Setelah melihat situasi aman, Finri akhirnya pergi dengan langkah lebar melewati gerbang yang sudah dibuka oleh para ksatria disana.
Para ksatria memberi hormat pada Finri, dan Finri anehnya membalas hormat ini, hanya saja hormat buatan Finri agak...lucu.
Finri akhirnya pergi dari Istana, dan setelah berbalik, dia melihat istana di kejauhan dan melebarkan kedua tangannya ke atas!
"Aku berhasil !!!"
"Puff..."
"Hah?"
Suara tertawa yang kempes tadi membuat Finri memiringkan kepalanya, tapi tidak ada siapapun disana kecuali wajah besi ksatria penjaga gerbang disana.
Menggaruk rambut emasnya, Finri akhirnya tidak peduli dan pergi.
Tapi yang tidak dia tahu, saat dia melangkahkan kakinya, sosok Latifa muncul dari belakang pos penjaga dengan senyuman kucing yang lebar~
Pada akhirnya dia berkata pada ksatria disana, "Dua dari kalian, cepat lepas baju besi kalian dan ikuti aku menjaga Putri Kecil."
"Dimengerti, Nona!"
Latifa menunggu dengan tenang disana, tapi matanya masih tidak bisa pergi dari sosok kecil Finri yang kebingungan akan kemana sekarang.
Di sisi Finri, dia akhirnya melihat ramainya festival di jalanan sekarang!
Dua sisi jalan dipenuhi oleh stan-stan bazar yang menjual berbagai macam hal seperti makanan ringan, kebutuhan rumah tangga, atau bahkan mainan!
Mata Finri berbinar melihat ini, tentu saja dia akhirnya berlari kecil disana melihat-lihat hal disana dengan senang!
"Permen Kapas!" Finri melihat penjual permen kapas di kejauhan dan langsung berlari lebih cepat!
Disana ada beberapa orang yang mengantri, dan kebetulan penjual melihat sosok Finri yang mendongak dengan sedikit air liur di wajahnya ketika melihat permen kapas yang tergantung disana~
"P-Paman! Aku ingin permen kapas itu! Itu, yang berwujud Hello Kitty, berapa?"
"Oh?" Paman penjual terkejut terutama melihat pakaian mewah Finri.
Akhirnya dia mengambil permen kapas yang terbungkud plastik disana, lalu menyerahkannya pads Finri.
Dengan senyum lembut, Paman itu berkata: "Ambillah gadis kecil, paman beri kau gratis!"
"Benarkah?! Waayyy –"
Finri menerima permen kapas itu dengan bahagia, dan setelah mengucapkan terima kasih, dia pergi lagi.
Tapi hal ini membuat beberapa pembeli tidak puas, "Kenapa kau memberinya gratis, tapi kami masih harus membayar?"
"Hahaha, siapa bilang ini gratis?"
Paman penjual tersenyum dari mulut ke mulut, karena saat ini, sosok Latifa dengan dua ksatria muncul.
"Nona, harganya tadi sepuluh dolar!" kata Paman Penjual dengan lantang.
Latifa tanpa rasa ragu memberikan sepuluh dolar dan berterima kasih padanya, sebelum akhirnya ketiganya pergi.
Paman penjual melambaikan tangannya pada mereka, dan akhirnya melihat ke pembeli disana, "Lihat, aku menjualnya sepuluh dolar! Harganya beberapa kali lipat dari kalian !!!"
"Aku sudah tahu gadis kecil itu pasti dari keluarga besar dan pasti akan ada pengawal dibelakang, karena tidak mungkin dia sendirian...Hahaha, untung !!!"
Pembeli disana menatap penjual di depan dengan jijik, "Dasar pencatut."
Sedangkan Finri yang tidak tahu hal ini, masih dengan senang hati memakan permen kapas di tangannya dengan wajah meleleh~
"Jika aku bersama Kakak atau Mama, aku pasti tidak boleh memakannya! Haha, benar saja aku harus pergi membelinya sendiri !!!"
Finri tertawa sangat bahagia sambil sudut mulutnya dipenuhi permen kapas disana.
Adapun Latifa sendiri, dia tiba-tiba diperingatkan oleh ksatria disebelahnya, "Nona, harga permen kapas itu, bahkan jika Anda membeli sepuluh, itu bahkan tidak akan sampai satu dolar. Anda telah ditipu oleh penjual itu Nona!"
"Ehh...Benarkah?" Latifa memiringkan kepalanya dan berkata, "Bukankah sepuluh dolar itu harga yang biasa untuk permen?"
"...."
Dua ksatria tercekik langsung!
Mereka lupa, wanita ini adalah mantan putri yang tidak tahu apa arti "nilai uang" di depan matanya!
Karena apa yang dia inginkan, satu kata sudah cukup untuk menyediakan setumpuk hal dengan jenis berbeda dari apa yang dia inginkan!
Inilah yang dimaksud, Wanita Kaya !!!
Pada akhirnya kedua ksatria itu saling menatap satu sama lain, lalu...
Lupakan, kami hanya penjaga, tidak lebih!
Latifa masih kebingungan disana, tapi tiba-tiba dia menemukan bahwa Finri telah bertemu dengan dua gadis kecil lainnya disana di tempat yang agak terpencil.
Finri sendiri terkejut dengan dua gadis didepannya, dimana yang satu memiliki wajah agak kotor dengan rambut cokelat tergerai bebas, sedangkan yang lain memiliki rambut cokelat pendek...
Keduanya memiliki wajah yang kotor, tapi bagi Finri, dia hanya bertanya: "Halo?"
"...Kakak, aku mau itu." kata gadis berambut cokelat tergerai bebas pada gadis berambut pendek disana.
Gadis berambut pendek ini menggenggam tangan gadis yang mungkin adiknya dan akhirnya dia menatap serius pada Finri.
"Berikan permen kapas itu padaku, jika tidak...jika tidak, aku, aku akan...akan..."
Finri membuka mulutnya tidak terduga, ada gadis yang memiliki kosa kata lebih sedikit dari pada dirinya!
"Jika Freya menemukanmu...Kau akan diajari dengan menakutkan!"
"Freya? Siapa itu...Tidak! Maksudku, berikan aku permen kapasmu !!!"
"Tidak!" Finri mencoba menyembunyikan permen kapasnya, ini adalah permen kapasnya!
Bahkan jika itu Kakak, aku tidak akan memberikannya !!!
Wajah gadis berambut pendek itu menjadi marah dan langsung menarik tangan Finri: "Aku bilang berikan! Jika tidak, aku akan memukulmu!"
"Humph! Siapa yang takut?! Ayo, pukul aku!"
Finri menunjukkan postur garang disana, dan gadis berambut pendek itu tertegun, sebelum akhirnya dia menerima pukulan kecil di pipinya!
Duk...
Gadis kecil itu terjatuh, tapi Finri dengan satu tangan di pinggangnya berkata: "Ayo! Masih berani mengambil permen kapas Finri, kupukul !!!"
"Kau, kau...."
"Kakak...Kakak, kau, baik-baik saja?"
Gadis berambut pendek itu dibantu berdiri oleh adik perempuannya, tapi segera dia melepas tangan itu dan menerkam Finri!
"Kau! Kupukul kau!"
Finri yang tertindih oleh gadis itu masih berteriak, "Ayo! Siapa yang takut! Rambutmu kutarik !!"
"Ouch ouch ouch, ahhhhh....Akan kutarik juga rambutmu !!!"
"Ahhh, sakit! Hm..Kau!"
.
.
.
Adik perempuan itu tanpa sadar mengambil permen kapas yang terjatuh, membuang bagian yang kotor dan mencicipinya dengan takut-takut...
Adapun orang-orang disekitar, mereka hanya diam dan tidak membantu, terlebih ini masih lucu bagi mereka.
Tentu saja ada juga yang berusaha melerai mereka, tapi hasilnya adalah cakaran kucing dari keduanya!
Latifa terkejut dengan ini, tiba-tiba dia tersadar dan bergumam: "Finri, kurasa dia...agak tomboy, bukan?"
"Raaaaoooorrrrr...."
"Sakit sakit sakit! Lepaskan, apakah kau anjing?!"
"Nmngmnmnn!"
"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, aku...Ahhh, aku tahu, aku tahu! Aku mengalah, aku kalah! Puas?!"
Gadis berambut pendek itu mendorong kepala Finri yang menggigit tangannya saat ini, dan akhirnya dia menyerah.
Finri yang mendengar ini langsung melepas gigitannya dan hidung kecilnya bergerak, "Humph! Lihat, Finri lebih kuat !!"
"Woooo...Tangaku, uweee... Mulutmu bau!"
"T-Tidak sopan! Finri menyikat gigi Finri setiap kali selesai makan dan sebelum tidur oke? Tidak mungkin...Ugh, memang agak bau."
Kedua gadis kecil ini, mungkin ada masalah dengan perilaku mereka?
Maksudku, ini adalah gigitan dan jelas akan tetap berbau secara itu dari mulut, lalu kenapa kalian masih menciumnya?!
Di sisi lain, gadis kecil lainnya menarik baju Kakaknya dan berkata: "Permen, sudah habis."
"Oh? Tidak, kau tidak membaginya denganku?"
"Waaa! Permen Kapasku !!!"
Melihat reaksi keduanya, si adik memerah karena malu: "Aku, aku tidak tahan. Itu sangat manis, Kakak, kau tidak menyalahkanku bukan?"
"....Baiklah, itu hanya permen kapas."
Si Kakak tersenyum kecut dan akhirnya menepuk kepala adiknya, sementara itu, pipi Finri sudah melotot sangat parah disana.
Permen kapasnya yang manis sudah habis, dan itu salah keduanya!
Terlebih...
"Woooo, bajuku kotor. Ini salah kalian! Jika, Freya atau Kakak melihatnya....Woooo..."
Finri yang tidak menangis sejak tadi tiba-tiba mengeluarkan air matanya saat melihat bahwa bajunya kotor!
Sungguh, gadis kecil itu aneh. Dia bahkan menangis di perkara yang salah pula...
Tapi si Kakak disana merasa sedikit malu karena ini.... bagaimanapun ini adalah salahnya juga.
Jadi dia mengulurkan tangannya ke Finri dan bertanya, "Bagaimana jika, ke rumah kami dulu dan mandi?"
"Mandi? Lalu baju..."
"Akan kucuci untukmu! Aku sering mencuci baju adikku, bagaimana? Ini, anggap saja permintaan maafku padamu."
Finri mengusap air matanya lalu menerima uluran tangan ini sambil berkata, "Um, kalau begitu oke. Aku Finri, namamu?"
"Aku Daisy! Umurku 7 tahun! Dan dia adikku, Iris, dia dua tahun lebih muda dariku."
Finri mengangguk, "Lalu kita pergi sekarang?"
"Ya, ayo! Iris, kita pulang !!!"
Ketiganya saling berpegangan pada saat ini, dan pemandangan ini dilihat diam-diam oleh Latifa dibelakang.
Hanya saja ada sedikit kecemasan di matanya, "Arah itu, adalah daerah kumuh bukan?"
Latifa akrab dengan daerah itu karena dia sering kesana untuk memberikan banyak bantuan langsung untuk mereka yang tinggal disana.
Jadi dia hanya bisa menggelengkan kepalanya dan berbisik: "Dua gadis itu, jadi itu dari daerah kumuh? Pantas saja, meski mereka terlihat imut, wajah mereka kotor..."
"Nona, lalu apa yang akan kita lakukan selanjutnya?"
Latifa menatap keduanya lalu berkata, "Satu dari kalian kembali ke istana, bawa beberapa pelayan dan baju ganti untuk Putri nanti. Setelah itu bawa juga kendaraan saat menjemput kami nanti, apakah kalian paham?"
"Kalau begitu biarkan saya yang pergi."
Setelah menepuk punggung temannya, ksatria itu langsung pergi berlari dengan cepat.
Di sisi Finri, dia melihat pemandangan baru sekarang dibandingkan keindahan dunia yang tadi dia jajaki.
Daerah disini, itu bahkan tidak beraspal dan rumah-rumah disana tidak dibangun dengan benar.
Ada beberapa bau tidak sedap disekitar yang membuat gadis berpikiran murni Finri ingin muntah!
Tapi karena tangannya masih ditarik oleh Iris dan Daisy, dia hanya bisa menahan ini dan terus berjalan.
Akhirnya dia sampai di sebuah tempat yang mungkin bisa dikatakan sebagai rumah kedua Kakak Beradik ini?
"Mama! Kami kembali!" x2
Keduanya berteriak bersamaan, dan Finri juga masuk hanya untuk disambut oleh seorang wanita yang pasti ibu dari keduanya.
"Daisy, Iris, kalian sudah kembali? Ini, kurasa masih pagi kan?"
Daisy menunjuk Finri dan berkata, "Jika bukan karena dia, bagaimana mungkin kami akan kembali begitu cepat?"
"Uhuk, Ehem...Begitu, gadis kecil, apakah kau teman ba...ru..."
Mata ibu Daisy melebar saat dia melihat sosok Finri saat ini, dan dia tanpa sadar mundur beberapa langkah disana!
"P-Putri?!"
"Ey? Bibi mengenalku?" Finri memiringkan kepalanya pada saat ini.
Bodoh jika ada orang Inggris terutama yang bertempat tinggal dekat dengan Istana meski di daerah kumuh untuk tidak mengenal Finri.
Bagaimanapun mereka paling tidak harus mengetahui wajah dan nama anggota Keluarga Kerajaan sekarang.
Jadi Ibu Daisy dan Iris jelas lebih mengenal Finri lebih dari kedua putrinya.
Dan karena inilah dia terkejut dan berteriak: "D-Daisy! Iris! Kalian, kalian berdua, apa yang kalian berdua lakukan pada Putri Finri?!"
Segera dia menarik telinga kedua putrinya dan terlihat sangat marah dan ketakutan disaat yang sama sekarang!
Tapi pada saat ini, Finri langsung memegang tangannya dan berkata, "Bibi, kenapa kau menarik telinga Daisy dan Iris? Mereka kesakitan tahu?!"
"Itu...Baiklah."
Mengikuti perintah Finri, Ibu Daisy dan Iris melepaskan jeweran telinganya, dan itu membuat keduanya menghela nafas lega.
Tapi Ibu Daisy dan Iris masih bertanya, "Daisy, Iris, kenapa kalian bisa bersama Putri Finri?"
"Putri? Siapa? Dia? Mama, kau bercanda? Dia hanya tomboy sepertiku!" Daisy mengerutkan bibirnya tidak senang!
Tapi Finri langsung menginjak kakinya dan berkata, "Siapa yang tomboy? Aku lebih baik darimu! Daisy bodoh!"
"Finri Bodoh!"
Dang...
Kedua dahi gadis kecil itu saling bertabrakan saat ini, dan itu membuat Iris tertawa kecil disana.
Tapi bagi satu-satunya wanita dewasa disana, Ibu Daisy dan Iris ingin sekali duduk dan menampar pantat kedua putrinya!
Mereka berdebat dengan Putri Kerajaan!
"Mama, Mama, kau tahu, aku makan permen kapas tadi, itu sangat enak!" kata Iris sambil menarik-narik tangan ibunya.
"Darimana, kau mendapatkan permen kapas?"
"Ah? Kakak dan Finri bertengkar, lalu permen kapas Finri terjatuh dan aku membersihkan yang kotor dan memakan yang bersih!"
Iris tersenyum polos, "Aku pintar bukan?!"
Tubuh Ibu Daisy dan Iris bergetar keras pada saat ini...
Dia, dia tidak tahu kalau kedua putrinya ini benar-benar sangat "pintar"...
"Pintar" membuatnya senam jantung !!!!
Você também pode gostar
Comentário de parágrafo
O comentário de parágrafo agora está disponível na Web! Passe o mouse sobre qualquer parágrafo e clique no ícone para adicionar seu comentário.
Além disso, você sempre pode desativá-lo/ativá-lo em Configurações.
Entendi