Mo Qing cepat-cepat menggenggam tangan Gu Xiaoran, menghentikan gerakan sumpitnya dan menatapnya lekat-lekat. Walaupun mata gadis itu terlihat sedikit terkejut dan canggung, namun matanya tetap terlihat jernih dan indah. Tiba-tiba, terdengar suaranya yang terdengar dingin dan datar bagaikan angin yang bertiup di musim semi, "Iya, selera makanku memang sudah berubah. Akan tetapi, lidah bebek goreng itu juga tidak perlu kamu pesan. Semua makanan yang ada di sini, aku tidak menyukainya lagi."
Gu Xiaoran tertegun. Sepasang mata indahnya menatap mata Mo Qing yang terlihat dingin dan hampa. Sebuah rasa tidak nyaman pun muncul di dalam hatinya. "Kalau begitu kita pindah ke tempat lain saja. Aku yang traktir," ucapnya sambil bersiap-siap untuk bangkit berdiri.
"Tidak usah. Sudah sampai di sini, makan di sini saja." Sebenarnya selera makan Mo Qing tidak pernah berubah. Hanya saja, perasaannya ketika berada di kedai ini, tidak lagi sama seperti dahulu kala dan itu membuatnya tidak berselera melihat makanan-makanan yang ada di hadapannya itu.
Setelah sepenggal kalimat dari Mo Qing, masing-masing dari mereka terlihat sibuk menghabiskan makanan dalam keheningan. Suasananya pun menjadi terasa suram dan tidak sesantai beberapa menit yang lalu.
Setelah menyelesaikan makanannya, Mo Qing segera meminta bill dan menyelesaikan pembayaran. Melihat pria itu telah bersiap untuk beranjak pergi, Gu Xiaoran cepat-cepat membuka pembicaraan, "Aku akan berjalan sendiri kembali ke asrama."
Hanya membutuhkan waktu kira-kira 30 menit untuk berjalan di sepanjang area pejalan kaki di jalan Binjiang hingga sampai ke sekolah Gu Xiaoran. Dia pun sekaligus ingin menikmati angin sepoi-sepoi yang dapat menyegarkan tubuh dan pikirannya.
Namun Mo Qing sama sekali tidak menghiraukan perkataan Gu Xiaoran. Dia terlihat bangkit berdiri dan sibuk dengan ponselnya. "Antarkan Nona Gu kembali ke sekolah," ucapnya berbicara di telepon.
Tak lama setelahnya, sebuah mobil datang dan berhenti di sisi jalan. Sopir mobil keluar dari mobil tersebut dan membukakan pintu belakang untuk mempersilahkan Gu Xiaoran untuk masuk. "Silakan, Nona," ucapnya dengan sopan.
Gu Xiaoran menoleh ke arah Mo Qing dan melihat bahwa pria itu tampak sama sekali tidak berniat untuk masuk ke dalam mobil. Akhirnya dia melangkahkan kakinya dan masuk ke dalam mobil. Dia memandang ke arah jendela dan melihat pria itu berdiri di tepi jalan sendirian sambil meletakkan kedua tangannya ke dalam saku celananya. Ekspresi wajahnya tampak sangat kesepian dan terpancar kesedihan.
Gu Xiaoran dengan cepat mengalihkan pandangannya. Salah lihat! Aku pasti salah lihat! Dia adalah pria yang sangat kaya raya! Dan wanita seperti apa pun yang diinginkannya, dia pasti akan dengan mudah mendapatkannya. Bagaimana mungkin aku salah mengartikan ekspresi wajahnya itu sebagai sebuah perasaan kesepian? Benaknya berkecamuk tidak karuan.
Tanpa sadar, Gu Xiaoran telah sampai di gerbang sekolah. Dia membuka pintu dan segera turun dari mobil. Ketika hendak memasuki area sekolah, dia melewati sebuah kios koran kecil, lalu memutuskan untuk mampir dan membeli sebuah koran sore. Terpampang dengan jelas tajuk utama dari koran sore tersebut yang kurang lebih sama dengan tajuk utama di koran-koran lainnya, yaitu 'Perusahaan Hongda Mengalami Kebangkrutan! Imperial Group Duduk di Tahta Menuai Tuaian Besar'.
Dari berita-berita yang ada, kesimpulannya adalah hari ini perusahaan Hongda mengalami kegoncangan yang disebabkan dari berbagai pihak. Akibatnya, saham perusahaan itu turun drastis dan hancur seketika. Perusahaan Hongda telah menjual semua saham yang dimilikinya dengan harga murah, namun tetap saja tidak dapat menyelamatkan situasi yang semakin memburuk hingga menghadapi resiko kebangkrutan.
Tidak hanya Hongda saja, namun ada juga beberapa perusahaan yang lain yang terkena dampak gejolak pasar saham hari ini. Dan perusahaan-perusahaan yang terkena dampak, tidak lain tidak bukan merupakan bisnis keluarga dari orang-orang yang terlibat dengan kasus Gu Xiaoran hari ini. Mo Qing rupanya telah membuat orang banyak meneteskan darah karenanya.
Gu Xiaoran baru saja mulai merasa terharu, namun wajahnya berubah muram ketika melihat halaman selanjutnya. Di berita selanjutnya tertulis mengenai Imperial Group yang mengambil kesempatan untuk menekan beberapa perusahaan dan membeli saham-saham berjumlah besar dengan harga yang sangat rendah. Gejolak pasar saham ini membuat dunia perekonomian menjadi porak-poranda. Hanya Imperial Group saja yang berada di atas angin akan keadaan ini.
Walaupun Gu Xiaoran tahu bahwa Mo Qing bukanlah orang yang baik, namun ketika memukul lawannya di dunia bisnis, pria itu benar-benar sanggup untuk mengerahkan seluruh kekuatannya untuk menghabisi lawannya. Ditambah lagi, kejadian ini ada sangkut pautnya dengan dirinya. Pria itu jelas-jelas sedang membantunya untuk balas dendam saat ini. Kenyataan itu membuat hatinya tidak nyaman.
Gu Xiaoran menghela sebuah napas panjang. Hingga akhir, Mo Qing adalah pria bajingan. Seorang pria bajingan yang telah memperkosanya, sehingga dia tidak perlu sedikit pun memiliki rasa terharu atau semacamnya terhadapnya.
Sesampainya di asrama, Gu Xiaoran bergegas untuk mandi dan pergi tidur. Namun, ketenangannya terusik oleh pria yang telah menghilang sekian lama tanpa kabar itu. Ya, kini ponselnya berdering dan nama Han Ke muncul pada layar ponselnya.
Begitu Gu Xiaoran mengangkatnya, muncul suara Han Ke yang terdengar marah dari seberang telepon, "Aku ada di depan gerbang sekolahmu. Keluar sekarang."
Namun, Gu Xiaoran benar-benar sedang tidak memiliki kekuatan sedikit pun untuk berbicara dengan Han Ke. Dengan malas-malasan dan lesu dia berkata, "Aku mengantuk dan ingin segera tidur. Jika ada yang perlu dibicarakan, bicara saja di telepon."
"Kamu bisa main gila di luar sana dengan pria dari keluarga Mo itu, namun tidak merasa mengantuk. Namun begitu aku mencarimu, kamu langsung beralasan mengantuk? Gu Xiaoran, kamu yang benar saja! Ingat, aku adalah tunanganmu. Aku perintahkan kamu untuk segera datang kemari, atau tidak, kamu akan melihat Gu Zhengrong mengemasi barangnya dan masuk ke penjara hari ini juga!" ancam Han Ke dengan kesal.
Mendengar hal itu, Gu Xiaoran hanya mampu menghela napas panjang dan segera bangkit dari ranjangnya dengan malas-malasan. "Baiklah, aku akan segera ke sana."
Begitu Gu Xiaoran sampai di gerbang sekolah, Han Ke dengan segera mendekati dirinya dan melayangkan tangannya tinggi-tinggi, hendak menghadiahi sebuah tamparan pada pipinya. "Perempuan jalang!" makinya dengan penuh emosi.
Namun, tepat ketika telapak tangannya hendak mengenai wajah mungil Gu Xiaoran, tiba-tiba Han Ke menghentikan tangannya seketika. Dia seolah tersadar, jika dia menampar wajah cantik gadis itu, maka artinya, sebuah proyek besar dari Imperial Group akan terbang dan lenyap begitu saja.