"Kau…" ucap Ratih dengan mata terbelalak tak percaya, bisa-bisanya ia bertemu dengan Aminah, di depan supermarket, apalagi Ratih sedang bersama kekasihnya. Tentu gadis berhati jahat itu berencana lain, ia tahu perasaan Aminah saat ini pasti hancur.
Sementara Aminah masih terlihat fokus memunguti belanjanya yang terjatuh, tanpa sadar jika di hadapannya sudah berdiri seorang Ratih.
Tanpa perasaan Ratih dengan sengaja menginjak belanjaan yang telah dipungut oleh Aminah, "Apa-apaan," ucap Aminah dengan kemarahan, wajahnya seketika terangkat merais tua kaki yang tengah melumatkan belanjaannya, "Ratih," mata Amina tampak terbelalak.
"Memang pantas kan, lagi pula aku bisa mengganti lebih dari ini semua," ucap Ratih dengan wajah jutek dan juga senyum sinisnya.
"Apa maksudmu," Amina tampak bangkit dan mendorong tubuh Ratih dengan sekuat tenaga.