Baixar aplicativo
3.42% Aku Bukan Pilihan Hatimu / Chapter 6: Anda Tidak Suka Saya?

Capítulo 6: Anda Tidak Suka Saya?

Tata melepas seluruh pakaiannya dan menyalakan shower di kamar mandinya. Dia masih terngiang ucapan Yusman tentang dirinya. Apakah dia akan selalu dikekang seperti ini? Apakah ini yang namanya menjalin suatu hubungan? Apakah seperti ini perasaan mami selama ini? batin Tata. Dimatikannya shower itu lalu dia meraih handuk yang berada di dalam almari dan memakainya untuk mengeringkan tubuhnya. Pikiran Tata melayang membayangkan kehidupannya yang akan bagaikan burung dalam sangkar nantinya. Tapi sekali lagi dia adalah anak yang berbakti pada orang tuanya, terlebih lagi papinya, orang yang sangat dihormati dan dicintainya. Tata menghela nafas panjang, dia pasrah pada takdir kemana dan apapun yang akan terjadi padanya di masa depan. Langkah kaki Tata terhenti di depan walk in closet miliknya, diambilnya baju babydoll miliknya lalu dipakainya kemudian dibaringkannya tubuhnya diatas ranjang.

Tata duduk diruang tunggu bandara, menunggu kedatangan pesawat yang akan membawanya kembali ke negara S.

" Jaga dirimu baik-baik, sayang!" bisik Yusman, saat mengantar Tata ke bandara.

" Jangan lupa ada orang yang sangat mencintai dan merindukanmu disini!" kata Yusman lagi, lalu dikecupnya kening Tata. Saat dia akan mengecup bibir Tata, Tata mengatupkan bibirnya dengan rapat.

" Kamu masih marah? Aku harap saat aku berkunjung kesana kamu sudah tidak marah dan sedang merindukanku!" ucap Yusman lirih.

Tata menatap layar ponselnya, gambar dia bersama sahabat-sahabatnya terpampang jelas saat mereka dipesta perpisahan. Tata memasuki kabin pesawat beberapa saat kemudian setelah ada pengumuman. Tata duduk di kelas satu, saat akan memasukkan bagasinya, dia mengalami sedikit kesulitan dan hampir saja bagasinya terjatuh, jika saja sebuah tangan yang kuat tidak menahannya lalu mendorong bagasinya masuk. Tata memutar tubuhnya dengan maksud untuk mengucap terima kasih, tapi ternyata tubuhnya terkungkung oleh tubuh orang itu, karena dia sedang memasukkan bagasinya ke sebelah bagasi Tata. Tata yang berada dibawahnya bisa mencium aroma maskulin dari tubuh orang itu. Tata menengadahkan wajahnya saat orang tersebut berusaha melindunginya dari lalu lalang penumpang, Tata tertegun menatap pria yang sedang berhadapan dengannya, wajahnya sangat tampan, hidungnya yang mancung, matanya setajam elang dan bibirnya merah tipis sedikit tebal tampangnya cool sekali.

" Sebaiknya anda duduk!" kata pria itu dengan suara baritonnya. Tata yang tersadar dari lamunannya, langsung duduk di kursinya dan ternyata orang tersebut duduk disamping Tata.

" Terima kasih atas bantuannya!" ucap Tata pada pria itu.

" Sama-sama!" jawab pria itu. Ponsel pria itu berbunyi, lalu diangkatnya panggilan tersebut.

" Halo! ...Ini gue mau berangkat! ...Ok! Sialan, lo! ...Yo i!"

Ditutupnya panggilan tersebut dan dia memakai sabuk pengamannya. Setelah pesawat di atas udara, kami melepas sabuk pengaman masing-masing dan asyik dengan kegiatannya sendiri-sendiri.

" Hai! Maaf saya lancang, nama saya Valentino Abiseka!" ucap Valentino mengulurkan tangannya.

" Renata Wardani!" sambut Tata.

" Nama yang cantik seperti orangnya!" puji Valentino. Tata hanya tersenyum tipis.

" Boleh saya panggil anda Rena?" tanya Valentino.

" Terserah anda!" jawab Tata datar.

" Anda tidak suka dengan saya?" tanya Valentino tiba-tiba.

" Bukan begitu, saya suka ketenangan saat saya sedang membaca!" jelas Tata. Siapa juga yang nggak suka sama lo? Secara lo ganteng pake banget, tubuh lo tinggi dan besar! batin Tata.

" O, maaf!" ucap Valentino lagi. Tata kembali membaca buku kuliahnya, sesekali dia melirik ke arah Valentino yang sedang asyik dengan permainannya. Tata tersenyum melihat apa yang dilakukan Valentino . Dia tidak percaya jika ada seorang pria se cool itu memainkan mainan seperti itu. Tata tertidur sejenak seperti biasanya, lalu dia terbangun saat pesawat akan mendarat. Tata melirik ke kursi sebelah, ternyata Valentino tidak ada disana. Kemana dia? bukankah dia harusnya duduk karena pesawat akan landing! batin Tata. Mungkin dia sedang di kamar mandi! batin Tata. Lampu darurat telah dinyalakan dan pilot telah berbicara, tanda pesawat akan segera mendarat. Tata kepikiran Valentino, tapi dia tidak berani untuk bertanya, karena semua duduk di tempatnya masing-masing. Setelah mendarat, Tata masih tidak melihat Valentino dimana-mana, bahkan bagasinya juga tidak ada. Nggak mungkin kan jika dia keluar dan terjun dari pesawat ini! batin Tata. Huuffttt! Ngapain juga gue mikirin tu orang! batin Tata. Lalu Tata mengambil bagasinya dan pergi meninggalkan bandara menuju ke apartemennya. Tata menghempaskan tubuhnya di atas kasurnya, Naya masih belum datang. Tata meletakkan isi tasnya pada tempatnya dan mesuk ke kamar mandi.

Keesokan harinya Tata pergi ke kampus, karena dia ada janji dengan dosennya yang akan memperkenalkannya dengan seorang fotografer yang akan memotret hasil karyanya.

" Tata!" panggil Ms. Caroline saat Tata berdiri di pintu kantornya.

" Good morning, Miss!" sapa Tata.

" Good morning! Let me introduce you with my favorite student!" ucap Caroline pada seseorang, Tata melihat ke sekeliling ruangan, dilihatnya seorang pria tampan sedang berdiri di pintu balkon.

" Lewis! This is Tata! Tata, this is Lewis, the professional photografer!" kata Caroline.

" Hai!" sapa Lewis sambil berjalan mendekati Tata, lalu mengulurkan tangannya.

" Hai!" balas Tata menyambut jabatan tangan Lewis. Gadis yang sangat cantik! Lo bertambah cantik aja! batin Lewis. Mereka terlibat perbincangan yang cukup hangat dan serius.

" Ini kartu nama saya!" kata Lewis sambil menyerahkan kartu namanya pada Tata. Tata menerima kartu nama itu dan membacanya. Hanya Lewis saja namanya? batin Tata. Kemudian mereka menuju gedung pemotretan, dimana karya Tata akan di pakai dan dipotret.

Jam sudah menunjuk pada angka 4 sore, Tata bergegas kembali ke apartementnya. Astaga, mimpi apa gue semalam? Dua hari disini, bisa ketemu pria-pria tampan produk dalam negeri! batin Tata. Lewis sangat pendiam dan mempesona! batin Tata. Karena capek, Tata tertidur dengan lelapnya, dia terbangun saat perutnya bergendang ria. ternyata cacing-cacing disana lagi unjuk rasa, karena sejak siang Tata belum makan. Dilihatnya jam sudah menunjukkan angka 10 malam, ternyata cukup lama juga dia tertidur, Dasar Ratu pelor! Jam segini cafe depan pasti masih buka, lalu Tata mengambil tasnya dan pergi keluar apartement, menuju ke cafe depan apartementnya. Tata masuk dan duduk di pojokan setelah memesan makanan dan minuman. Dibukanya ponselnya, beberapa pesan dari Yusman dan sahabat-sahabatnya. Dibalasnya chat dari sahabatnya juga dari yusman, daripada terjadi pertengkaran, Tata lebih baik menghindarinya. Ponsel Tata tiba-tiba berbunyi, dilihatnya nama Windy tertera di layar.

" Halo! Wen? ...Astaga dia mabok? ...Iya saya temannya! Dimana? Baik saya akan kesana!"

Tata menutup ponselnya, sialan tuh anak! Ngapain juga nomer gue yang dia panggil! Mana gue nggak pernah masuk tempat gituan! batin Tata. Tapi dia takut Wendy kenapa-kenapa, maka dia nekat pergi ke club malam untuk menjemput Wendy.

Tata memasuki area club malam dengan alasan ingin menjemput kawan. Tata melihat ke dalam ruangan, kenapa lampunya minim sekali? Mana warna-warni lagi, bikin mata rusak aja! batin Tata. Tata pergi ke meja bartender, lalu dia duduk disitu. Club malam itu katanya milik seorang warga negara A, karena itu pegawainya kebanyakan dari negara itu sendiri.

" Pesan apa?" tanya Bartender itu.

" Gue cari teman gue namanya Wendy! Katanya dia mabuk!" kata Tata.

" Wah, lo telat! Dia udah dibawa pacarnya pulang!" jawab bartender itu.

" Apa? Sialan!" kata Tata.

" Anda ternyata suka juga ketempat seperti ini!" tiba-tiba seorang pria telah berdiri disamping Tata.

" Anda?" ucap Tata kaget.


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C6
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login