Berry adalah lelaki yang tepat waktu. Dia tidak suka ada orang lain telat meskipun membawa segudang alasan. Tapi untuk kali ini dia harus memakluminya. Maka sebuah senyum terbit, dan Berry bersikap professional. Dia mengatakan kalau itu tidak masalah. Meskipun hal yang diucapkan itu adalah sebuah basa-basi.
"Nama saya Atsuka." Mereka saling memperkenalkan diri. Perwakilan dari Wutsuka ini sepertinya memang sangat ramah, membuat Berry merasa tidak enak kalau dia harus berpikiran yang kurang baik terhadap mereka.
"Nama saya Berry."
"Saya rasa ini seperti ekspektasi saya." Atsuka masih mengembangkan senyumnya di bibirnya. Berry terlihat kebingungan dengan apa yang dikatakan oleh lelaki paruh baya tersebut. Dia tentu memikirkan ekspektasi seperti apa yang dimaksudkan?