Andres selalu menggenggam tangannya ketika berjalan bersamanya, tidak seperti papanya yang membiarkan kedua tangannya bebas meski berjalan di sampingnya. Andres selalu membukakan pintu untuknya dan memasangkan sabuk pengamannya. Zizi merindukan budak cintanya ketika tangannya tidak kuat membuka pintu mobilnya. Zizi menjatuhkan tubuhnya di atas lantai parkiran dan menjerit memanggil namanya lagi. Andresnya tetap tidak datang. Andresnya tidak muncul di depannya. Yang muncul malah papanya dan beberapa orang memegang tubuhnya secara kasar. Andresnya tidak memperlakukan dirinya seperti ini. Andresnya akan memeluknya dan mencium ubun-ubunnya lalu perlahan mengangkat tubuhnya. Hanya Andres yang memperlakukannya dengan lembut.
Huft... Ada yang mengiris bawang.
.
.
.
Terima kasih untuk semua dukunganmu!
Aku menyayangimu!