Salah satu tanganku menyusup ke balik rambutnya yang sedikit basah karena keringat. Alex belum bergerak sedikit pun untuk memberi waktu tubuhku menyesuaikan diri.
Kedua matanya terpejam erat sementara deru nafasnya yang memburu semakin berubah tidak beraturan. Aku tidak bisa membayangkan apa yang dirasakannya saat ini, tapi aku mengerti Ia sedang bersusah payah menahan dirinya agar tidak menyakitiku.
Sikapnya membuatku merasa tersentuh. Aku tahu untuk ukuran seorang Alpha, mengontrol dirinya bukanlah hal yang mudah.
Gerimis di luar sudah berganti menjadi hujan deras, suara tetesan air yang menghantam kaca jendela meredam suara tarikan nafasku yang mulai kembali normal.
Kuletakkan telapak tanganku di dadanya yang berdebar kencang, Alex membuka matanya lagi dengan pandangan panik. "Ada apa? Apa aku menyakitimu?"
Kuseret tanganku ke wajahnya lalu membelainya sekilas. "Kau tidak perlu menahan diri seperti ini, Alex."