Baixar aplicativo
2.34% Guntur & Shabi / Chapter 3: Shit!

Capítulo 3: Shit!

Entah kenapa sejak terjadi insiden ciuman pas jam istirahat tadi, Brian jadi tidak fokus pada latihan basket.

Setiap men "Shoot" bola ke dalam ring basket pasti gagal, teman satu teamnya bahkan tidak mengerti dengan sikap sang leader yang berubah aneh.

"Stop! Lo kenapa si ,bro ?what the fuck is wrong with you?" Protes Samir kesal, salah satu anggota team bermuka indo pakistan.

"Fokus,bro...fokus, kalau emang lo lagi bad mood mending nggak usah latihan dulu." timbal Kenzu, cowok indo jepang.

Marck merangkul bahu sang kapten, cowok indo canada itu memberikan sebotol air mineral. "Nih minum dulu, biar lo lebih rileks."

Joon Lee yang asli orang korea, yang sudah mengenal Brian sejak SMP.

Menepuk sebelah pipi Brian,menyeringai. "Apa ciuman tuh cewek hebat banget ya?sampe bikin lo nggak fokus latihan gini." 

Brian masih diam, mendapatkan ledekan telak dari teman satu teamnya itu.

Marck membulatkan kedua matanya, "Jangan bilang lo jadi naksir tuh cewek?"

Samir dan Kenzu melempar pandangan tidak percaya pada Brian, "Are you falling in love with her?" tanya mereka bersamaan.

Brian melempar bola yang berada genggaman ke lantai, menatap satu persatu teman satu teamnya tanpa berkata apapun.

Dan pergi begitu saja.

"Brengsek!" Gerutu Guntur kesal lalu menendang meja hingga hancur, membuat 5 teman lainnya kebingungan.

Nggak ada anggin ,Nggak ada hujan  leader mereka ini tiba-tiba bersikap brutal.

"Elo kenapa si ?" Tanya Gordan bingung.

Nggak biasanya Guntur ngamuk bagai orang kebakaran jenggot.

Sudah banyak barang yang menjadi korban dari meja,kursi,white board,tempat sampah dll.

"Cerita ke kita kalau emang lo ada masalah." Seru Leax nggak kalah bingung,mencoba menenangkan emosi Guntur.

"Apa ada orang cari masalah sama lo?kita hajar tuh orang!" Timbal Joe berapi-api, bersiap untuk membuat perhitungan.

"Anjing, siapa tuh orang ?bisa-bisa nya cari masalah sama lo! Bosen hidup apa?!" Wingki mengepalkan kedua tangannya dengan perasaan jengkel,menendang bangku di depannya dengan kasar hinggar hancur.

Tidak seperti ke empat temannya Mehdi malah cuek-cuek saja dan masih sibuk bermain mobil Lagend.

Bukan karena dia tidak peduli tapi cowok indo turkey memang tidak mudah tersulut emosi seperti kelima temannya.

"Won again." Teriak Mehdi senang, saat berhasil kembali memenangkan pertempuran.

Begitu cuek dengan keadaan riuh saat ini.

Guntur mengatur nafas, mencoba menstabilkan emosi.

Sejujurnya jika bukan karena Brian merupakan sepupu tersayangnya , dipastikan cowok indo amerika itu akan masuk rumah sakit karena sudah berani menyentuh bibir Shabi.

"Elo semua semua bisa diam nggak?Bikin gue makin pusing dengerin bacot lo semua!" Guntur meninju whiteboard lalu pergi meninggalkan teman-temannya dengan perasaan sangat marah.

Guntur langsung mencari Shabi, dan ketemu.

Cewek itu tengah berada dalam kelas seorang diri, tengah bersiap-siap untuk pulang.

Guntur merasa bersyukur karena kelas sepi.

Guntur measuk ke dalam kelas, bersiul lalu memberikan petunjuk agar cewek berwajah imut itu membuka WA ,setelah itu Guntur pergi.

Shabi mengambil hp dalam saku,membuka Wa dari Guntur.

::Temui gue di tempat rahasia kita, sekarang atau motor butut kesayangan lo gue bakar!::

Tbc


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C3
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login