Baixar aplicativo
66.66% Attack On Titan: OP MC / Chapter 28: Pembicaraan

Capítulo 28: Pembicaraan

Levi melihat Semua anggotanya sudah berkumpul.

"Gunther, segera beritahukan kepada mereka, tentang Ekspedisi di luar tembok yang akan segera di lakukan."

"baikalh, kapten" Gunther segera memberi Segala informasi kepada Squad Levi dan Eren.

sedangkan Arima dan Levi tidak mendengarkan, karena mereka berdua lebih mengetahui maksud dari Ekspedisi tersebut.

"Jika sudah, segera ambil kuda, dan segera berkeliling, kita akan patroli.."Levi memerintahkan Squad nya untuk tidak membuang waktu.

-sore hari kemudian.

"Eren, setelah ini segera bersihkan kembali kandang kuda, dan ingat jangan menyisakan nya sedikitpun."Levi melihat ke arah Eren dengan Serius.

"Siap, kapten!"Jawab Eren.

Setelah itu Eren langsung menggerjakan pekerjaan nya.

Arima menghela nafas dan segera membantu Eren melakukan pekerjaannya.

setelah membersihkan nya selama beberapa saat Arima melihat ke arah luar kandang kuda.

"Eren kurasa aku melihat Crista dan yanglainnya juga."Arima segera meninggalkan pekerjaannya dan segera menghampiri Crista.

Eren yang melihat Arima keluar, segera menyusul karena melihat Teman,-temannya.

"Oluo-san apakah boleh jika aku melihat teman-teman ku?."Eren memunta Izin terlebih dahulu kepada Pengawas yang ditunjuk kepadanya sebagai Ganti Levi.

"cih... pergi sana.."Oluo berbicara dengan nada yang meniru cara berbicara Levi.

"Hey Krista!."Arima  melambaikan tanggannya kepada Seorang perempuan bertubuh kecil.

Crista melihat ke arah Arima dan segera Membeku, Melebarkan matanya dan Segera tersenyum.

"Arima, syukurlah kau baik-baik saja."Krista Tersenyum kepada Arima.

Mikasa yang mendengar suara Arima segera menengok kearah suara tersebut.

"Arima! Eren, Eren berada di mana? apakah dia bqik baik saja?"Mikasa segera memberikan pertanyaan Kepada Arima.

Arima yang melihat Mikasa yang sangat perhatian kepada Eren segera menunjuk ke arah Eren.

setelah itu Mikasa segera menghampiri Eren.

Sedangkan Arima Menemui Krista.

"Krista, selamat datang di dalam pasukan pengintai."Arima yang melihat wajah cantik Krita segera tersenyum.

"Jangan tersenyum seperti itu, menjijikan."Ymir yang berada di samping Krista segera berbicara kepada Arima.

Arima hanya melihat Ymir sambil tersenyum mengejek

"Kalian berdua hentikan."Krista yang melihat suasana Ymir dan Arima segera menghentikan nya.

"Wah?... Kalian semua disini?, jika kalian disini Apakah kalian bergabung dengan pasukan pengintai?."

"Memang Apakah ada alasan lain?."Conny Segera menjawab Eren.

"Berarti yang memasuki polisi militer hanya Jean, Annie dan Marco saja?."Eren bertanya kepada mereka.

Jean yang berada di belakang mereka segera menghampiri Eren.

Eren melihat Kebelakang nya dan melihat Jean.

"Jangan jangan kau juga-."

"Marco sudah mati."Jean berbicara sambil melihat ke arah Eren dengan Serius.

"Eh??.. barusan apa yang kau bicarakan?, kau bilang marco telah mati?."Eren yang mendengar Jean berbicara seperti itu memasang wajah tidak percaya.

"Tampaknya tidak semua orang mengalami kematian yang dramatis, bagaimana dia bisa mati pun aku tidak tahu."Jean Berbicara dengan sedih. Dia mati tanpa ada yang tau, dan tak seorang pun yang melihatnya."

Eren berdiri membeku tidak percaya, Armin, Conny dan Sasha juga terlihat sedih.

"Oii!.. anggota baru segera mendekat, Seragam kalian sudah datang!." Seorang anggota pasukan pengintai membagikan

Yang lainnya segera Mengambil Seragam nya masing masing.

Arima melihat Krista yang memakai seragam pasukan pengintai dan segera tersenyum.

"Kau sangat cantik."Arima melihat ke arah Krista, dengan wajahnya yang imut, rambut pirang dan mata biru yang jernih.

Krista balas menatap Ke arah Arima, Arima juga memakai Seragam Pasukan pengintai coklat beserta seragam hijau Pasukan pengintai yang terlihat sangat tampan.

Mata abu-abu yang dalam, dengan rambutnya yang sangat hitam dan posturnya yang gagah.

jika di satukan dengan gaya bertarung tingkat tinggi yang Arima miliki, Arima adalah sosok yang sangat sempurna dikalangan perempuan.

Krista yang berpikiran tersebut tidak bisa membantu dan wajahnya berubah memerah.

"Tidak baik mengobrol disini ayo ikuti aku."Arima mengambil inisiatif untuk menuntun Teman-teman nya mengikuti.

Arima membawa Eren dan yang lainnya ke dalam gudang perbekalan.

"Jadi apakah kalian akan mengikuti Ekspedisi di luar tembok yang akan di lakukan dalam waktu dekat ini?."Arima bertanya kepada mereka.

"Benar, kami juga akan ikut dalam misi kali ini."Mikasa segera menjawab Arima.

"Hei, Eren. Katanya saat kau berubah menjadi Raksasa, kau mencoba untuk membunuh Mikasa. Apa maksudnya itu?."Jean segera melangkah kedepan Eren.

Mikasa yang melihat ini segera Berbicara.

"Bukan, Eren cuma ingin Mengusir..."

"Aku tidak bertanya kepadamu, Mikasa jika Arima tidak ada di dekatmu kamu pasti sudah menerima Luka benar bukan?."Jean melihat Ke Arah Mikasa.

Eren menarik Nafas nya dalam-dalam.

"Katanya itu benar, saat aku menjadi raksasa, aku mencoba untuk membunuh Mikasa."Eren menjawab.

"Kalau itu kata orang lain, berarti kau tidak mengingatnya

kan?, dengan kata lain kau tidak bisa mengendalikan kekuatan raksasamu?."

"Benar seperti yang kau katakan."

Jean menghela nafas, dan melihat ke arah teman yang lainnya.

"Kalian dengar itu?, ini lah situasi kita. Umat manusia dan nyawa kita bergantung padanya. Mungkin kita bisa bernasib seperti Marco, tanpa di sadari Eren."Kata Jean sambil menundukan wajahnya.

Mikasa yang mendengar ini mengerutkan keningnya.

"Jean. Kau menanyakan Eren seperti ini, memangnya untuk apa?."

"Dengar ya.. Mikasa, tidak semua orang bisa sepertimu bersedia mati demi Eren tanpa mengharapkan imbalan apa-apa."Jean segera menjawab Mikasa dengan lantang.

"Kami harus tahu kalau kami ini mempertaruhkan nyawa untuk apa. jika tidak pada saatnya tiba kami bisa ragu, setidaknya biarkan aku mencari imbalannya."

Arima segera menepuk bahu Jean.

"Jika kau ragu segera lah berhenti Jean, aku memilih mempercayai Pasukan pengintai dan Eren, menurutku sikap yang setengah-setengah seperti itu akan membuat kalian dibayangi oleh keraguan."

Jean melihat ke arah Arima.

"Jadi Apa yang membuat kau tidak ragu?Arima."Jean bertanya kepada Arima sambil meningkatkan Suaranya.

"Yang kita bicarakan ini tentang nyawa kita sendiri."

"Setidaknya, lebih baik aku yang mati dari pada aku melihat keluargaku mati di makan raksasa. Itulah yang membuatku terus bergerak maju, mau apapun itu."Kata Arima sambil melirik ke arah Krista.

Jean segera menundukan wajahnya sambil membayangkan suatu saat nanti ibunya mati dimakan raksasa.

Jean menggertakan giginya dan berjalan Kepada Eren dengan wajah yang gelap."Karena itu Eren... Aku sangat bergantung padamu.

Eren melihat perubahan sikap yang di miliki Jean yang tidak terduga dan segera menjawab."baik."

----------------------

Bila lanjut silahkan berdonasi di link bawah guys.

https://saweria.co/Davidsohay

@Hellmy fadil.

-Untuk novel White Emperor akan di lanjutkan, tapi tidak sekarang, saya memohon maaf kepada helmy, tetapi saya akan berusaha untuk melanjutkan cerita dari "White Emperor".

TERIMAKASIH BANYAK ATAS DUKUNGANNYA!


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C28
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login