Biung diam, dia ndhak menjawab ucapanku sama sekali. Aku hanya bisa tersenyum getir. Rasanya, aku telah menjadi lancang, karena telah menggurui dan memarahi biungku seperti ini. Pun seolah memaksanya untuk memilih. Sebab sejatinya, aku juga tahu. Jika cinta yang ditawarkan oleh kedua romoku adalah di waktu yang berbeda. Cinta mereka ndhak pernah sama. Meski, untuk Romo Nathan telah memendam lama rasa cinta itu di dalam lubuk hatinya.
Hanya saja, aku benar-benar ndhak ingin, setiap kali Biung mengingat Romo Adrian kemudian dia menjadi sangat egois, dan melupakan untuk menjaga hati seseorang yang ada di sisinya. Hanya itu saja, aku ingin Biung tahu tempat dan kondisi. Jika sekarang ndhak lagi sama. Jika Romo Adrian telah lama tiada. Jadi, bukankah lebih baik, cinta itu seharusnya dipendam di hatinya saja? Cukup dia, dan Gusti Pangeran yang tahu segalanya.