Khadijah Al-Kubra
Ketika Air Matanya Bercucuran
Suatu ketika, satu rombongan menemui Khadijah. Jumlahnya kurang lebih 60 orang. Rombongan tersebut memberikan kabar yang membuat Khadijah menjadi sangat bersedih. Mereka menyampaikan desas-desus tentang Rasulullah yang disebarkan oleh Ash bin Wail As-Sahmi, seorang pemuda Musyrik Makkah.
"Apa yang dia katakan?" Tanya Khadijah.
"Dia mengatakan, kalian biarkanlah Muhammad, karena dia adalah seorang lelaki yang tidak punya anak laki-laki. Kalau dia mati, maka terputuslah keturunanya dan namanya tak akan disebut-sebut lagi. Kita bisa istirahat mengurusinya."
Khadijah tak bisa menyembunyikan kesedihanannya. Air matanya meleleh dengan deras. Dia teringat kedua anak lelakinya yang sudah tiada, Qasim dan Abdullah.
Ketika Rasulullah datang, dia segera menghibur istrinya yang tengah bersedih. Dia hapus air matanya. Rasulullah menghiburnya dengan sebuah hadiah wahyu dari Allah:
Sesungguhnya kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkurbanlah (sebagai ibadah untuk mendekatkan diri kepada Allah). Sesungguhnya orang yang membenci kamu, dialah yang terputus (dari rahmat Allah). (QS. Al-Kautsar [108]: 1-3)