Suara gelas yang membentur lantai lalu pecah terdengar sangat nyaring di tengah kesunyian sesaat ini.
"Cara," Alex memanggil namaku sekali lagi dengan suara parau. Wajahnya memucat drastis, aku bisa melihat kilatan bersalah di kedua mata coklatnya. Tubuh tingginya membeku sama sepertiku, tapi sesaat kemudian kedua bahunya bergetar samar-samar hingga handuk yang ada di salah satu bahunya meluncur jatuh ke lantai.
Tidak.
Ia pasti bercanda.
"Kau adalah... mate Cameron?" bisikku dengan suara tercekat. Jadi aroma memuakkan yang kucium di segala penjuru rumah ini adalah aroma mate Cameron dan Alex... Aku tidak bisa mencium aroma Alex yang biasanya kukenali karena aroma itu kini telah berubah.
"Urgh..." kedua tanganku melesat menutup mulutku, tiba-tiba aroma mate mereka membuat perutku sangat mual. Rasanya makan siangku mulai meluncur ke tenggorokanku lagi.
"Cara, kumohon, kau harus mendengar penjelasanku." Suara parau Alex terdengar semakin mendekat.