Baixar aplicativo
18.85% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 33: Jaga Bicaramu!

Capítulo 33: Jaga Bicaramu!

" Jangan menyentuhnya! Atau aku akan benar-benar membunuhnya!" kata Lewis yang telah dibutakan oleh perasaan cemburunya. Lewis membuka kaosnya karena terkena percikan darah Valen dan membuangnya di lantai.

" Sumi! Panggil Pak Jamal dan Pak Diman kesini! Cepat!" kata Tata. Hatinya hancur melihat keadaan Valen yang seperti itu.

" Ya, mbak?" ucap Jamal.

" Bawa Mas Valen ke Rumah Sakit!" ucap Tata. Mereka membawa Valen yang pingsan dan memasukkannya ke dalam mobil lalu membawanya ke rumah sakit.

" Kamu bersihkan itu semua sumi!" kata Tata.

" Iya, mbak!" jawab Sumi.

" Ini punya siapa, mbak?" tanya Sumi, memberikan sebuah ponsel pada Tata.

" Itu punya suamiku, Sumi!" jawab Tata lalu mengambilnya dari tangan Sumi dan meletakkannya di sampingnya, sepertinya ponsel itu terjatuh saat dia menghajar valen tadi. Tidak lama kemudian ponsel tersebut bergetar, Tata melihat secara spontan. Donna? 5 pesan dan 2 panggilan! Untuk apa Donna menghubungi lewis? Bukannya mereka baru saja bertemu? Apakah ada yang penting? batin Tata. Dai membuka pesan tersebut yang terbaca di layar tanpa harus masuk ke dalam aplikasinya.

@ Apa kamu sudah sampai?

@ Apa tidak ada yang akan kamu katakan?

@ Lewis! Tenang saja! Aku akan diam!

@ Pesan dihapus

@ Terima kasih anyway!

Tata mengerutkan dahinya, apa maksud semua itu? Sejak kapan Donna intim dengan lewis? Kenapa Donna harus diam? Tata berusaha menebak-nebak. Lewis membersihkan tubuhnya di dalam kamar mandi lalu keluar dengan memakai kaos singlet dan celana tidur panjang. Dilihatnya Sumi membersihkan darah Valen, lalu dia duduk di balkon. Setelah Sumi selesai, Tata mendekati Lewis dan memberikan Ponselnya.

" Ponselmu jatuh ditemukan Sumi!" ucap Tata lalu keluar dari kamarnya.

" Jangan pergi melihatnya!" teriak lewis. Tata hanya menghela nafas panjang, dia tidak mau memperkeruh suasana, Tata turun ke lantai satu dan menghubungi Pak JAMAL.

" Halo, Pak! Bagaimana? ...Apa dia baik-baik saja? ...Apa?"

Kenapa kamu bicara seperti itu, Val? Apa aku telah benar-benar membuatmu terluka segitu dalam? Aku juga hancur Val! Aku telah mati sejak aku melihat lewis yang akan menjadi suamiku! Reynmu telah mati! batin Tata menangis.

" Mbak!" panggil Murni.

" Ya, mbok?" sahut Tata.

" Apa kita telpon Ibuk?" tanya Murni.

" Nggak usah! Nanti malah akan membuat mama khawatir!" jawab Tata.

" Kalo gitu kami mau istirahat!" pamit Murni.

" Iya! Kalian pergi saja istirahat!" kata Tata. Tata menatap langit di angkasa, cuaca agak berawan seperti keadaan hatinya saat ini. Dia sangat ingin melihat Valen, tapi dia takut akan membuat pertengkaran dengan lewis.

" Mbak!" sapa seseorang beberapa lama kemudian.

" Bagaimana, pak?" tanya Tata.

" Mas Valen sudah ditangani Dokter! Saya disuruh pulang setelah Pak Ben datang!" jawab Jamal.

" Apa dia parah?" tanya Tata.

" Apa urusanmu dia parah atau tidak?" tiba-tiba Lewis telah ada di hadapan mereka. Jamal yang melihatnya segera undur diri dan pergi meninggalkan mereka.

" Apakah kamu sangat ingin menemuinya, Ta? Apa kamu merindukannya?" sindir lewis.

" Hentikan sikap kekanak-kanakanmu!" jawab Tata.

" Kekanakan? Aku suamimu! Suami mana yang tidak akan marah jika istrinya bercumbu dengan pria lain?" teriak Lewis. Plakkk! Tata menampar pipi lewis dengan keras dan Lewis menaikkan tangannya.

" Apa? Ayo tampar kenapa berhenti?" tantang Tata.

" Tidak adakah sedikitpun rasa cinta dalam hatimu untukku?" tanya lewis nanar. Tata hanya diam.

" Aku selalu mencintai kamu dan hanya kamu!" ucap Lewis lagi.

" Maaf! Jika memang kamu merasa sakit dengan hubungan ini! Aku akan menerima apapun keputusan kamu!" jawab Tata, membuat darah Lewis mendidih. Didorongnya Tata hingga menempel pada tembok, dicengkeramnya dagu Tata.

" Dan kamu pergi ke pelukannya? Jangan mimpi! Apa kalian telah tidur bersama?" tanya lewis dengan mata gelap.

" Jawab!" teriak Lewis.

" Jaga mulut kamu!" balas Tata.

" Lepaskan!" teriak Tata. Plakkkk! sekali lagi Lewis menerima tamparan dari Tata. Plakkk! lewis membalas tamparan itu, wajah Tata sampai tertoleh ke kanan. Tata merasakan panas dipipinya, sudut bibirnya mengeluarkan darah.

" Maaf, sayang! aku tidak sengaja!" ucap Lewis memeluk Tata.

" Jangan berlagak sok suci! Kamu pikir aku tidak tahu yang kamu lakukan diluar?" ucap Tata menahan nyeri di bibirnya.

" Apa maksudmu? Aku memang salah, maaf!" tanya Lewis tanpa melepas pelukannya.

" Tidak perlu berlagak suci, lewis! Kamu sama brengseknya denganku!" ucap Tata. Lewis melepas pelukannya dan menatap Tata.

" Apa maksudmu?" tanya Lewis.

" Hilangkan noda di dadamu sebelum kamu pulang bertemu istrimu!' ucap Tata lalu pergi meninggalkan Lewis, tapi dia berbalik.

" Satu lagi! Kenapa Donna meminta kamu mengatakan sesuatu dan kenapa dia harus diam?" tanya Tata lalu dia menghilang di balik tangga. Lewis memegang dadanya dan berlari ke ruang tengah, dilihatnya dadanya di kaca besar, terdapat kissmark besar akibat gigitan Donna. Lewis seketika terduduk di sofa. Dia telah membaca ulang pesan dari Donna! Apa dia tahu? Arghhhhh! Lewis mengacak rambutnya. Lalu dia pergi mengambil kunci mobilnya dan meninggalkan rumahnya. Tata masuk ke dalam kamar Reva dan mencoba memejamkan matanya, tapi tidak bisa karena dipikirannya hanya ada Valen dari tadi.

" Bos!" sapa Ben.

" Siapakan Pesawat! Aku akan pergi ke Negara Z!" kata Valen.

" Bos?" ucap Ben.

" Aku nggak sanggup, Ben! Ini sangat menyakitkan! Gue rasanya pengen mati!" jawab Valen dengan pandangan nanar.

" Baik, Bos! Saya akan mengurus semuanya! Bos tenang saja!" kata Ben lalu dia pergi meninggalkan Valen sendiri. Valen turun dari brankar dan menuju lemari, lalu dia memakai pakaiannya yang telah di bawakan oleh Ben dan duduk di sofa. Selamat Tinggal Reyn! Semoga kamu bahagia! batin Valen

sambil menitikkan airmata. Setelah menyelesaikan semuanya, Ben kembali ke kamar Valen dan melihat Bosnya sudah siap.

" Sudah semua, Bos!" kata Ben. Valen berdiri dan duduk di kursi roda yang dibawa oleh Ben sambil memakai kacamata hitamnya. Wajahnya terlihat sangat kacau, lebam disana-sini dan pelipisnya harus mendapat jahitan karena sobek. Beruntung tidak ada yang retak di wajahnya.

Lewis memacu mobilnya ke jalan raya dengan sangat kencang, semakin lama dia semakin keluar dari kota dan menuju ke pegunungan, hati dan pikirannya sangat kacau, dia merasa bersalah terhadap Tata akibat perselingkuhannya dan dia bertambah merasa bersalah saat dia tahu kebenaran akan kejadian tadi antara Tata dan Valen saat dia mendengar Sumi bercerita kepada Murni.

Flashback On

" Kasihan mas Valen, mbok!" kata Sumi.

" Memang kejadiannya bagaimana?" tanya Murni.

" Tadi saat aku mau naik ke atas, aku lihat mbak Tata terpeleset, seandainya mas valen tidak ada, mungkin sekarang mbak Tata sudah terluka karena jatuh ke bawah!" cerita Sumi.

" Kenapa mas valen di kamar mbak Tata?" tanya murni.

" Karena mas valen kepikirannya gitu! Mana mungkin mereka aneh-aneh, orang ada aku disitu!" jawab Sumi.

" Apa mas lewis nggak nanya dulu tadi?" tanya Murni.

" Nggak! Mas lewis main pukul aja, mbok! kasihan mas valen!" jawab Sumi lagi.

Flashback Off


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C33
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login