Baixar aplicativo
14.84% Guntur & Shabi / Chapter 19: Permintaan Guntur

Capítulo 19: Permintaan Guntur

Guntur membuka mata dan kepalanya masih terasa pusing, cowok ini mencoba mengingat yang terjadi semalam.

Samar-samar peristiwa semalam mulai terbayang.

Guntur memijat jidat, Mengambil segelas air mineral diatas meja nakas.

Meminumnya hingga habis.

Tunggu..

Ini bukan kamarnya.

Guntur baru ngeh bahwa ini apartemen salah seorang sahabatnya.

Pintu kamar terbuka muncul cowok macho dengan tubuh atletis hasil olahan gym bertahun-tahun dan ada tatto besar bergambar naga terbang.

Siapa lagi kalo bukan Leax.

Leax mengendong anjing kesayanganya bernama Bevo.

Mengelus kepala anjing lucu itu.

Leax mengelengkan kepala.

"Udah bangun toh , Gue kira lo nggak bakal bangun2 tidur udah kayak orang koma, Lama banget." ledek cowok itu disertai mimik tengil, Duduk disamping Guntur tepatnya disisi ranjang.

"Kok gue bisa ada di apartemen lo?Nyet."

" Tadinya mau nganterin lo balik tapi pas ngebayangin nyokap lo bakal ngomel jadi males makanya gue bawa lo ke sini,Nyet."

Guntur mengerti.

"Jam berapa sekarang?" Guntur beranjak dari ranjang lalu membuka kaos.

Badan Guntur gak kalah bagus meski gak berotot kayak Leax.

Postur badan Guntur tegap, seperti tentara bule.

"4 Sore, Mending lo mandi dulu setelah itu makan."

Guntur tercengang saat Leax menyebutkan jam.

Dia mengambil iphone 11 pro miliknya untuk memastikan, Dan Benar.

"Gila!!Gue tidur lama banget." kata Guntur disertai mimik tak percaya akan fakta ini.

Biasanya semabuk-mabuknya seorang Guntur jam 9 pagi pasti bangun.

Guntur memutuskan mandi dulu sebelum pergi.

Saat akan melepaskan bokser, Tiba-tiba saja Helena masuk ke dalam kamar alhasil Guntur kaget dan tak jadi membuka boksernya.

Helena adalah adik tersayang Leax, iya cowok itu hanya tinggal berdua dengan sang adik di apartemen mewah.

Kedua orangtua mereka sudah bercerai lalu menikah lagi.

Hanya mengirimkan uang dalam nominal sangat tinggi tiap bulan.

Helena sedang memakan salad buah.

Sangat senang melihat Guntur yang sudah lama tak bertemu.

"Makin ganteng aja lo kak, Ciee...Yang mabuk berat semalem sambil manggil nama cewek terus ngoceh bilang maaf, Dasar Bucin hahaha...muka boleh garang hati hello kiti...wkwkwk."

Goda cewek cantik berumur 15 tahun ini, memasang mimik ngeledek.

Guntur yang kesal sekaligus malu melempar kaos bekasnya ke muka Helena, Dan kena.

Sekarang giliran Guntur tertawa puas.

"Kak Guntur, Jahat banget si lo. Bauuu tauu huueekkkk."

Cewek cantik ini mengelus perut sambil berlaga mual.

Menginjak-nginjak kaos Guntur lalu menjulurkan lidah sambil bertolak pinggang.

"Jimat tuh kalo lo nyium aroma kaos gue, Bisa punya pacar seganteng gue, nggak percaya?coba aja."

Leax mengelengkan kepala. "Lo berdua kalo udah ketemu pasti rame."

Iphone 11 pro Leax berbunyi dari balik kantong celana dan itu dari Aruni, iya diam-diam selama satu tahun belakangan ini Leax dan Aruni memang sepakat menjadi "Body Fucker." untuk satu sama lain.

Saling contact kalo sedang butuh.

Kecuali saat Aruni sibuk banget atau tak membutuhkan Leax.

Pasti mereka tidak bertemu.

Leax keluar dari kamar tamu lalu masuk ke dalam kamarnya.

Mengunci pintu kamar biar aman.

*Ketemuan yuk?(Ajak Aruni dengan nada manja seperti biasa.)

*Boleh, Dimana?"(Seru Leax tak bersemangat seperti biasa)

*Hmmm...Ntar gue kirim alamat hotelnya, kok suara lo kayak BT gitu?kayak lagi marah. Lo marah sama gue?(Menyadari nada suara cowok itu tak sehangat biasanya Helena langsung merasa aneh)

*Ada yang mau omongin sama lo, Yaudah, see you. (ketus Leax)

Leax menutup telpon...

Saat mengetahui bahwa penyebab putusnya Guntur yaitu Aruni, cewek yang dia cintai diam-diam sekaligus teman bermainnya.

Bikin Leax marah karena cemburu, Aruni mencium Guntur bikin Leax marah juga cemburu.

Meskipun hubungan mereka cuma sebatas "Having Funs" tapi kenyataannya Leax memang tulus sayang ke Aruni.

Rela ngelakuian apapun termasuk jadi cowok pelampiasan nafsu cewek itu.

Lagipula Aruni telah menyerahkan mahkota berharganya ke Leax bukan Guntur atau cowok lain.

Jadi harusnya Aruni hanya menjadi miliknya bukan cowok lain.

Leax memang cowok yang dipilih Aruni untuk mencabut lebel "Virgin"nya.

Dan satupun yang tahu fakta ini kecuali mereka berdua.

-

-

-

# Semimggu Kemudian

Sejak mereka putus, Shabi tak pernah bertemu apalagi berpapasan dengan Guntur disekolah atau dijalan.

Meskipun terasa aneh tapi itu lebih baik setidaknya mereka bisa memulai hidup baru tanpa tersiksa karena harus bertemu.

Ternyata putus dari Guntur membuat Shabi merasa kehilangan juga hampa.

Perhatian cowok itu yang selama setahun lebih tak pernah dirasakannya lagi.

Seharusnya Shabi merasa bahagia karena terlepas dari cowok macam Guntur.

Tapi kenyataannya TIDAK.

Kenangan bersama Guntur selalu bermain dalam ingatan.

Shabi benci akan hal ini, karena itu menyebabkannya merindukan Guntur.

Cewek ini kembali meneteskan airmata tanpa isak tangis.

Shabi mengambil tissu mengelap airmatanya, membuang tissu ke dalam tong sampah yang terletak tepat disamping ranjang.

"Gue kok nggak bisa lupain dia sih?!! Udah gitu gue kangen lagi!!" Gerutu cewek ini dengan kesal.

Shabi mengacak rambut karena jengkel dengan diri sendiri.

Menenggelamkan muka ke dalam bantal sambil nungging.

Berteriak keras.

"Gue benci sama lo, GUNTUR!!!"

-

-

-

Helena mendengarkan curhatan Guntur dengan serius.

Sekarang mereka hanya berdua karena Leax pamit keluar.

"Kak, Menurut gue si hubungan kalian masih bisa ditolong."

"Caranya?" muka Guntur terlihat penasaran.

Merangkul pundak Helena.

Helena mencoba mencari solusi...

Memegang dagu sambil melipat kedua kaki.

Tersenyum.

"Ahaaa ....Gue tahu, Gimana kalo lo kasih gue waktu untuk cari The best solusi."

Guntur terlihat senang awalnya jadi kesal sendiri.

Tadi cewek itu seperti sedang berfikir keras mencari ide untuk membantu dan Guntur mengira Helena sudah menemukan solusi tapi ujung-ujungnya malah minta waktu tambahan.

Guntur menyetil dua kali kening Helena...

Helena cemberut sambil mengusap bekas sentilan cowok itu.

"Kok lo malah nyetil gue? Gue kan udah berbaik hati bantuin nyari solusi,Kak." Dengan wajah polos Helena menggerutu.

"Gue kira lo udah dapat caranya, Tahu-tahu malah minta tambahan waktu lo kira kita lagi meeting kerja?Ada2 aja lo."

Menjitak kepala Helena lalu masuk ke dalam kamar tamu.

Helena sekarang mengelus ubun-ubunnya.

"Kak Guntur, Dasar jahat lo!!"

-

-

-

Malam ini hujan turun deras dan angin bertiup kencang.

Sesekali petir bergemuruh kencang dilangit gelap.

Semakin membuat suasana makin menakutkan.

Sebenarnya Shabi paling benci situasi seperti ini.

Dia berharap semoga listrik gak padam.

Tapi ternyata Tuhan berkehendak lain.

Tiba-tiba mati lampu

Otomatis Shabi teriak serta panik.

Dia mencari lilin dengan bantuan cahaya senter berasal dari ponselnya

Petir kembali bergemuruh keras membuat Shabi ketakutan.

Sial.

Dia belum menemukan lilin, Hp cewek ini batrenya tinggal 50 %.

Karena panik Shabi jadi tak ingat dimana menyimpan lilin.

Hujan makin deras serta angin berhembus kencang.

Shabi putus asa dan stres karena belum menemukan lilin.

Dia ingin minta lilin ke tetangga sebelah tapi suara gemuruh petir yang begitu keras juga menakutkan membuatnya tak berani keluar.

Biasanya pada situasi seperti ini dia akan menelpon Guntur, Meminta cowok itu segera datang dan menemaninya.

Sekarang mereka sudah putus shabi tak mungkin melakukan hal itu.

Cewek cantik dan imut ini memutuskan naik keatas ranjang dengan cahaya senter sebagai penerang.

Duduk disisi ranjang memakai selimut menutupi tubuh dari ujung kepala ke ujung kaki.

Tubuhnya bergetar karena ketakutan.

Suara petir kembali bergemuruh..

Kali ini lebih seram.

Shabi terus-menerus memanggil Guntur dalam hati.

10 menit berlalu begitu menyiksa tiap detiknya untuk seorang Shabilla.

Tiba-tiba pintu terbuka, Dan muncul Guntur dalam keadaan basah kuyup.

Guntur menutup pintu, mengarahkan senter ke arah Shabi.

Muka Guntur kelihatan khawatir.

"Sha, Lo baik-baik aja kan?"

Cowok ganteng ini mengarahkan cahaya senter iphonenya ke arah Shabi.

Ranjang Shabi memang menghadap pintu jadi bisa tahu siapa yang datang.

Cewek itu tersenyum senang, Langsung turun dari ranjang lalu memeluk Guntur kemudian menangis.

Petir kembali bergemuruh lebih keras kali ini.

"Jangan Takut, Ada gue. Oke." Guntur berusaha menenangkan Shabi.

Shabi mengangguk.

Mempererat pelukan lalu menyandarkan kepala pada dada Guntur.

"Gue nggak nemuin lilin padahal gue udah nyari ke mana-mana, Mana batrey ponsel gue lowbat."

Shabi dengan terbata-bata laporan ke Guntur disertai muka ketakutan.

Guntur tersenyum, Membelai rambut Shabi.

"Lilin kan ada di dalam nakas,Sha. Kebiasaan kalo panik lo jadi nggak konsen."

Keduanya saling berpandangan.

"Gue mau ambil lilin dulu." kata Guntur.

Shabi melepaskan pelukannya.

Cowok itu mengambil dua lilin dan meletakannya ditempat khusus jadi aman diletakan diatas meja nakas.

Shabi merasa lega.

"Sebaiknya kita ganti pakaian, Nggak nyaman pake baju basah gini." Guntur membuka kaos juga celana jeannya.

Hanya memakai hotpan.

Memperlihatkan bentuk tubuh tegap dan sempuran cowok itu meski tanpa rangkaian otot.

Cowok ini membuka Almari khusus menyimpan pakaianya.

Memakai kaos tipis.

Shabi membuka dress tidurnya, sehingga hanya memakai cd dan bra pada tuh seksinya.

Raut muka Guntur mengisyaratkan gairah saat kembali melihat tubuh indah cewek itu setelah sekian lama.

Shabi masih membelakangi Guntur, Sibuk mencari dress tidur untuk dikenakan.

Tiba-tiba kedua tangan Guntur melingkarkan pada pinggang cewek itu.

Memeluk Shabi dari belakang.

Mengecup bahu Shabi dari atas ke bawah berulang-ulang.

"Gue kangen banget sama lo dan gue yakin lo juga kan. Seminggu buat gue udah kayak seabad."

Guntur membalikan badan Shabi agar menghadapnya, Mengecup kening cewek itu.

Melempar tatapan memohon.

"Lo mau kan maafin gue dan kita balikan lagi?Please."

#DIWAKTU YANG SAMA TEMPAT BERBEDA

Aruni langsung memeluk Leax saat cowok itu datang, keduanya berciuman.

"Gue ada hadiah buat lo." seru Aruni ceria.

Cewek cantik ini membuka tas dan memberikan kotak hitam.

Iya...

Aruni dan Leax memang suka saling memberikan hadiah disaat-saat tertentu.

Leax membuka kotak hitam itu dan isinya sebuah jam tangan limited edition yang diincarnya.

Tersenyum senang, "Thank ya."

"Bagus deh kalo lo senang." senyuman tergambar pada bibir Aruni.

"Minggu depan gue ada syuting film di Paris, Sebulan gue bakal tinggal disana. Gue pasti bakal kangen sama lo."sambung Aruni.

Leax mengangguk tanda mengerti.

Dan cowok itu mulai berbicara setelah dirasa siap.

"Gimana rasanya ciuman sama Guntur?Happy?" Nada suara Leax terdengar jengkel.

Dan Aruni bisa merasakan perasaan cemburu cowok itu.

"Gue nembak dia tapi ditolak, Gue cium dia dan nggak nyangka dia bales." Muka Aruni merona sesaat

"Tapi ternyata ciuman kami cuma tanda maaf karena dia udah nolak gue, gue marah sekaligus sedih. Gue chat dia dan dia telpon gue terus marah-marah." Sambung Aruni dengan muka BT.

Leax mengusap sebelah pipi Aruni.

"Stop ngejar Guntur, Dia nggak cinta sama lo. Nggak kayak gue. Gue cinta sama lo dan mau kita pacaran, kalo lo nolak gue bakal terima dan pergi jauh dari hidup lo."

Leax melanjutkan kata-katanya.

"Dan gue cuma butuh jawaban Ya atau Ga."

Aruni terdiam.

Tampak jelas raut kebimbangan bercampur bingung.

Leax sudah siap jika Aruni menolaknya.

Tbc.

ps :

Don't forget ps and comments biar aku semangatttttttt upload next chapter.

Kalo boleh jujur aku sendiri masih belum tahu untuk kelanjutannya cerita ini enaknya gimana yaaaa? 🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔

Gini nih jadi Author tanpa konsep sama sekali asli dari spotanitas kinerja otak belaka,

Ketik pas mood bagus atau dapat ide alur kelanjutan cerita secara mendadak .

Ngetik sesuai otak yang tengah mengoceh dan langsung uploaded pas kelar makanya ngarettttt banget updatednya 🤒🤒

😩😩😩😩😩😩😩😩😩😩😩😔😔😔😔😔

Thanks you to the loyal reader, giver ps and comments ...kalian semangat akuuuuu 😘😘😘😘😘💋💋💋💋💋💋


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C19
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login