Bola mata yang menatapnya dengan penuh protesan, dan jika diperhatikan dengan seksama memiliki warna hitam kebiru-biruan, hasil perpaduan dua budaya yang berbeda, antara timur dan barat.
"Semalam Daddy di ruang kerja, banyak kerjaan honey. Sekarang kita sarapan, dan lekas berangkat ke sekolah."
Arkan mendudukkan tubuh mungil itu di kursi makan. Ia lalu memakai dasi di lehernya.
Melihat suaminya kesulitan, Susan mendekat.
Membantu hingga dasi terpasang di leher Arkan.
Maura memang selalu ingin tidur dalam dekapan Daddynya, padahal Susan mulai membiasakan diri untuk Maura menempati kamar tidurnya sendiri. Namun terkadang ditengah malam Maura selalu kembali mengetuk pintu kamar Daddy dan Mommynya.
Arkan menyeruput kopi yang disuguhkan Susan dihadapannya.
"Daddy antar aku ke sekolah ya?" pinta Maura.
"Honey, Daddy harus ke kantor." Susan mengoleskan coklat ke atas roti sebelum menyerahkan kepada putrinya.
"Tapi Daddy janji hari ini mau antar!"
Maura sudah mulai merajuk.