Baixar aplicativo
36.11% I beg You.. Please Love me!! / Chapter 13: Chap 13

Capítulo 13: Chap 13

Semua karyawan dibawah pimpinan Devian tahu bagaimana gilanya Devian dalam bekerja, pria berwajah tampan itu meski digilai banyak wanita karena kharismanya yang tak bisa ditolak, tak sedikit juga yang enggan berkencan dengannya sebab kegilaannya dalam bekerja, istilah singkatnya dia work a holic sekali. Dan kenyataan bahwa pria itu berada di kantor setelah ia baru saja menikah kemarin membuat seluruh staff tak heran lagi sekaligus tidak percaya bahwa Devian benar-benar gila bekerja, mereka jadi sibuk membicarakannya, dan desas desus berita itu sampai juga ke telinga Reyhan orang kepercayaan Devian sekaligus sahabatnya.

Reyhan membuka pintu ruangan atasannya, alisnya mengerut menyatu mendapati kebenaran atas desas-desus yang ramai diperbincangkan. Sekarang ini dihadapannya, Devian tengah membaca berkasnya dengan serius.

"Aku tahu kau tidak menyukai pernikahanmu dengan Nada, dan kabur dari situasi tak mengenakan itu adalah hal yang wajar menurutku tapi jika kau ingin kabur... carilah tempat lain Devian... Hari ini kau sukses menjadi topik terhangat untuk dijadikan bahan gosip dikalangan karyawan" Hardik Reyhan jengah merasa Devian bodoh sekali, ia kemudian mendaratkan bokong sexynya di atas sofa.

"Aku tidak peduli, kalau dia mengatakannya dihadapanku aku tinggal memecatnya" jawab Devian cepat tanpa menolehkan wajahnya sama sekali. Reyhan mendengus, tentu saja! ia menjamin tidak akan ada yang berani melakukannya, orang bodoh mana yang berani macam-macam dengannya.

"Ya Devian memang selalu tahu bagaimana memanfaatkan kekuasaannya" sindir Reyhan dan untuk kesekian kalinya ia tak ditanggapi Devian. "Berita semalam juga sudah keluar. Biasanya kau akan menghampiri perempuan itu" pertanyaan Reyhan kali ini berhasil menarik perhatian Devian juga membuat mood Devian semakin buruk, ia menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi, lalu tangannya mengusap kasar wajahnya.

"Clara tidak mau bertemu denganku"

"Bagus! Memang seharusnya seperti itu, kau sudah jadi suami orang"

BRAKKKK

"Aku bahkan tidak ingin menjadi suaminya!!!!" Teriak Devian setelah menggebrak meja kerjanya, sungguh pernikahan ini membuatnya jadi semakin sulit mengendalikan emosinya. Dia sudah memendam amarah terlalu banyak dan semakin menumpuk saat sikap Clara yang kekanakan, membuat Devian benar-benar lelah dengan kondisi ini. Kalau boleh jujur ia juga menderita, ia tidak ingin pernikahan ini terjadi, tapi karena ia tidak bisa menolak, ia akhirnya memutuskan hal gila berpikir bahwa pernikahan ini bisa menjadi jalan keluarnya. Dan caranya adalah membuat Nada menyerah. Tapi baru satu hari saja rasanya ia sudah membuang banyak energi untuk membuat Nada berhenti, belum lagi Clara yang bersikap seperti sekarang menjauhinya, rasanya seperti tidak ada yang mendukung Devian.

Reyhan yang melihat sahabatnya seperti itu, jadi merasa iba, namun sebenarnya jauh dilubuk hatinya ia mendukung penuh keputusan ibunya, karena ia tahu alasan kenapa ibu Devian melakukan perjodohan ini. Meski sedikit penasaran kenapa ibunya menikahkan Devian dengan wanita hamil diluar nikah?

"Ini semua karena Nada" sambung Devian cukup membuat Reyhan kebingungan "Jangan menyalahkannya terus, kenapa kau sangat membencinya? Dia juga korban"

"Korban? Omong kosong macam apa itu hah? Dia wanita paling licik yang pernah kukenal entah apa rencananya datang kerumahku, tapi dia berhasil menghasut ibuku"

Jika Devian sudah berbicara, terlihat jelas bahwa ia sangat tidak ingin ditentang, dan semua itu diakibatkan dari latar belakang kehidupan Devian yang keras sehingga menciptakan karakternya menjadi keras kepala, egois dan bersikap semaunya. Sebagai seorang sahabat yang sudah lama mengenalnya maka Reyhan memilih mengalah, meskipun ia mengetahui sebuah fakta yang akan merubah sikapnya, jika Reyhan memberi tahunya, namun rasanya saat ini belum tepat untuk memberi tahu Devian, lagipula Reyhan yakin 100% Devian tidak akan percaya padanya.

✖️✖️✖️

Membersihkan seluruh isi rumah yang luas ini ternyata mampu menyita seluruh waktu Nada hingga sore hari tadi, meskipun sangat melelahkan setidaknya ia mempunyai kegiatan saat ia ditinggal seorang diri. Nada ingin menemui ibu tadinya tapi ia teringat bahwa ia sekarang seorang istri, ia paham tanpa izin suami, Nada tidak boleh meninggalkan rumah. Dan sekarang jadilah ia dilanda kebosanan, perasaan takut juga karena ditinggal sendiri dan ngantuk luar biasa. Ini sudah tengah malam, Devian belum juga kembali dari kantornya, apakah Devian lembur? Ataukah pergi menemui Clara? Jadi Devian tidak akan pulang? Pikiran-pikiran itu terus berputar di otaknya sampai suara bell terdengar dari pintu utama.

Nada mengernyit heran, siapa yang bertamu tengah malam begini? Devian juga tidak mungkin bukan masuk kerumahnya sendiri dengan menekan bell pintu? Lalu kakinya bergerak pelan menuju pintu, mengintip sebentar sebelum membukanya dan matanya membelalak mendapati Devian yang setengah sadar dengan seseorang disampingnya. Nada segera membukanya, maka senyuman hangat keluar dari bibir Reyhan.

"Maaf ya, bertamu terlalu larut. Tapi suamimu benar-benar sinting. Dia mabuk tidak sadarkan diri." Ucapnya lembut membuat Nada mau tak mau membalas senyumannya, dan ya bau alkohol yang menyengat memang tercium dari tubuh Devian.

"Si-silahkan masuk, maaf sudah merepotkan anda" kata Nada memberi akses Reyhan masuk dan membawa serta Devian untuk dibaringkan diatas sofa tidur. Awalnya Reyhan ingin mengatarkannya ke dalam kamar Devian, tapi Nada mengatakan kunci kamar itu hanya Devian yang punya, Nada bahkan tidak bisa membersihkannya tadi. Jadilah dengan hati-hati dan sedikit kesulitan karena tubuh besar Devian, Reyhan dibantu Nada membaringkan pria itu.

"Huh, berat juga ternyata. Apa berat badannya bertambah? Sialan! Menyusahkan saja tapi sepertinya tidak dia justru terlihat semakin kekar bukan Nada? Mungkinkah ototnya bertambah?"

"Y-ya?" Nada mengerjap polos tak mengerti dengan arah pembicaraan Reyhan, meskipun begitu ia mengakui Reyhan sangat pandai membawa percakapan, sikapnya yang ramah tidak membuat Nada takut berbicara dengannya.

"Tidak mengerti ya? Tidak usah dipikirkan" katanya lagi sambil terkekeh, ia kemudian melirik Devian yang tampak tenang dan memandang Nada kembali setelahnya, tangannya diselipkan di kantong celananya. "Well Nada, kita sudah pernah bertemu di hari pernikahanmu bukan? Aku Reyhan sahabat suamimu" Nada mengangguk sebagai jawaban. "Sayang kita dipertemukan lagi di saat yang tidak tepat, mungkin kalau ini siang hari kita bisa berbincang sebentar. Tapi ini terlaru larut untuk bertamu, jadi aku hanya akan mengantar suamimu. Tolong jaga dia ya?aku pamit pulang" Sejenak Nada tampak ragu, bukan karena ia tidak ingin, tapi lebih karena takut, takut ketika mabuk Devian semakin kasar padanya dan tidak ada seorangpun yang bisa menolongnya. Dan dari guratan cemas di ekspresi Nada, Reyhan paham, bahwa perempuan itu tengah dilanda kebingungan.

"Tidak perlu cemas, saat sadar memang dia seperti macan yang siap menerkammu dan menghancurkanmu, tapi kalau mabuk begini dia hanya seekor anak kucing yang sentimentil. Devian tidak akan menyakitimu Nada" Nada tersentak, ketika Reyhan mengetahui isi kepalanya, apa Reyhan tahu tentang hubungannya dengan Devian? Dari ucapannya sepertinya tahu.. dan ah ya mungkin memang tahu, Reyhan mengatakan tadi kalau dia sahabatnya tapi syukurlah kalau begitu, setidaknya Nada bisa bernafas lega.

"Y-ya syukur kalau begitu" akhirnya ia menjawab apa yang ada diisi kepalanya tidak menyadari bahwa perkataannya menggelitik Reyhan untuk tertawa, ternyata semenyeramkan itu Devian dimata Nada, sampai perempuan itu tidak segan memperlihatkan kelegaannya. Nada kembali mengerutkan alisnya melihat Reyhan tertawa geli. "Yasudah kalau begitu, aku pulang Nada. Senang bertemu denganmu" jawabnya seraya melangkahkan kakinya menuju pintu utama diiringi Nada. Tepat saat didepan pintu Nada kembali mengucapkan terimakasihnya kepada Reyhan karena sudah mengantarkan Devian, yang dibalas bahwa itu bukan masalah besar untuk Reyhan.

Setelah pintu tertutup, Nada kembali ke ruang tamu, melihat Devian dengan wajah memerah tertidur pulas. Nada mendekat dengan perlahan membuka satu kancing kemeja Devian yang paling atas karena Devian terlihat kesulitan bernafas, namun saat tangannya menyentuh kerah baju Devian, secara tiba-tiba tangan kekar Devian mencekal milik Nada. Dan dengan gerakan cepat, ia sudah menarik Nada kedalam kungkungannya dan kini Devian sudah berada diatas Nada yang kepanikan berusaha melepaskan diri.

"Cantik.." gumamnya membuat Nada terpaku, Devian dengan wajah memerah dan setengah sadar atau tidak sadar Nada tidak mengerti yang jelas kalau sadar tidak mungkin Devian mengatakannya, tangannya mengelus pelipis Nada dengan lembut, ia kembali memuji Nada. "Kamu cantik sekali.." suara serak yang rendah membuat Nada meremang disekujur tubuhnya lalu entah sejak kapan wajah mereka semakin mendekat, dan kemudian Devian melumat bibir Nada, kali ini ia mencium Nada dengan lembut, sangat lembut seakan bibir Nada merupakan benda rapuh yang jika saja Devian melumatnya dengan kasar maka bibir itu akan hancur. Ia menyesapnya secara perlahan, seolah ingin meresapi tiap sudut bibir wanita itu, lalu memujanya karena rasa manis yang menggoda.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C13
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login