Aku tidak tahu apa yang membangunkanku, antara suara mesin berisik di dekatku atau rasa sakit di kepalaku saat ini. Kedua pelipisku berdentum keras, bahkan kedua mataku ikut berdenyut menyakitkan. Kubuka mataku perlahan lalu menatap celana hitamku yang sedikit kotor, beberapa helai rambut coklatku jatuh menutupi mataku.
Bukan hanya kepalaku yang terasa sakit, tapi seluruh tubuhku juga. Aku tidak bisa menggerakkan apapun karena tubuhku terikat erat di kursi yang kududuki. Seseorang pasti sudah melepaskan jasku, karena kini aku hanya mengenakan kemeja putihku. Darah yang sudah setengah mengering menciprati sebagian kemejaku, serasi dengan warna dasi merah maroonku yang juga masih menggantung di leherku.