Baixar aplicativo
0.38% Sentuhan Dendam Penuh Gairah / Chapter 10: Tidak Menyukai Perlakuan Lembut

Capítulo 10: Tidak Menyukai Perlakuan Lembut

Editor: Wave Literature

"Masih mempunyai banyak tenaga rupanya," ucap Mo Qing yang mendesah di telinga Gu Xiaoran. Suaranya terdengar rendah dan datar, namun entah mengapa sangat dingin di telinga gadis itu.

"Sepertinya kamu tidak suka jika aku memperlakukanmu dengan lembut. Kamu lebih suka kekerasan ya? Tidak apa, dengan begini aku tidak perlu khawatir lagi jika aku menyakitimu secara tidak sengaja," lanjut Mo Qing dengan dingin.

"Menggigitiku seperti anjing gila begini, apa menyenangkan bagimu?" balas Gu Xiaoran yang terdengar terengah-engah. Dia terlihat kehabisan tenaga setelah berusaha melepaskan diri sejak tadi.

"Akan menyenangkan bagiku selama melihatmu bergerak-gerak tidak karuan seperti cacing kepanasan," sahut Mo Qing dengan senyum liciknya.

"Apakah kamu tahu apa yang kamu lakukan ini adalah pemerkosaan?" ujar Gu Xiaoran ketus. Hatinya begitu marah saat ini, namun dia sudah tidak memiliki tenaga untuk berusaha melepaskan diri lagi. Mo Qing semakin liar menggerayangi dirinya, wajahnya pun terlihat sangat bernafsu bagaikan binatang liar pada musim kawinnya.

"Aku memang ingin memperkosamu. Memangnya kenapa?" kata Mo Qing sambil tertawa ringan dan semakin menekan dan menggesekkan tubuhnya ke tubuh Gu Xiaoran.

"Tidak! Hentikan!" erang Gu Xiaoran putus asa.

Seolah sama sekali tidak mendengar rintihan Gu Xiaoran, Mo Qing tetap menahan kuat tubuhnya sehingga tidak dapat kabur lagi darinya. Kenikmatan yang diberikan oleh gadis itu benar-benar membuat dirinya lepas kendali saat ini. 

Tubuh Gu Xiaoran terhimpit antara daun pintu dan tubuh Mo Qing yang kuat dan kokoh. Tubuh mungilnya terus menerus bergesekan di antara keduanya, begitu tidak berdaya dan sama sekali tidak bertenaga untuk melawan kekuatan pria bertubuh tinggi itu. Namun, harga dirinya membuatnya menolak terlihat lemah di hadapan pria itu. Dia menolehkan kepalanya dan menatap tajam wajahnya dengan tatapan penuh kebencian. "Mo Qing, apa yang kamu perbuat kepadaku ini, aku pastikan kamu akan membayarnya kelak."

"Akan aku menunggunya," balas Mo Qing dengan santai. Tidak peduli seberapa besar dia membenci Gu Xiaoran, namun tidak dapat dipungkiri bahwa gadis itu adalah makhluk luar biasa yang tiada tandingannya. Gadis itu terlihat begitu murni dan cantik, kemolekkan tubuh dan kecantikan parasnya sungguh-sungguh membuat para pria kehilangan akal sehatnya.

Gu Xiaoran mengeraskan rahangnya. Dia tidak lagi berbicara atau mengeluarkan suara apa pun. Dia tidak mau memuaskan hati Mo Qing yang sangat senang menyiksa dirinya.

"Kok diam saja? Apa kamu kira aku akan kehilangan minatku jika kamu diam saja?" ucap Mo Qing sambil menggigit dan menjilati daun telinga Gu Xiaoran. Gadis itu pun memejamkan mata dan memalingkan wajahnya, seolah-olah pria yang ada di belakangnya itu adalah seekor anjing jantan.

"Oh, keras kepala sekali. Tapi... Aku menyukainya," tutur Mo Qing lagi sambil terus menungganginya. Melihat ekspresi Gu Xiaoran yang terlihat lemas dan tidak berdaya, membuatnya tersenyum senang dan makin lama semakin agresif. Tampaknya gadis itu sudah kelelahan dan tidak tahan lagi untuk mengimbangi stamina pria bertubuh six packs tersebut.

"Sakit jiwa!" maki Gu Xiaoran dengan ketus.

Waktu pun terus berlalu…

Tidak peduli sekuat apa Gu Xiaoran berusaha untuk menahannya, namun lama kelamaan dia juga tidak kuat menahan hentakan tiada henti dari Mo Qing. Sisa-sisa tenaga terakhir yang dia miliki seolah sudah terkuras tidak tersisa. Tubuhnya terasa begitu lemas saat ini, seakan-akan hanya ingin berbaring saja rasanya. Namun, tiba-tiba dia merasakan hentakan-hentakan itu mulai berhenti dan tidak bergerak sama sekali. Akhirnya, dia menyadari apa yang sedang terjadi dan segera berbalik dengan marah. 

"Jangan coba-coba mengeluarkannya di dalam jika tidak mau aku kebiri!" ancamnya serius.

Sedangkan Mo Qing yang diajak bicara itu sibuk menarik napas dalam-dalam dengan dahi yang sedikit mengernyit. Dia belum benar-benar merasa puas saat ini, namun dia juga tahu bahwa dirinya tidak dapat menghabiskan seluruh waktunya di tempat ini.

Mendengar ancaman Gu Xiaoran, sebuah senyuman tersungging pada wajah tampan Mo Qing. Dipeluknya tubuh gadis itu dari belakang sambil berkata mesra dan terdengar manja, "Sayang, kamu terlambat mengatakannya padaku."

"Jadi kamu benar-benar mengeluarkannya di dalam?!" jerit Gu Xiaoran dengan wajah yang memucat. Baru saja tadi pagi aku meminum pil, saat ini dia malah melakukannya lagi! Batinnya murka.

"Kita bisa melanjutkannya lagi. Dan aku tidak akan mengeluarkannya di dalam. Bagaimana?" ucap Mo Qing santai dengan senyum licik pada bibirnya. Terlihat betapa bahagianya dia saat ini.

Gu Xiaoran tertegun mendengarnya. Dia kini memilih untuk diam agar tidak memancing hasrat Mo Qing lagi. 

Namun tidak lama kemudian, Mo Qing tiba-tiba mengangkat alisnya dan berkata, "Tu-na-nganmu ada di sini untuk mencarimu." Dia dengan sengaja memberi penekanan lebih pada kata 'tunangan' dengan maksud menyindir.

Gu Xiaoran membisu, tubuhnya pun diam membatu saat ini. Dia menoleh dan melihat dari lubang intip pada pintu. Didapatinya Han Ke tengah menutup pintu ruangan di seberang, berbalik, lalu berhenti tepat di depan pintu kamar di mana dirinya dan Mo Qing berada.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C10
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade da Tradução
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login