"Gue takut Bum, gua tunggu di sini aja, Lo aja yang maju!" ucap Rolita dengan mendorong tubuh Bumi.
Suara pecahan kaca itu terdengar di lantai bawah dan dekat arah dapur, langkah getir seorang Bumi terasa begitu berat, matanya yang penuh rasa takut juga was-was selalu menelisik sekitar dengan langkah yang pelan serta mengendap.
"Suara apa itu?" Ucap bumi dengan menelisik sekitar dan mengedarkan pandangan matanya lebih pelan agar lebih teliti.
Kringgggg... kringgggg...
Suara telepon rumah yang berbunyi berkali-kali, Bumi harus membalikan langkahnya mendekat pada telepon yang berdering,
Ketika tangannya mencapai gagang telepon itu telepon sudah lebih dahulu mati, sehingga bumi hanya menggelengkan kepalanya kesal. Sekarang Bumi memilih melanjutkan langkahnya menelisik suara pecahan di arah dapur, "ayo bumi aku harus berani! Maju jangan takut!" ucap Bumi menguatkan dirinya.