Wanita itu sudah gila, pikirku sambil menjaga jarakku darinya. Posturnya kini terlihat seperti ingin menerjangku.
"Rosie, ada apa?" Suara Alexei yang masih berdiri sekitar dua puluh meter di belakangku terdengar waspada.
Sebelum aku bisa menoleh padanya, wanita itu menggumam lebih cepat lalu tiba-tiba melesat menerjangku hingga membuatku mundur lebih jauh. Tapi terlambat. Kedua tangannya mendorong bahuku keras-keras hingga aku jatuh terduduk di atas lantai batu yang keras. Kedua telapak tanganku berusaha menahan beban tubuhku, tapi bagian lantai batu yang kasar dan tajam menggores kulit telapak tanganku.
Kedua matanya yang terlihat seperti orang yang sudah mati melirikku untuk yang terakhir kalinya sebelum Ia berbalik dan berlari sangat cepat meskipun kedua kakinya menyeret-nyeret.