Bai Ran jelas mengenali suara ini.
Ketegangan di hatinya tiba-tiba mereda. Bai Ran segera berjalan dua langkah untuk mengejar sumber suara itu.
"Paman!"
Bai Ran melewati pintu dengan suara nyaring. Benar saja, ia melihat Bai Ye mengenakan setelan sepasang kancing putih bergaya Cina era 80-an.
Bagaimana bisa Bai Ran tidak mengenali suara kerabatnya sendiri?
Hanya saja, Bai Ran tidak menyangka bahwa pamannya ternyata berada di Kota Sanjiang!
Terlebih lagi, ia menggunakan cara yang begitu misterius untuk menjemput Bai Ran...
Dalam perjalanan ke sini barusan, Tuhan tahu bahwa hati Bai Ran terus gemetar.
Bai Ran masih sangat takut kalau lawannya terlalu kuat, takut kalau dirinya tidak bisa melawan...
Orang yang menyuruh Bai Ran kemari ternyata memang Bai Ye.
Terlebih lagi, Bai Ye masih menceramahi anak buahnya yang tidak berguna. Ia mendengar suara Bai Ran datang dari pintu.