Wajah Qiao Mianmian segera memerah. Setelah ia sudah berdiri dengan stabil, ia buru-buru mendorong Mo Yesi. Ternyata aku ketahuan… Sangat Memalukan! batinnya, lalu menggigit bibir. Ia merasa sangat panik sehingga ia tidak berani melihat Mo Yesi. Ia tersipu malu dan berkata, "Barusan... Terima kasih."
"Terima kasih?" Mo Yesi berhenti melangkah dan berbalik badan. Sosoknya yang ramping dan tinggi menutupi seluruh bayangan sosok mungil di hadapannya. Matanya menyipit dan dua alis tebalnya yang indah sedikit mengernyit. "Kau begitu suka mengucapkan terima kasih padaku? Kau ternyata masih menganggapku sebagai orang lain di matamu?"
Qiao Mianmian berkedip. "Aku…"