Baixar aplicativo
1.12% BIBIR CANDU MRS.DEALOVA : Candu bagi Seorang Presdir / Chapter 5: CINTA TERPENDAM FRANS JOHAN

Capítulo 5: CINTA TERPENDAM FRANS JOHAN

Johan berbaring di kamar Dealova, sambil menunggu kedatangan Dealova yang belum datang juga.

Pikiran Johan sudah kemana-mana, karena dari siang saat dia telepon terakhir sampai sekarang jam tujuh malam Dealova belum datang juga.

"Kamu di mana Love? kenapa ponselmu tidak kamu aktif kan?" tanya Johan dengan hati kesal.

Bagaimana tidak kesal, janji untuk bertemu dengan Georgina jadi mundur karena tidak ada kabar sama sekali dari Dealova.

Mata Johan menatap langit-langit kamar, masih jelas dalam ingatan Johan saat pertama kali bertemu dengan Dealova dalam situasi yang tidak baik bagi Dealova.

Johan menolong Dealova dari ke empat pria yang ingin memperkosanya, dan pada saat itu dirinya juga dalam keadaan tidak baik sakit hati karena di khianati.

Setelah membantu Dealova lepas dari ke empat preman, Johan membawa Dealova ke rumahnya, menjadikan Dealova sebagai budaknya dan seorang pelacur kelas papan atas.

Dada Johan terasa sesak bila mengingat hal itu, apa yang telah di lakukannya pada Dealova sekarang menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.

Perasaan dan hatinya telah jatuh pada seorang Dealova, hatinya terasa sakit dalam beberapa bulan ini jika melihat Dealova bersama para laki-laki, namun semua rasa sakit dan cemburunya di simpannya dalam hati.

Sampai suatu saat ada kesempatan, Johan berani mengklaim Dealova sebagai kekasihnya, dan Dealova tidak keberatan dengan hal itu. Walau Dealova mengiyakan Johan sangat tahu di hati Dealova sudah tidak ada cinta lagi buat siapapun selain pada dirinya sendiri.

"CEKLEK"

Suara pintu terbuka, tampak wajah Dealova yang terlihat gembira. Johan terlihat cemas saat melihat luka di kening Dealova. Namun kecemasan Johan sirna saat melihat wajah Dealova yang penuh kegembiraan.

Johan menatap Dealova dengan tatapan tidak senang dan rasa cemburu yang tidak bisa di tahannya.

"Dari mana saja kamu Love?" tanya Johan dengan perasaan sakit hati.

"Aku mandi dulu ya Jo, badanku terasa lengket semua." ucap Dealova hendak melangkah ke kamar mandi.

"Berhenti kataku Love, kamu harus menjelaskan padaku sekarang!" ucap Johan dengan nafas memburu.

"Johan, aku tahu kamu banyak pertanyaan untukku, tapi aku harus mandi..aku sangat lelah, tunggu aku sebentar." ucap Dealova mendekati Johan dan mengecup bibir Johan agar amarah Johan mereda.

Dan tentu saja amarah Johan seketika mereda setelah mendapat kecupan sekilas dari Dealova.

Setelah beberapa menit menunggu, Johan melihat Dealova keluar dari kamar mandi dengan jubah mandi yang melekat di tubuhnya yang basah, serta rambut pirangnya yang setengah basah.

Johan menatap keindahan tubuh Dealova tanpa berkedip, entah karena apa..bagi Johan melihat tubuh indah Dealova tidak ada bosannya.

Apalagi dengan keahliannya dalam permainan di atas ranjang, tidak ada yang mampu mengalahkan seorang Dealova, terutama cara bermain bibir Dealova yang sanggup mengobrak ngabrik perasaaan dan menjadi candu bagi semua laki-laki yang sudah pernah merasakannya.

"Melamun Johan?" tanya Dealova duduk di pinggir ranjang dekat Johan yang terlihat melamun.

"Hm, kamu darimana saja Love?" tanya Johan menggeser posisinya dan berbaring dengan kepala di atas pangkuan Dealova.

"Aku tagi pergi ke sekolah Chelo, aku bertemu dengannya dan aku juga sudah kerumahnya, dan semua itu berkat lukaku ini." jawab Dealova menatap wajah Johan dengan serius.

"Apa kamu bertemu dengan Bara?" tanya Johan dengan tatapan mengintimidasi.

Dealova mengangguk kecil.

"Jadi karena itu kamu pulang hingga malam? bahkan tega mematikan ponselmu agar aku tidak menganggumu?" tanya Johan dengan nafas memburu karena cemburu.

"Ada apa denganmu Jo? kenapa kamu jadi aneh sih? kalaupun aku bertemu dengan Bara harusnya kamu senang dong? aku bisa langsung menjalankan rencana kita." ucap Dealova dengan wajahnya yang sangat serius.

Johan menatap wajah Dealova mencari kejujuran di sana.

"Apa saja yang kalian bicarakan?" tanya Johan meredakan amarahnya sendiri, terutama rasa cemburunya.

"Aku belum bicara sama Bara, dan memang benar kalau semua orang mengatakan kalau Bara adalah gunung Es, Bara sangat dingin dan sombong." jawab Dealova dengan hati yang penasaran.

"Apa kamu tertarik sama Bara Love!" tanya Johan dengan penuh curiga.

"Sebentar, ada apa denganmu? kamu semakin aneh saja!" ucap Dealova tidak senang dengan pertanyaan Johan.

"Aku hanya ingin kamu kerja secara profesional saja Love, aku hanya mengingatkanmu." sahut Johan dengan serius.

"Kamu tidak perlu mengingatkan aku Johan! aku sudah tahu tugasku seperti apa." Ucap Dealova seraya mengambil sebatang rokok dan di nyalakannya.

Melihat Dealova mau menyalakan rokok, dengan cepat Johan mengambilnya dan mematikannya dengan cepat.

"Ingat love!! satu hal yang harus kamu ingat mulai sekarang!! ada peraturan baru di larang merokok saat tidak bekerja." ucap Johan dengan wajah yang merah padam.

"Johan, tapi kamu kan tahu? untuk aku bisa berpikir, aku harus merokok sedikit atau minum sedikit." ucap Dealova dengan tdak mengerti.

"Patuhi saja perintahku Love, dan jangan membantah lagi." ucap Johan dengan tegas.

Dealova menatap wajah Johan dengan jengah.

"Aku tidak mengerti ada apa denganmu akhir-akhir ini, sangat aneh." ucap Dealova kesal, sambil beranjak dari tempatnya berjalan keluar dan menonton televisi.

"Kamu tidak tahu Love, aku melakukannya karena aku mencintaimu, aku menyesal kenapa tidak mencintaimu saat awal kita bertemu, kenapa aku baru menyadari kalau aku mencintaimu di saat kamu sudah di atas langit dengan begitu banyaknya pria." gumam Johan saat Dealova sudah keluar dari kamar.

***

Dealova tidur dengan lelap, sampai terdengar suara ponselnya baru Dealova membuka matanya.

"Aaaahhh!!! siapa sih...pagi-pagi sudah menelepon, bukannya hari ini hari minggu ya? kenapa ada yang berani meneleponku?" tanya Dealova dalam hati.

Dengan malas, Dealova mengambil ponselnya dan menerima panggilan itu, dan berapa terkejutnya Dealova saat yang meneleponnya adalah Bara!!

"Hallo ya Tuan." ucap Dealova dengan sopan.

"Kamu bersiaplah, lima belas menit lagi Pak Saleh akan menjemputmu." ucap Bara di sana dengan dingin.

"Maaf Tuan, aku tidak bisa...ini hari Minggu aku harus istirahat seharian." jawab Dealova yang sedikit kesal dengan nada perintah Bara

"Huhh memang aku budakmu! seenaknya sendiri main perintah pada orang lain." jawab Dealova dalam hati.

"Tidak ada alasan Nona Kanita!! ini permintaan Chelo, bukan permintaanku." ucap Bara dengan suara kesal di sana.

"Baiklah Tuan Bara, lima belas menit aku sudah siap." ucap Dealova sebagai separuh hati.

Dan kejengkelan Dealova semakin menjadi-jadi, saat Bara tidak menjawab terimakasih atas kesediaanya untuk bisa datang ke rumahnya.

"Dasar laki-laki angkuh dan sombong, tidak tahu terimakasih lagi." gerutu Dealova seraya membuka lemari untuk berganti pakaian.

***

"Kamu mau kemana lagi Love? ini hari Minggu, aku ingin mengajakmu keluar untuk jalan-jalan." ucap Johan yang ingin sekali mengajak Dealova nonton bioskop.

"Maaf Jo, aku terburu-buru...aku harus pergi." ucap Dealova seraya mengecup pipi Johan kemudian berlalu pergi.

"Dealovaaaaaa!!!...berhenti!!!!" teriak Johan namun sia-sia Dealova sudah pergi seiring dengan berlalunya mobil merah yang sangat mewah.


PENSAMENTOS DOS CRIADORES
NicksCart NicksCart

Happy reading KK,

aku akan up tiap hari jika KK semuanya tinggalkan jejak memberikan PS, RIVIEW bintang 5, dan komentarnya sebanyak-banyaknya.

kontak Nicks Cart

FB : NicksCart

IG : NicksCart

GROUP WA : 0888-0569-2220

Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Status de energia semanal

    Rank -- Ranking de Poder
    Stone -- Pedra de Poder

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade de Escrita
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Vote com Power Stone
    Rank NO.-- Ranking de Potência
    Stone -- Pedra de Poder
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login