahaha Benarkah dia memiliki Loyalti point sebesar itu Lucius?... Mungkin pertarungan kali ini akan menarik hahaha."
Ucap Liondale sambil tertawa.
"Tidak mungkin Loyalti Pointnya bisa sampai sebesar itu, bahkan denganku saja bedanya hampir 10 ribu. Bagaimana cara dia menadapatkan Loyalti Point sebanyak itu?"
William terlihat masih belum percaya dengan apa yang dikatakan oleh Lucius.
"Siapa nama orang itu Master?"
Tanya Julian.
"... Nama dia adalah Rein."
Setelah berjalan cukup lama, Akhirnya Lucius dan lainnya sampai di area Colassium. Seperti biasanya Collasium dipenuhi oleh Chaser yang sedang melakukan PvP.
Dengan sistem PvP yang memperbolehkan seorang player membuat sebuah perjanjian seperti pertaruhan. Salah satu cara para Chaser « Player non Legion » mencari uang selain Raid Boss adalah dengan cara PvP, itulah alasan kenapa Colasium sering dipenuhi oleh Chaser.
Chaser sering melakukan PvP untuk mempermudah mereka mencari uang. Hanya dengan 5 menit saja, seorang player bisa mendapatkan banyak sekali keuntungan tergantung taruhan yang mereka buat. Mereka sering menyebut para Chaser petarung di Colassium adalah seorang Gladiator, mungkin alasannya karena tempat ini hampir mirip seperti colasium di dunia nyata yang merupakan tempat bertarung para gladiator.
Selain mendapatkan hadiah dari perjanjian, para penonton yang berada di luar area pun dapat melakukan sebuah perjudian dengan uang mereka. Pada saat masa stand by hitungan mundur, para penonton yang duduk di area Colasium akan mendapatkan sebuah kota informasi yang berisi pilihan untuk ikut berjudi atau tidak. Jika menekan tanda terima, maka player harus memasukan sejumlah uang pada player yang didukungnya. Jika menang maka jumlah uang yang diterima akan naik sebesar 20% dari jumlah yang ditaruhkan. Jika kalah maka uang yang di pertaruhkan akan menghilang semuanya.
Dengan sistem ini, banyak orang yang mencoba peruntungannya di tempat ini.
Lucius dan para Commandernya terlihat berada di tempat duduk para penonton saat ini dan menyaksikan sebuah pertarungan yang tengah berlangsung di bawah sana. Kali ini pertarungan mempertemukan seorang player dengan job base Warior dengan seorang player dengan job base Thief.
Player yang memakai pisau « Thief » itu terlihat lebih kuat dibandingkan dengan player yang memakai pedang besar itu « Warior ». Combinasi serangan dari kedua pisau dan kecepatan yang dimilikinya jauh lebih hebat dibandingkan dengan player yang memakai pedang itu. Selain itu player yang mempunyai job base Thief itu sangat cerdas, dia dapat mengkombinasikan skill serangan dan Support dengan baik.
Serangan demi serangan terus dilancarkan pada warrior yang sedari tadi hanya bisa bertahan dengan pedang besar yang dia pegang, bahkan sekalin lama Hpnya terus menurun.
"... Hmmmm dia pasti akan kalah."
Liondale yang sudah duduk dan menyaksikan pertarungan langsung memberikan komentarnya. Beberapa saat kemudian sebuah sorakan mulai terdengar dari para penonton. Meskipun pertarungan menyisakan waktu masih banyak sekitar 2 menit lagi, namun pertarungan dibawah sana sudah berakhir dengan habisnya Hp warior tersebut.
"Ouh bukankah ini terlalu ramai, iyakan nona Arthuria?"
Tanya Alexsandra sambil memperhatikan seluruh area Colasium yang kini dipenuhi oleh banyak penonton. Meskipun tidak penuh, namun jumlah ini lebih banyak dari pada hari-hari biasanya.
"Apakah mereka sudah tau?"
Ungkap Arthuria yang merasa heran.
Kedatangan Lucius dan Lainnya terlihat membuat beberapa orang di area tempat duduk didekat mereka mulai merasa gelisah, mereka terlihat terkejut dengan kehadiran para pemimpin Legion Rohan tersebut.
"Oy katakan padaku, kenapa hari ini banyak sekali orang ditempat ini?"
Julian dengan dingin bertanya pada seseorang player yang berada di dekat area tempat duduknya. Dengan nada seperti seorang yang mengancam, player yang ditanya terlihat ketakutan melihat sosok dirinya.
"... B-bukankah kalian p-para pemimpin d-dari Legion Rohan."
"Ah jika kau sudah tau, cepat jawab pertanyaanku?"
"Oy Julian apa yang kau lakukan?"
Tanya William sambil mendekati Julian.
"Diamlah, aku sedang mencari informasi." Sebuah cahaya terlihat muncul pada bagian pinggang kanannya yang berubah menjadi senjata. Dia menarik pedang pada pinggangnya itu dengan tangan kirinya dan mengarahkannya pada player yang dia tanya."...Cepat jawablah?"
"E-eh b-baiklah, aku mendengar bahwa akan ada pertarungan besar di Colasium hari ini. Karena itulah banyak orang datang kemari, hanya itu yang kudengar."
Setelah menjawab pertanyaan Julian, player tersebut terlihat panik dan mulai berlari ke area lain meninggalkan Lucius dan yang lainnya. Begitu juga dengan para penonton yang menyadari kehadiran mereka, dengan cepat mereka memberikan jarak pada kelompok Lucius.
"...Hmm jadi mereka sudah mengetahuinya, meskipun hanya sebatas itu saja."
Ucap Mikhael yang duduk bersama dengan Liondale dan Rolland.
"Jadi mana orang yang bernama Rein itu Lucius, apakah dia berada diantara para penonton ini?"
Ucap Liondale pada Lucius yang kini terlihat sedang memperhatikan para penonton yang berada di Colasium. Ketika Lucius sedang mencari Rein diantara banyaknya penonton, Lucius melihat sosok yang dia kenal tepat pada pintu masuk yang mereka lewati. Dia adalah LunaClaire bersama dengan Cecilia dan Rein.
"... Apakah kau mencariku?"
Ucap Rein sambil menata Lucius dengan senyuman diwajahnya.
Dengan senyuman yang sama pada raut wajahnya, Lucius mulai berjalan perlahan mendekati Rein yang berada depan pintu. Lucius melewati Rein dan mulai berbicara dengan pelan.
"Aku menunggumu di arena pertandingan."
LunaClaire dan Cecilia kini duduk bersama dengan para Commander Legion Rohan bersama-sama di kursi penonton, ada sebuah jarak yang terlihat jelas diantara kelompok mereka saat ini. Suasana diantara mereka begitu berat bahkan tidak ada pembicaraan yang terlontar dari kelompok mereka pada kelompok lainnya.
Mereka terlihat hanya focus menunggu pertarungan antara Lucius dan Rein yang mungkin akan terjadi sesaat lagi.
Tiba-tiba Liondale yang terlihat duduk bersama para Commander lainnya terlihat mulai berdiri dari tempatnya dan berpindah. Dia berjalan mendekati LunaClaire dan mencoba meminta ijin duduk di sebelahnya.
"... Bolehkah aku duduk disamping kalian Nona LunaClaire dan Hmmm?"
"C-cecilia."
Jawab Cecilia yang gugup melihat Liondale. Melihat tubuh Liondale yang tinggi dan besar, membuat Cecilia terlihat sangat kecil sebagai seorang Elf. Namun melihat sikap Liondale dari dekat, Cecilia kini tidak terlalu takut kepadanya.
"Kau boleh duduk disampingku tuan?"
"Maaf, biarkan aku mengenalkan diriku. Namaku Lion dale, Sevent Commander Legion Rohan. Senang bertemu dengan kalian."
"Senang bertemu denganmu tuan, namaku—"
"Aku sudah mengenalmu, tidak usah mengenalkan dirimu lagi padaku. Kau sangat terkenal akhir-akhir ini, jadi tidak ada yang tidak menganalimu."
"Selamat malam nona LunaClaire."
Arthuria terlihat mendekati Liondale, LunaClaire, dan Cecilia untuk memberikan salam.
"Selamat malam nona Arthuria. Jadi anda datang kemari juga?"
"Tentu saja. Mungkin ini sedikit terlambat, tapi maafkan aku atas kelakuan Lucius yang datang tiba-tiba kemarin malam ketempatmu."
"Tidak apa-apa."
"Dia memang sering membuat ulah."
"Kau sepertinya sangat mengenal Lucius?"
Tanya LunaClaire.
"Hahaha tentu saja karena mereka berdua adalah sepasang kekasih di dunia nyata."
Ucap Liondale yang membuat LunaClaire dan Cecilia terlihat bergitu terkejut. Tidak hanya mereka berdua saja, bahkan diantara para Commander pun sepertinya mereka tidak mengetahui hubungan antara Lucius dan Arthuria. Mereka terlihat baru mengetahuinya saat Liondale mengatakan hal itu.
Beberapa saat kemudian Liondale terlihat mendapatkan sebuah pukulan telak pada rahang bawah dari Arthuria yang kini sedikit kesal. Tubuh Liondale terjungkal kebelakang mendapat pukulan tersebut.
"....Uaahhhh."
"Dasar."
Ucap Arthuria.
"Benarkah itu nona Arthuria?"
Alexsandra dengan cepat mendekati Arthuria dan bertanya padanya dengan penuh keingintahuan. Mendengar pertanyaan itu, Arthuria hanya bisa diam dengan wajah yang sedikit memerah. Melihat sikap itu, Alexsandra terlihat mulai tersenyum dan terlihat senang.
"Selamat nona Arthuria."
"Apa kalian sudah saling mengenal di dunia nyata?"
Tanya LunaClaire sedikit penasaran.
"Seperti itulah, kami memang sering bertemu satu sama lain dulu. Tapi sekarang ini kami disibukan dengan pekerjaan masing-masing." Liondale mulai bangkit kembali dari posisinya sambil kedua tangannya memegang area yang dipukul oleh Arthuria. "... Bolehkah aku bertanya sesuatu padamu nona LunaClaire?... Apakah benar pria bernama Rein yang bersamamu tadi memiliki Loyalti point hampir 17 ribu?"
"Kenapa kau bisa tau?"
"Lucius mengatakannya pada kami. Dia bilang melihat loyalty point milik Rein saat kemarin."
LunaClaire terlihat mulai ingat, kemarin dia melihat Rein memberikan sesuatu pada Lucius sebelum memberikan tantangan. Sepertinya Rein memberikan informasi menengenai stasus miliknya pada Lucius untuk menyakinkannya.
"Ah waktu itu."
"Jadi apakah benar pria bernama Rein itu memiliki loyalty point sebesar itu?"
Tiba-tiba Julian ikut dalam perbincangan Liondale dan LunaClaire. Dia yang sangat penasaran, ikut bertanya pada LunaClaire.
"Sepertinya aku sudah tidak perlu menyembunyikannya lagi."
"Jadi memang benar?"
"Benar Loyalti point miliknya hampir mencapai angka 17 ribu saat ini."
"Hahaha Sulit dipercaya. Bagaimana dia bisa mendapatkannya?... Tidak heran bahwa Lucius sedikit tertarik padanya. Pertarungan ini akan sangat menarik." Ucap Liondale.
***
Tanpa rasa ragu, Rien berjalan menuju cahaya yang berada di ujung lorong gelap yang kini sedang dia lewati. Dibalik cahaya itu, terdengar sorak sorai penonton yang terdengar sangat ramai. Dia yakin bahwa sorak sorai penonton sedang tertuju pada lawannya kali ini yaitu Lucius yang kini mungkin sudah berada di arena tepat dibalik cahaya yang kini dia lewati.
Ketika memasuki arena, benar saja Lucius telah berdiri tepat di tengah-tengah arena dengan senyuman penuh keyakinan pada raut wajahnya.
Seakan menyambut Rein, Lucius terlihat begitu tenang menunggu Rein mendekat padanya.
Saat ini sorak sorai penonton mulai menghilang dari gendang telinga Rein ketika Lucius mengangkat tangan kanannya seperti tanda untuk semua penonton untuk diam.
"Sepertinya kau sudah terbiasa dengan suasana seperti ini ya Lucius?"
Memulai perang urat saraf, Rein mencoba sedikit memancing Lucius untuk berbicara.
"Tentu saja, aku sudah terbiasa dengan hal ini, kau tau siapa diriku kan?"
"Hanya sedikit, aku cuma tau bahwa kau adalah runner up World Turnamen Battle Player di LLO 2 tahun lalu."
"Eh kau melihat pertarungan itu?"
"Tidak, aku hanya mendengarnya saja. Saat itu aku sibuk membantu wanita itu."
"Wanita itu?.... Apa yang kau maksud LunaClaire?"
"Ya seperti itulah." Rein terlihat mulai mengangkat tangan kirinya dan membuka menu Controller, dia menekan beberapa tombol di menu hologram di depannya."...Baiklah perbincangan ini kita akhirnya saja untuk saat ini. Apa kau sudah siap?"
Sebuah pesan tantangan PvP kini dikirimkan oleh Rein pada Lucius yang kini mulai tersenyum melihat tindakan Rein yang berani padanya. Lucius kini diselimuti rasa senang dan juga sedikit marah karena dia merasa dipermainkan oleh Rein.
Lucius mulai menekan kotak Accept dengan senyuman penuh niat membunuh yang kuat.
Kotak pesan mulai berganti menjadi Stand By , dan hitungan mundur selama 1 menit pun mulai muncul.
Rein mulai melakukan perubahan pada status miliknya, terutama mengganti seluruh armor yang akan dia pakai saat ini. Dia mengganti seluruh armor yang dia pakai dengan daftar item yang dia dapat dari XiaoLyn kemarin malam.
Seluruh pakaiannya yang sebelumnya begitu cerah kini terlihat berubah menjadi berwarna hitam dengan garis merah pada beberapa bagiannya. Ada beberapa armor besi pada beberapa bagian armor yang Rein pakai saat ini. Armor yang kini dia pakai adalah Jikael No Limit Set.
Jikael no Limit set adalah armor khusus untuk 3rd job warrior, Swordmaster Set.
Armor ini di dapat ketika seorang player telah melakukan misi khusus Swordmaster tingkat ke 3, yaitu berhasil mengalahkan Raid Boss Jikael. Quest ini memang sudah muncul pada website dan mungkin seluruh player pernah membacanya, namun untuk melihat seseorang menggunakan Armor set ini sangatlah jarang. Lebih tepatnya, ini adalah kali pertama para player melihat seseorang menggunakan Armor set ini.
Quest tingkat ke 3 dari 3rd Job adalah misi terakhir yang mengharuskan seorang player melakukan boss raid sendirian. Quest ini memang bertujuan untuk mengetes seberapa kuat player yang sudah beralih ke 3rd job. Sebagai imbalannya, Quest ini akan memberikan satu Set Armor tingkat ke 3. Seluruh armor yang diberikan akan berbeda-beda tergantung dari job Class yang mereka ambil.
Untuk Swordmaster, Jikael no Limit Set adalah imbalan dari Quest tersebut.
Melihat Rein menggunakan Armor tersebut, seluruh penonton terlihat terdiam sejenak dengan penuh pertanyaan. Begitupun dengan Lucius yang berada dihadapannya, dia pun sedikit tidak percaya dengan apa yang dikenakan oleh lawannya kali ini.
"... Huh, ini menarik. Juga akan lebih serius kali ini."
Mengangkat tangan kirinya ke udara dan mulai mengutak-atik menu controller miliknya.
Seluruh Armor Lucius pun mulai berganti satu persatu dengan sebuah jirah besi yang memiliki bentuk sangat mengagumkan. Seluruh armor putih keemasan yang digunakan Lucius terlihat sangat kuat. Corak keemasan yang membuat sebuah pola pada setiap sisi armor miliknya membuat armor tersebut begitu elegan sekaligus menyeramkan. Sebuah kain putih dengan pola salib emas dibagian belakang armor Lucius pun yang kini tertiup oleh angin membuat dirinya terlihat layaknya seperti seorang raja.
Rein tidak begitu terkejut dengan seluruh armor yang dipakainya, bahkan dia pernah melihat beberapa foto Lucius di website LLO sebelumnya.
Armor miliknya itu adalah sebuah armor yang sepertinya dibuat khusus untuk Lucius. Armor itu bernama Guardian Arc Holy Armor set, armor yang hanya bisa dipakai oleh seorang player dengan Special Job Guardian Knight.
Guardian Knight adalah job lanjutan dari Paladin atau special Job seperti layaknya Ashura milik LunaClaire.
Lucius memiliki julukan « Absolute Defense » oleh banyak orang yang berarti pertahanan yang absolut atau tidak tertembus karena sampai saat ini belum ada yang bisa mengalahkannya saat dia mendapatkan Special Job miliknya. Dengan Job bawaan sebelumnya yaitu Paladin yang dikenal sebagai job dengan pertahan terkuat, Lucius menjelma menjadi player yang memiliki segalanya di LLO.
Dengan membuang perisai, Guardian Knight menjadi Class yang bertarung seperti layaknya seorang warior menggunakan sebuah pedang. Serangan sekuat warior dan pertahan sekeras Paladin, itulah Guardian Knight.
Lucius mulai menarik senjata miliknya yang kini muncul pada bagian pinggang kirinya. Tangan Lucius menarik erat sebuah pedang berwarna putih kebiruan dengan pola salib pada pegangannya. Serta pada permukaan tajam pedang tersebut, terlihat beberapa pola yang membentuk sebuah tulisan yang tidak dimengerti sama sekali.
Namun hanya satu yang pasti, nama senjata yang kini dipegang Lucius bernama Sword of God.
Untuk informasi mengenai senjata itu sampai saat ini masih belum diketahui. Bahkan meskipun senjata itu telah dipublikasikan, informasi mengenai kemampuan senjata itu masih tanda tanya. Tidak ada yang tau kecuali Lucius sendiri saat ini.
Terintimidasi?
Rein yang melihat senyuman pahit Lucius, kini semakin diselimuti oleh rasa takut. Meksipun sudah mengetahui seberapa kuat dirinya, Rein tetap merasakan ketakutan saat berdiri di depannya.
Seluruh pandangan Rein begitu kosong saat ini, keraguan mulai menyelimuti dirinya.
Apakah aku bisa mengalahkannya?
Namun beberapa saat kemudian, Rein mulai mengangkat tangan kananya tepat disamping wajahnya. Dia mengepalkan tangannya dan memukul pipinya dengan sangat kuat. Apa yang dilakukan Rein membuat semua orang bertanya-tanya saat ini.
Setelah dia memukul sendiri wajahnya, Rein terlihat mulai tersenyum kembali.
Dia melakukan hal itu untuk melawan rasa ragu yang mulai menyelimuti pikirannya. Memompa adrenalinya dan kepercayaan dirinya, Rein kini dipenuhi oleh rasa percaya diri yang tinggi. Banyak berpikir membuat dirinya semakin ragu, karena itulah dia mengosongkan pikirannya dan focus untuk bertarung habis-habisan saat ini.
Rein memposisikan tubuhnya bersiap untuk bertarung. Dia sedikir menunkan tubuhnya ketika memposisikan kaki kirinya dan tanganya di depan. sedangkan beberapa saat kemudian, sebuah cahaya merah seperti api mulai terlihat berkumpul pada telapak tangan Rein. Api tersebut terlihat membara begitu besar dan membentuk sebuah object yang terlihat menyerupai sebuah pedang besar.
Senjata yang diselimuti api itu adalah item yang dia pinjam dari XiaoLyn, Ancient Sword of Typareht.
Sebuah pedang merah dengan sebuah pola berbentuk pola naga di bagian permukaan tajamnya. Bentuk pedang itu cukup besar dan memiliki ornament 4 sayap disetiap sisinya. Permukaan tajamnya terlihat berkilau dengan aura api keemasan yang menyelimutinya.
Lucius begitu terkejut melihat senjata milik Rein itu, darahnya seakan bergejolak dan tidak sabar lagi untuk bertarung.
Hanya tinggal 10 detik terakhir sebelum hitungan mundur berakhir.
"Infinity Defence, Power Guard, Shielder, Movement, Divine Guard, Absolute Defense, Light Move,Reflection Guard, Defence Charge,Devine Protection, Ultima Power."
"Berserk, Ignation, Combo Mastery, God of Eye, Movement, Accel, Charge, Awakening, Instinct, Enrage, God of Combo."
Secara bersamaan Rein dan Lucius mulai menggunakan seluruh support skill milik mereka masing-masing saat waktu stand by hanya tinggal 10 detik lagi.
Seluruh penonton kini terdiam dan menarik nafas dalam-dalam, menunggu sebuah pertarungan terkuat tahun ini. Saat waktu mulai hanya tinggal 5 detik lagi, Rein mulai melakukan tahap terakhir persiapannya.
"..... Bahamut, Dragon Force!!"
Sebuah api hitam muncul tepat di belakang tubuh Rein yang meyerupai sosok seekor Dragon. Api hitam itu bergerak menyelimuti tubuh Rein saat ini. Ketika pesan Duel dimulai muncul tepat di tengah-tengah arena, Rein maju berlari kearah Lucius sesaat setelah pesan duel dimulai « Fight » muncul di tengah-tengah arena.
Hanya sekejap, mereka saling berhadapan saat ini.
Rein menghempaskan senjata miliknya ke arah Lucius dengan sangat kuat dari arah samping kanan. Sedangkan Lucius yang menyadarinya menghempaskan senjatanya juga dari arah samping kiri.
Ketika kedua senjata mereka saling bertabrakan, sebuah gelombang kuat muncul yang membuat seluruh arena Colasium bergetar hebat. Percikan api terlihat ketika Sisi tajam kedua senjata itu saling berbenturan dan cahaya-cahaya putih muncul seperti sebuah kembang api ketika Lucius dan Rein saling melakukan jual beli serangan saat ini. Saling mengayunkan senjatanya sangat kuat dan cepat di tengah arena, udara yang berhembus pun kini seakan bergerak dari arah kedua orang yang bertarung saat ini.
Seluruh penonton terdiam, terpaku dengan kekuatan kedua orang itu.
Tubuh mereka kini sama sama terpental kebelakang saat ini. Terdiam sejenak dan saling menatap, mereka terlihat seperti mengetahui isi pikiran masing-masing.
Sama-sama bergerak maju, kedua senjata mereka terlihat mulai bersinar.
"Deathly Slash!!"
"Grand Cross!!"
Skill serangan Rien dan Lucius terlihat saling berbenturan satu sama lain. Gelombang serangan dan Hempasan udara yang sangat kuat membuat seluruh area kini diselimuti debu asap yang cukup tebal. Keduanya terlihat kembali terpental satu sama lain, namun sepertinya serangan barusan memiliki perbedaan kekuatan yang sangat signifikan.
Pertahanan Lucius masih terlalu kuat untuk Rein bisa menembusnya.
Tubuh Lucius hanya terdorong sedikit kebelakang, namun Rein kini harus terdorong jauh bahkan mendekati tembok penonton. Nafas Rein bahkan terengah-engah setelah melakukan serangan ini. Total Health Point « Hp » yang berkurang pun lebih banyak Rein di bandingkan dengan Lucius yang bahkan belum kehilangan 10% dari total Hpnya.
1 menit berlalu setelah mereka menjual beli serangan dengan sangat cepat, namun pertarungan baru saja dimulai kali ini.
"... Apa hanya segitu?."
Tanya Lucius.
"Ini baru dimulai, bersiaplah."
Jawab Rein dengan cepat, dia berdiri dan mulai menarik nafas sejenak. Sorot matanya berubah menjadi lebih serius kali ini. Akhirnya Rein mulai berlari kembali menyerang Lucius.