Baixar aplicativo
97.14% The Three of Us [Indonesia] / Chapter 34: Keberingasan [1] (21+)

Capítulo 34: Keberingasan [1] (21+)

Arrghh!!! Shit!! Tau gini, besok lagi Farel bakalan bawa mobil aja, deh! Kan lumayan bisa ada 'mobil goyang'.

"Errghh... yaank..." Suara Farel melemah, termasuk imronnya juga. "Akuuhh... gak mungkin... ermmhh... main cewek lagi laagghh... haahh... yaank... jangan nyiksa aku gini, donghh..." Tuh kan ... Farel jadi kacau beliau gitu. Betewe, itu gak typo, kok!

Harus gimana nih kalo Farel udah konak gini? Faza nakal banget, sih! Farel kan jadi frustasi sendiri kalo gini.

Mo bolos kuliah, kok dari kemarin dia sering bolos. Mo anuan di wc, kira-kira bakal ketahuan, gak? Kan kasian imej Sarah kalo ampe ketahuan 'gituan' di kampus.

Duh gusti... kudu gimana ini, cobak? Lagian... Farel napa gampang terangsang, sih? Nyusahin banget tuh penyakit.

"Yaaank... hmnhh..." Farel kasi wajah mengiba ke Faza.

"Apaan?" Faza natap Farel dengan cuek, santai pokoknya. Padahal si pacar sudah kayak orang ko'it gitu saking nggak nahan pengen anu-anuan.

"Kampus itu bukan tempat yang aman, Rel. Lo mau ketahuan pas lo lagi maju-mundur di WC? Terus ada yang curiga dan... BOM!" Si gadis memeragakan dengan tangan dengan heboh, kemudian deketin Farel lagi. "Gue males banget ama matkul hari ini. Secara... gue ini cuma anak SMA ganteng dan keren, Rel. Lo... kalau mau jatah, bawa gue kabur dari tempat ini gimanapun caranya."

Sialan si Faza, malah manfaatin libidonya Farel.

Mau gimana lagi, Faza benar-benar makin ogah hancurin imej jenius Sarah dengan pribadi kampretnya. Belum lagi otak cowok ini sangatlah rata-rata.

Rata-rata di bawah, maksudnya.

"Gimana?" tanya Faza lagi sambil mepetin tubuh ke Farel, ngelindungin tangan kanan yang nakal turunin zipper celana Farel dari dunia luar.

Faza terkekeh jahat pas rasain tangannya remas perlahan benda melonjol di balik celana dalam Farel.

Yang paling Faza inginkan adalah pergi dari tempat dimana ia bisa kalap, terus berubah jadi orang berbeda. Sarah isi Faza itu mengerikan sebenarnya.

Farel meleleh, luluh tanpa syarat. Apalagi batangnya udah tergenggam kagak berkutik. "Ha-hayuk..." desahnya pasrah.

Mereka pun udah ada di sebuah hotel dalam setengah jam ke depan.

Farel gak kuat lagi. Begitu udah nerima handuk dan welcome drink dari room-boy, ia langsung pepet bodi Sarah di tembok untuk dikecupi dan disentuh sesuka nafsu.

"Za... mmmchh... urmmchh..." Farel kalap. Libidonya lonjak-lonjak gak karuan. Tangan udah cekatan ngelepas kemeja Sarah dan pelorotkan bra tipis itu untuk segera melomot benda kenyal berukuran cup C di depannya.

"Oummffhh... mmffsshh..." Bagai bayi rakus, Farel menyedot kuat-kuat puting Sarah seraya tangannya gerilya sana-sini.

Darah Farel bergejolak.

"Hmmsshh... ermmffhh..." Kini ia berhasil melorotkan celana jins Sarah, membebaskannya dari kaki jenjang itu dan segera angkat satu kaki untuk ditaruh di pundak dan ia bisa leluasa melomoti mutiara kenyal di depannya sambil berlutut.

Farel lagi beringas.

Faza dalam posisi berdiri seraya remas kuat rambut Farel. Matanya merem melek menikmati sesapan mulut Farel pada mutiara berharga pinjaman miliknya.

Amazing... nikmat.

Faza tahu, ini salah satu resiko kalau ia bolos kuliah. Apalagi tadi udah janjiin Farel jatah. Jadi ... hotel adalah perlabuhan libido mereka, dan mereka bisa habisin waktu untuk beberapa jam ke depan di kamar hotel.

Yah, apa lagi kalau bukan sex. Namanya muda-mudi—ralat—muda-muda jaman now yang baru jatuh cinta ya begitulah.

"Nghh... ahh..." Faza gerakkan pinggul, respon biasanya kalau udah terangsang.

Tubuh bugil Faza udah jelas menunjukkan tanda-tanda 'panas'. Nafsu juga bergejolak, seolah kali ini, ia dan Farel akan kikis habis nafsu mereka tanpa terbuang percuma.

Jikalau kembali nanti ke tubuh asli, Farel nggak akan bisa ngerasain gimana lobang basah milik Sarah, pastinya gantian jadi lubang anus Faza dong.

Siap-siap aja deh buat Farel latihan dulu cara naklukin surga dunia satu itu. Eh, tapi kan kalo mereka bisa balik ke bodi masing-masing, ya kan?

Farel tak mau menyiksa si pacar lebih lama dengan berdiri gitu. Apalagi dengkul di depannya udah gemetar gitu. Kasian.

Makanya si 'top' langsung berdiri, persiapin batangnya yang udah kenceng tegang. Lalu usap-usapin ke miss V Sarah, dan...

"Aaarrghhh!!" Bersamaan ama deraman Farel, batangnya melesak masuk. Berenti sebentar. Gak lama, kok. Gak ampe setengah jam. Palingan beberapa detik doang untuk pandangi wajah Sarah.

Farel pun menciumi bibir yang ternganga cantik di depannya sambil angkat dua kaki Sarah biar membelit pinggang Farel, sementara si cowok meremas pantat Sarah sekalian digerakkin biar hujaman dari Farel makin asoi.

"Urrmchh... hurrmmchh... pwaahh... haahh... aahh... sayank... Za... Faza... haarhh..." Ciumanpun dilepas en Farel mulai ayunin tubuh. Payudara Sarah terhentak naik turun cakep.

Kagak mau sia-siain itu duo montok, langsung aja mulut maruk Farel lomoti dada Sarah bergantian.

Sebagai seorang submissive bertubuh wanita, Faza kalungin dua tangan di leher Farel. Selain biar nggak jatuh, itu juga musti dan harus. Iya, nggak?

"Aahh... ahhh... Fareeelhh... aahhh..." Faza nggak ragu-ragu buat ngeluarin suara desahannya kali ini. Toh yang keluar juga suara merdu Sarah, bukan dirinya yang bersuara tenor, ya kan? Hoho!

Jadi, kala batang keras berurat itu maju-mundur dalam lubang kewanitaan Sarah, Faza hanya nikmatin saja. Toh, ini kejadian langka dan ajaib, benar?

Lagipula ini baru miss V, belum kalau ia nanti kembali ke tubuh asli, mungkin bakalan misuh-misuh soal 'apa sakit kalau disodomi?' Ha ha. Za, kalo kagak pernah balik ke bodi asli elu gimana, hayo?

Faza busurin dada, bikin dua montok itu semakin terlihat menggoda, sekalian tekan wajah ganteng Farel di sana.

Semakin lama batang Farel keluar masuk di lubang surga Sarah, desahan Faza makin intens, sering dan nyaring. Tenang aja, ini hotel bukan macam rumah kok. Udah banyak pasangan nge-sex di tempat beginian.

"Farrell... enak... ahhh!"

Iya, enak. Serius. Mau coba ama Faza? Ah, jangan deh. Nanti Farel ngamuk.

Apalagi pas ujung tumpul itu ngenain spot-nya Sarah, bikin Faza berkunang-kunang bahagia, minta lagi dan terus lagi.

"Haahh! Arghh! Fazaghh! Zaaghh!!" Farel ikutan melenguh tanpa ragu-ragu. Emangnya sebagai dominan kagak boleh mengerang dan sejenisnya? Bah! Ngaco!

Walo posisi seperti Farel sekalipun, tetep musti bersuara, woi. Tunjukkan penghargaan untuk pasanganmu dengan menyuarakan betapa nikmat aksi kalian berdua.

Hoax en dusta aja kalo ada dominan yang kagak ngedesah menggeram waktu nge-seks. Cobain aja. Tapi syaratnya, kudu beneran lakuinnya loh, hujam kuat-kuat, hentak dalam-dalam... maka kagak bakal gak ngeluarin suara walo cuma ahh uhh kalopun malu.

Sama kayak Farel, dia gak sungkan-sungkan ngeluarin suaranya. Bahkan makin memburu sewaktu suara pasangannya makin kencang dan apa adanya.

"Sebutthh... namakuhh yankkhh! Haaghh! Arrgh! Za... haargh!" Farel antara meminta en juga memerintahkan Faza untuk manggil nama Farel kalo udah saatnya orgasme ntar.

Itu luar biasa efeknya loh, gais! Berasa kita dicintai banget-banget.

Oh, tentu, tentu. Faza nurut. Bukan artinya ia mendadak jadi anak baik. Tapi hanya demi menandakan betapa Faza cinta Farel, meski tuh cowok mantan plyaboy sekalipun.

Dan disinyalir sih, Faza memang naksir Farel sejak dulu, mungkin zaman Farel nguber Sarah pertama kali?

Dia baru nyadarnya sekarang.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C34
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login