"Kau bilang kekuatan Leykanmu masih sangat sensitif dan bergantung pada emosi yang sedang kau rasakan," lanjutnya dengan suara rendah yang lembut. "Dan sentuhanku kelihatannya masih memiliki efek pada guratan dan mark di pangkal lehermu."
Ini sudah kedua kalinya aku mengajaknya tidur bersamaku, dan untuk yang kedua kalinya juga Alex menolakku. "Oh..." gumamku sedikit malu bercampur canggung. "Tentu saja. Kau benar."
"Hey, Cara..." Tangannya menarik daguku agar aku menatapnya kembali. Ia menatapku lekat-lekat dengan penuh keseriusan. "Percayalah padaku, aku mengatakannya bukan karena aku tidak menginginkanmu." Ia berdeham sedikit untuk menyingkirkan sedikit serak kasar dalam suaranya sebelum melanjutkan. "Aku hanya tidak ingin memperparah guratan di lehermu saat ini, setelah semua yang kita korbankan untuk membuat guratan dan memar itu memudar."