Baixar aplicativo
91.66% Menikahi Si Jenius / Chapter 55: Dia Akhirnya Menciumnya

Capítulo 55: Dia Akhirnya Menciumnya

Editor: Wave Literature

"Cepat jalankan mobilnya," Su Xiqin tidak bisa menahan diri untuk tidak meninggikan volume suaranya.

"Aku bisa menjalankan mobilnya, tapi aku mau memberitahumu. Setelah aku menjalankan mobilnya, tidak peduli kejadian apapun yang akan terjadi, kamu tidak boleh menolaknya."

Su Xiqin mengerutkan keningnya dan bertanya, "Memangnya apa?"

Bai Yanshen mengabaikan kata-kata Su Xiqin dan segera melajukan mobilnya melintasi persimpangan. Sepanjang perjalanan, Bai Yanshen mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang sementara Su Xiqin terus memikirkan kata-kata Bai Yanshen barusan.

Setelah mobil itu sampai di depan apartemen Su Xiqin, ia mengucapkan terima kasih sebelum keluar dari mobil. Bai Yanshen juga keluar dan melewati bagian depan mobil, lalu menghampiri Su Xiqin dan berkata, "Kita tidak perlu terlalu formal,"

Setelah berkata begitu, Bai Yanshen merapikan baju Su Xiqin. Tindakan ini membuat Su Xiqin terkejut sesaat dan matanya terbelalak kaget. Setelah Bai Yanshen merapikan pakaiannya, ia melihat pria itu meletakkan tangannya di pundaknya dan memegangnya dengan erat. Ketika Su Xiqin membalik badan, tiba-tiba ia ditekan ke pintu dan bayangan hitam menutupinya.

Ketika bibir Su Xiqin menyentuh benda lembut dan hangat, ia membelalakkan matanya dan pupil matanya melebar. Pikirannya mendadak menjadi kosong. Bai Yanshen perlahan menghisap bibir lembut Su Xiqin. Ketika Su Xiqin masih tenggelam dalam kebingungannya, Bai Yanshen membuka paksa bibir dan gigi Su Xiqin lalu memasukkan lidahnya hingga ujung lidah mereka saling terpaut satu sama lain. Gerakan Bai Yanshen pun juga berubah menjadi kasar hingga membuat Su Xiqin sadar dan bereaksi. Ia berusaha mendorong Bai Yanshen, tapi pria itu terus menekannya. Su Xiqin terus menggerakkan tubuhnya dengan gelisah, seolah menolak perlakuan semacam itu.

"Hmm... Hmm..." gumam Su Xiqin, seolah memohon kepada Bai Yanshen untuk melepaskannya. Namun, Bai Yanshen sepertinya telah menutup telinganya. Ia tidak peduli dengan apa yang dilakukan Su Xiqin dan akan terus melakukan apa yang ia inginkan hingga ia puas, baru kemudian melepaskannya. Setelah keadaan sedikit santai, Su Xiqin mendorong Bai Yanshen kuat-kuat.

"Kamu...." Su Xiqin tidak bisa lagi menahan emosinya. Wajahnya tampak begitu emosi saat ia mengacungkan jarinya dan menunjuk Bai Yanshen. Ia merasa sangat malu sehingga tidak bisa mengucapkan apapun meskipun ia sedang emosi. Ia pun segera berlari masuk ke apartemennya karena malu.

Sementara itu, sosok pria bertubuh jakung itu tetap berdiri di tempat sambil menatap Bai Yanshen yang berlari pergi. Pandangannya terus mengikuti wanita yang sedang lari dengan tergesa gesa itu sambil menyalakan rokok. Benar saja, Bai Yanshen merasa Su Xiqin memang benar-benar lezat. Saat ini, aroma nikotin semakin lama semakin menekan hasratnya. Ia bersandar di pintu mobil sambil menatap lantai bangunan tempat tinggal Su Xiqin.

———

Ketika Su Xiqin membuka pintu apartemen, ia melihat Tang Xixi sedang tidur sambil berbaring di sofa. Tang Xixi mendengar suara pintu yang terbuka dengan keras, lalu membuka matanya. "Akhirnya kamu kembali dengan selamat," kata Tang Xixi. Kemudian, ia bangkit dan menguap lagi.

"Pergilah tidur," kata Su Xiqin. Malam ini Tang Xixi akan menginap di apartemen Su Xiqin.

"Hm..." gumam Tang Xixi, lalu berjalan ke kamar Su Xiqin.

Su Xiqin menyandarkan tubuhnya di kusen pintu dengan satu tangan memegang dadanya. Jantungnya berdebar dan pipinya memerah. Untungnya Tang Xixi tadi tidak memperhatikannya. Jika Tang Xixi tahu apa yang terjadi pada Su Xiqin, ia tidak tahu lagi bagaimana harus menghadapi temannya itu. Su Xiqin bertanya-tanya, Kenapa Bai Yanshen menciumku? Apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?

Setelah bersandar di pintu beberapa saat, Su Xiqin kembali ke kamarnya. Di kamar, Mo Jintian berbaring diam di tempat tidur dengan napas yang teratur di bawah selimut tipis. Ia menyelimuti putranya, sebelum akhirnya melangkahkan kakinya ke kamar mandi.

Malam ini, Su Xiqin tidur dengan sangat gelisah. Mungkin karena ia baru saja dijual saat berada di Yuntang, tiba-tiba dicium oleh Bai Yanshen, dan kembali memimpikan kejadian lima tahun lalu.

Di tempat tidur besar hotel, suara lirih pria terdengar di samping telinganya. "Pergi!" Su Xiqin itu berusaha mendorong pria itu, namun pria itu tidak bergerak sedikitpun. Bahkan, Su Xiqin tidak bisa melihat seperti apa rupanya.

Pria itu merasa tubuhnya saat ini begitu panas, lalu ia menenggelamkan kepalanya di leher wanita itu dan menghembuskan napas panas untuk membakar tubuh dingin wanita itu. Ketika bibir pria itu secara tidak sengaja menyentuh kulitnya, wanita itu terkejut dan langsung mendorong pria itu. Tapi, hal itu justru membuat pria itu terangsang dan menggigit leher wanita itu hingga kesakitan.

Wanita itu menggeram, "Pergi!"

"Untuk apa berpura-pura polos, hm?"

"Aku tidak mau! Pergi...!" kata wanita itu sambil menangis. Ia mencium aroma alkohol yang begitu kuat pada pria itu yang cukup berbahaya. Ia terus memukul pria itu. Namun, di detik berikutnya, pria itu menyobek pakaiannya. "Bajingan! Pergi! Tolong... Tolong..." geramnya dengan panik sambil menangis.

Tidak ada seorangpun yang akan menyelamatkannya. Namun, ia juga tidak mau berakhir di tangan orang asing. Di tengah perjuangannya, ia mendengar suara sabuk logam. Ia jelas mengerti apa niat pria tersebut. Wanita itu semakin menangis dengan keras. Jelas pria itu akan mengambil kesuciannya. Pria itu pun melepaskan pakaiannya dan merenggangkan kakinya.

"Tolooong...." teriak wanita itu dengan histeris. Sayangnya, letak kamar mereka berada di dekat pintu darurat sehingga tidak ada orang yang berlalu lalang di sana. Baru saja ia berteriak, rasa sakit di bagian bawahnya menjalar ke seluruh tubuhnya. "Ahhh..." wanita itu kembali berteriak.

Kemudian, wajah pria itu dengan jelas muncul di depannya. Matanya melebar dan ia berpikir dengan tidak percaya, Bagaimana mungkin itu dia?

Tiba-tiba...

Su Xiqin membuka matanya dengan ketakutan dan menatap langit-langit kamar yang redup. Ia masih terbawa mimpi itu dan merasa bingung. Sesaat kemudian, ia berbaring miring. Ia mengambil napas dalam-dalam untuk meredam kepanikannya. Namun, muncul pertanyaan dalam benaknya, Kenapa tiba-tiba mimpi itu muncul? Apakah karena kejadian tadi, sehingga aku memimpikan hal seperti itu? Hanya saja, kenapa wajah pria itu adalah dia? Apakah karena tadi dia menciumku?

Pikiran Su Xiqin mendadak menjadi berantakan dan ia sudah tidak merasa mengantuk lagi. Ketika ia bangun dari tempat tidur, fajar telah tiba. Ia berjalan keluar dari kamar dengan tenang, meminum air di dapur, lalu berjalan ke arah balkon sambil berusaha menekan sesuatu yang ada di dalam hatinya. Ia memandang langit yang penuh dengan awan dengan keheningan di kepalanya.

———

Setelah Su Xiqin sarapan dan mengantarkan putranya ke sekolah, ia tidak kembali ke kantor Perusahaan Mo dan kembali ke apartemennya. Ia berpikir, Setelah kejadian semalam, aku harus mendapatkan sertifikat perceraian itu sesegera mungkin.

Begitu Su Xiqin sampai di rumah, ia berniat menelepon Mo Xigu untuk mengajaknya ke kantor catatan sipil untuk mengurus surat perceraian. Namun, ketika ia hendak menelepon, ada nomor asing yang menghubunginya. Setelah beberapa detik, ia mengangkat telepon tersebut, "Halo?"

"A Qin, ini aku..." suara dingin yang lirih itu terdengar di telinga Su Xiqin. Suara itu terdengar familier bagi Su Xiqin.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C55
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade da Tradução
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login