Baixar aplicativo
81.66% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 49: Lelaki yang Sulit Ditebak

Capítulo 49: Lelaki yang Sulit Ditebak

Editor: Wave Literature

Bai Yan langsung berjalan ke arah kamar Ji Chen tanpa terlihat kesulitan sedikit pun. Nampaknya, dia cukup familiar dengan rumah keluarga Ji.

Sementara Ji Xiaonian yang mengekor di belakang Bai Yan menatap bingung ketika melihatnya membuka pintu kamar Ji Chen, kakaknya, dan berjalan masuk ke dalam. "Sedang apa di kamar kakakku?" tanyanya dengan cepat.

"Menurutmu aku sedang apa? Waktu sudah malam, kamu cepat kembali ke kamarmu dan beristirahatlah. Aku akan mandi terlebih dahulu baru tidur," jawab Bai Yan sambil membuka kancing kemejanya.

Saat ini waktu sudah menunjukkan tengah malam. Setelah mengucapkan hal itu, Bai Yan berjalan masuk ke dalam kamar mandi tanpa menoleh sedikit pun.

Ji Xiaonian yang melihat Bai Yan berjalan begitu saja, dia segera bertanya dengan wajah yang penuh dengan kekecewaan, "Kamu tidak berniat untuk tidur di kamar kakakku, kan? Kenapa? Ranjang di kamarku kan cukup besar untuk kita berdua?" 

Ranjangku kan bisa untuk 2 orang. Kenapa dia malah memilih untuk tidur sendirian? Gerutu Ji Xiaonian dalam hati.

Bai Yan menghentikan langkahnya dan menoleh. Dia menatap wajah Ji Xiaonian dengan ekspresi terkejut dan hanya bisa membisu.

"Aku bilang aku akan menemanimu. Kamu seharusnya berterima kasih akan hal itu. Jangan ikut-ikut para wanita agresif dan rendahan lainnya. Dan jangan coba-coba berpikir hal yang tidak-tidak untuk menggodaku. Ji Xiaonian, kamu seharusnya sudah tahu bahwa aku sungguh-sungguh tidak menyukai wanita yang kerjaannya hanya menggoda pria saja sepanjang hari. Ini adalah peringatan terakhirmu," ucap Bai Yan tanpa ekspresi. 

Setelah mengatakan semua hal itu tanpa memperdulikan perasaan Ji Xiaonian sedikit pun, Bai Yan segera berjalan masuk ke dalam kamar mandi lalu menutup pintunya dari dalam. Sementara gadis itu hanya berdiri mematung saat ini, dia sangat terkejut oleh seluruh perkataannya barusan. 

Apa dia serius dengan apa yang dikatakan barusan? Dia memberiku peringatan untuk yang terakhir kalinya? Dia memperingatkanku agar menjaga jarak dengannya? Atau memperingatkanku agar menjauh dan menghilang dari kehidupannya? Batin Ji Xiaonian berkecamuk seketika.

Bukannya sebelumnya dia yang berinisiatif untuk menciumku terlebih dahulu? Dan lagi, malam ini bukannya kami baru saja mengalami malam yang menyenangkan setelah menonton film, belanja dan berkeliling bersama? Mengapa begitu sampai rumah dia tiba-tiba jadi seperti ini? Beribu-ribu pertanyaan seolah bermunculan di kepala Ji Xiaonian dan membuatnya mulai terlihat gusar.

Mata Ji Xiaonian menatap pintu kamar mandi dengan penuh kebencian. Di telinganya seolah-olah terngiang-ngiang kalimat Bai Yan yang kini bagaikan pecahan kaca yang menusuk hatinya.

'Aku sungguh-sungguh tidak menyukai wanita yang kerjaannya hanya menggoda pria saja sepanjang hari', sepotong kalimat ini tidak berhenti terngiang di telinga Ji Xiaonian.

Apa itu artinya di matanya aku sama seperti wanita-wanita lain yang suka menggodanya dan berusaha mencari perhatiannya? Batin Ji Xiaonian seolah berperang dengan dirinya sendiri.

Entah bagaimana, tiba-tiba tenggorokan Ji Xiaonian seolah terasa tercekat tanpa mampu berkata apa-apa. Matanya terasa perih dan mulai terlihat berair. Kini terlihat dia berdiri di sana dengan air mata yang tak kuasa ditahan lagi olehnya.

Ji Xiaonian tampak mengeraskan rahangnya sambil menatap dengan penuh kebencian ke arah pintu kamar mandi. Sedangkan di dalam dadanya, api amarah yang menyala-nyala seolah mulai membakar hatinya. Akhirnya dia memutar tubuhnya dan berjalan keluar dari kamar. Sebelumnya, dia sempat membanting pintu kamar Ji Chen dengan cukup keras sebelum kembali ke kamarnya sendiri dan mengunci pintunya.

Sesampainya di kamar, Ji Xiaonian segera melemparkan tubuhnya di ranjangnya dan menangis sejadi-jadinya. Dia akhirnya baru benar-benar menyadari lelaki seperti apa Bai Yan itu. Seorang lelaki yang susah untuk ditebak jalan pikirannya. Sejak awal Xiaonian tidak pernah dapat benar-benar memahami jalan pikiran ataupun isi hatinya.

Jelas-jelas dia yang tadinya pergi ke rumah sakit untuk mencariku. Dan juga jelas-jelas dia sendiri yang setuju untuk berpacaran denganku. Kata-katanya barusan itu maksudnya apa? Apa di matanya aku ini adalah seorang gadis yang tidak memiliki harga diri? Gumam Ji Xiaonian kesal. Semakin keras dia menangis, semakin hatinya terasa sakit. 

Padahal tadi Ji Xiaonian sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi membiarkan perasaannya dipermainkan oleh Bai Yan. Namun, dia berpikir kenapa pria itu harus bersikap baik dan lembut padanya sehingga membuat pertahanannya runtuh begitu saja.

Bahkan kali ini bisa-bisanya Bai Yan berbicara dengannya menggunakan kata-kata yang sungguh tidak enak didengar. Kalau sudah begini, Ji Xiaonian merasa dirinya sebaiknya benar-benar menjaga jarak dan tidak terus-terusan mengejar-ngejarnya agi.

Hanya karena beberapa kata dari Bai Yan, Ji Xiaonian menangis semalaman hingga akhirnya tertidur karena kelelahan.

***

Keesokan paginya, Ji Xiaonian bangun kesiangan dan masih terlihat berbaring di ranjangnya. Sedangkan Yu Shengjie telah bangun dari pagi dan menyiapkan sarapan untuknya di lantai bawah.

Ketika Bai Yan pagi-pagi melewati kamar Ji Xiaonian, dia mencoba untuk membuka pintu kamarnya untuk melihat keadaannya. Namun, siapa sangka ternyata pintu kamarnya dikunci dari dalam sehingga dia tidak dapat membukanya.

Bai Yan yang mengetahui dimana letak kunci cadangan, segera pergi untuk mengambil kunci itu, lalu membuka pintu kamar Ji Xiaonian. Begitu pintu terbuka, dilihatnya gadis itu masih berbaring di ranjang. Dia pun langsung berjalan masuk dan berdiri di sebelah ranjangnya, lalu memanggil, "Ji Xiaonian..."

Namun, Ji Xiaonian sama sekali tidak terlihat bergerak ataupun menjawab panggilannya. Maka, Bai Yan pun duduk di samping ranjang dan mengulurkan tangan untuk mengguncang pelan tubuhnya sambil kembali memanggilnya, "Ji Xiaonian..."

"Mmm.." Terdengar suara Ji Xiaonian yang bergumam tidak jelas sambil membalikkan tubuhnya. 

Begitu Ji Xiaonian menghadap ke arahnya, hati Bai Yan seketika terasa sedih. Dilihatnya air mata membasahi wajah gadis itu dan kedua pasang mata indahnya terlihat membengkak karena menangis semalaman.

Bai Yan masih terus menatap wajah Ji Xiaonian. Saat belum sempat mengatakan sesuatu, dilihatnya gadis itu perlahan-lahan membuka kedua matanya.

Ji Xiaonian sendiri sama sekali tidak menyangka bahwa Bai Yan bisa duduk di samping ranjangnya. Mengingat keadaannya yang pasti tidak karuan saat ini, dia seketika bergerak menjauh darinya. "Ka… Kamu bagaimana bisa ada di sini?" tanyanya dengan sangat terkejut.

Melihat reaksi Ji Xiaonian, Bai Yan segera bangkit berdiri dan terlihat membenarkan lengan kemejanya. "Sudah siang, sudah waktunya bangun. Hari ini hari minggu, jadi kamu ingin pergi kemana?"

Ji Xiaonian hanya terdiam tidak menanggapi perkataan Bai Yan barusan. Walaupun dia saat ini sangat terkejut melihat keberadaan pria itu di kamarnya, namun dia masih dengan jelas mengingat setiap perkataan yang keluar dari mulutnya semalam.

"Aku tidak ingin pergi kemana-mana. Kamu pergi saja!" kata Ji Xiaonian terlihat sibuk bangkit dari ranjang dan mengenakan sandal kamarnya. Lalu, tidak lama kemudian dia berlari masuk ke dalam kamar mandi sambil membawa pakaian di tangannya.

Melihat reaksi Ji Xiaonian Bai Yan terdiam dan memikirkan sesuatu. Setelah beberapa saat, akhirnya dia berjalan menuju pintu kamar mandi dan bersandar di sana. 

"Kalau kamu tidak ingin pergi kemana-mana, maka aku akan pergi ke kantor untuk menyelesaikan beberapa pekerjaan. Kalau kamu membutuhkan sesuatu, telepon saja aku," tutur Bai Yan di depan pintu kamar mandi.

"Aku tahu. Kamu pergi saja!" terdengar suara Ji Xiaonian berseru dari balik pintu. Dia kini menyandarkan punggungnya di pintu kaca kamar mandi dan menatap cermin yang ada di depannya. Mendengar suara lembut Bai Yan membuat air matanya kembali membasahi wajahnya.

Dasar sakit jiwa! Tampaknya dia memiliki kepribadian ganda. Sebentar begitu dingin dan ketus terhadapku. Namun di lain waktu begitu lembut dan baik padaku, maki Ji Xiaonian dalam hati.

Walaupun kini hatinya terasa sesak, namun Ji Xiaonian yakin bahwa kali ini dia akan berteguh pada pendiriannya dan tidak akan lagi menjadi budak cinta bagi Bai Yan.

Sementara itu, Bai Yan memutar tubuhnya dan keluar dari kamar. Setelah dia turun ke lantai bawah, dilihatnya Yu Shengjie duduk di ruang makan dan tampak seperti sedang menunggu Ji Xiaonian untuk sarapan.

Tanpa basa-basi, Bai Yan segera berjalan menuju meja makan dan duduk di kursi milik Ji Xiaonian.

Melihat hal itu, Yu Shengjie menatap tajam ke arah Bai Yan. Dia sama sekali tidak peduli akan kedudukan dari pria itu. Dia merasa dirinya tidak ada urusan dengannya sehingga sama sekali tidak perlu untuk bersikap patuh atau segan pada pria yang ada di hadapannya itu. Lagi pula, menurutnya, Bai Yan sama sekali tidak memiliki hak atas makanan yang telah dibuatnya untuk Ji Xiaonian itu.

"Maaf, makanan itu aku buatkan untuk Ji Xiaonian. Jadi aku minta tolong agar kamu dapat menyingkir dari sini," ujar Yu Shengjie tanpa basa-basi.

Bai Yan pura-pura tidak mendengar ucapan Yu Shengjie dan melahap telur mata sapi yang ada di hadapannya. Sambil terus makan dia berkata dengan angkuh, "Aku akan memberimu 10.000.000 Yuan agar kamu segera pergi keluar dari rumah ini."

Perkataan Bai Yan barusan, entah mengapa terdengar begitu mengintimidasi. Yu Shengjie hanya terdiam mendengarnya karena ada sedikit perasaan terkejut mendengar perkataannya. Entah atas dasar apa pria itu berpikir dapat mengusirnya dari rumah ini.

Walaupun Yu Shengjie sangat sadar akan keadaan dirinya yang sedang berkekurangan. Namun, bukankah urusan dirinya tinggal di rumah ini seharusnya tidak ada hubungannya dengan Bai Yan.

"Kalau kamu khawatir nantinya akan muncul benih-benih cinta antara aku dan Xiaonian hingga aku akan merebutnya darimu, bukankah 10 juta Yuan itu terlalu sedikit untuk bos besar sepertimu?" ucap Yu Shengjie menyindir. Bukannya aku tidak boleh menolak rejeki? Pikirnya.


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C49
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade da Tradução
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login