Baixar aplicativo
55% Sewaktu Kamu Dewasa / Chapter 33: Lagi Pula Sama-sama Merupakan yang Pertama Kalinya

Capítulo 33: Lagi Pula Sama-sama Merupakan yang Pertama Kalinya

Editor: Wave Literature

Jelas-jelas tahu dirinya sedang berada dalam posisi yang tidak wajar, namun Ji Xiaonian tidak berteriak atau bahkan tidak sedikit pun mengeluarkan suara. Dia juga sama sekali tidak memberontak dan berusaha melepaskan diri. Dia hanya dengan manis berbaring di sana dengan seorang pria berada di atas tubuhnya.

Mungkin saja karena Ji Xiaonian dapat merasakan bahwa gairah yang membara itu berasal dari seseorang yang sangat familiar baginya. Tapi, bukannya Kak Ji Chen bilang bahwa Bai Yan sedang keluar negeri? Batinnya.

Akan tetapi, kemudian Ji Xiaonian teringat betapa kakaknya sering menggodanya. Kini dia yakin bahwa kali ini pasti juga merupakan akal-akalan kakaknya untuk mengerjainya. Dia yakin betul bahwa orang yang kini menindih rapat tubuhnya dan menciumnya dengan kasar dan penuh gairah itu pasti adalah Bai Yan.

Mengetahui hal itu, Ji Xiaonian sama sekali tidak memberontak atau bahkan bersuara. Bahkan dia mulai menutup matanya, menikmati setiap sentuhan yang dirasakan kulit dan bibirnya saat ini. Tubuhnya kini mengharapkan lebih dari pria itu.

Ji Xiaonian tidak tahu bahwa semakin dirinya menikmatinya, semakin membuat pria itu kesal. Saking kesalnya, kini dia membuka mulutnya, lalu menggigit lehernya.

"Ah! Kak Yan, pelan-pelan sedikit!" teriak Ji Xiaonian terkejut karena tiba-tiba merasakan rasa sakit pada lehernya.

Bai Yan membeku sejenak, lalu melepaskan gigitannya dari leher Ji Xiaonian dan bertanya dengan keheranan, "Bagaimana kamu bisa tahu itu aku?"

Bagaimana bisa gadis ini mengenaliku? Jelas-jelas ruangan ini begitu gelap. Jadi, karena dia tahu aku yang sedang melakukan ini padanya, itu sebabnya dia sama sekali tidak melawan? Batin Bai Yan dalam hatinya.

"Napasmu dan aroma tubuhmu bahkan dapat aku rasakan dari jarak beratus-ratus kilometer jauhnya. Ditambah lagi caramu mencium dan memelukku dan juga kamu sendiri yang menyuruhku kemari. Kalau bukan Kak Yan, lantas siapa? Kamu pikir aku bodoh?" ucap Ji Xiaonian sambil memajukan bibir bawahnya. Tangannya sibuk menggosok-gosok bekas gigitan pada lehernya yang masih sedikit terasa nyeri.

Tersadar bahwa Bai Yan benar-benar tidak jadi pergi ke luar negeri, lalu malah memesan kamar sebesar ini dan menunggunya, membuat wajah Ji Xiaonian kini menjadi merah dan jantungnya berdegup dengan sangat kencang. Kak Yan tidak mungkin berpikir ingin memberikan 'yang pertamanya' sebagai hadiah ulang tahunku, kan? Batinnya.

Ji Xiaonian sendiri juga belum memiliki pengalaman untuk hal yang satu itu, namun dia juga sebenarnya sangat menanti-nantikannya. Apalagi jika harus melakukannya dengan Bai Yan, pria yang telah merebut hatinya.

Mendengar perkataan Ji Xiaonian, Bai Yan cepat-cepat menyingkirkan tubuh dari atas tubuhnya. Ternyata gadis itu sama sekali tidak bodoh, melainkan dirinya sendirilah yang bodoh. Dia bangkit berdiri, lalu menyalakan lampu yang berada di samping ranjang. Kemudian, bergegas untuk pergi ke kamar mandi untuk menenangkan perasaannya.

Ji Xiaonian yang melihat akan hal itu cepat-cepat memanggil Bai Yan, menghalanginya untuk pergi meninggalkan dirinya. "Kak Yan mau kemana? Kenapa tidak melanjutkannya?" Dia sudah bersusah payah mempersiapkan hatinya. Pria itu malah berhenti di tengah jalan, bahkan ketika dirinya belum sempat merasakan kenikmatan yang didambakannya.

"Melanjutkan?" ucap Bai Yan sambil menoleh. Tatapan matanya yang dingin menatap tajam ke arah Ji Xiaonian yang masih berada di atas ranjang. Sepasang mata gadis itu terlihat begitu polos dan berbinar indah menatap balik ke dalam matanya.

"Kamu begitu ingin melanjutkannya, ya? Kalau hari ini ternyata yang berada di dalam kamar adalah orang lain, bukannya kamu juga berharap bahwa dia akan melanjutkannya?" cecar Bai Yan dengan nada bicara yang terdengar begitu kesal.

Bai Yan nyatanya kini sedang teringat akan peristiwa ciuman di kantin itu. Dia merasa di dalam hatinya seolah ada sebongkah batu besar yang membuatnya sesak napas, dia sendiri tidak mengerti mengapa dirinya bertindak seperti itu. Perihal Ji Xiaonian dicium oleh pria lain entah mengapa dapat membuat hatinya kesal tidak karuan seperti ini, namun emosi yang saat ini dia rasakan, sungguh-sungguh tidak dapat disembunyikannya lagi.

"Kak Yan bicara apa sih? Aku tahu orang itu adalah Kak Yan, makanya aku membiarkanmu melakukannya, " jelas Ji Xiaonian kebingungan melihat wajah Bai Yan yang terlihat begitu kesal. "Kalau orang lain, tentu saja aku akan menghajar orang itu habis-habisan. Mana mungkin aku akan membiarkannya menciumku."

"Oh ya?" sahut Bai Yan dengan nada menghina. Dengan segera dia mengambil ponselnya dan melemparkannya ke arah Xiaonian. "Sekarang kamu bisa menjelaskan bagaimana itu bisa terjadi?"

Ji Xiaonian yang awalnya kebingungan melihat Bai Yan yang marah tanpa sebab, kini akhirnya mengerti setelah melihat foto yang ada di layar ponsel pria itu. Bagaimana bisa Kak Yan memiliki fotoku yang dicium oleh Yu Shengjie di kantin waktu itu? Siapa yang kurang kerjaan mengirimkan foto ini pada Bai Yan? Pikirnya, kini hatinya mulai gugup tidak karuan. 

Ji Xiaonian mengira, setelah Lu Yifei berhasil menghapus fotonya dari forum itu, maka semuanya akan baik-baik saja. Tidak disangka ada orang yang sempat mengirim foto itu untuk memperlihatkannya pada Bai Yan. Akan tetapi, dia tahu bahwa foto itu kini tidak berarti apa-apa lagi. Di hatinya kini malahan terdapat rasa hangat dan bahagia.

Setelah melihatnya, Ji Xiaonian meletakkan ponsel itu di sampingnya dan sambil tersenyum menatap lekat-lekat ke mata dingin Bai Yan. "Kakak cemburu, ya?" ucapnya menggoda.

Bai Yan hanya terdiam mendengarnya. Bukannya harusnya dia menjelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi? Berani-beraninya dia kini menatapku dengan tatapan menggoda seperti itu? Batinnya dengan kesal.

"Cemburu? Hei, kamu pikir itu mungkin terjadi?" ujarnya dengan kikuk sambil berusaha untuk tetap menjaga ekspresi wajahnya.

Ji Xiaonian kini mengerucutkan bibirnya dan mengabaikan ekspresi seram dari wajah Bai Yan. "Kak Yan tahu tidak, aku waktu itu sama sekali tidak mengenalnya. Karena terus-terusan dikerumuni oleh para gadis di sekolah, pria itu sengaja menarikku untuk berada di sampingnya. Dan ketika aku sedang tidak waspada, dia menciumku begitu saja."

"Waktu itu tentu saja aku sangat marah, jadi aku menyuruh orang untuk memberinya pelajaran. Tapi aku tidak menyangka, ternyata pria itu adalah sepupu jauhku yang berasal dari Australia. Dan tampaknya dia akan tinggal di rumahku selama beberapa hari kedepan," sambung Ji Xiaonian lagi.

Ji Xiaonian memandang Bai Yan lekat-lekat dengan mata bulatnya. Dengan manja dia kembali berkata, "Kak Yan, kamu tahu tidak, sewaktu kecil dulu, aku pernah bermain rumah-rumahan bersamanya dan berjanji untuk menjadi istrinya kelak. Lalu,sekarang dia datang ke rumahku untuk menagih janjiku itu."

Ji Xiaonian bangkit dari ranjang dan mengaitkan tangannya dengan lengan Bai Yan, lalu menggodanya, "Menurut Kak Yan aku harus bagaimana? Pria itu memiliki darah campuran dari kedua orang tuanya, wajahnya sangat tampan sekali. Kalau kamu tidak mau berjanji untuk menjadi kekasihku, maka mau tidak mau aku akan bersama dengannya."

Bai Yan menatap ke arah Ji Xiaonian dan melihatnya tengah tersenyum senang. Seketika perasaan kesal kembali muncul di dalam hatinya, dia lalu berkata, "Ji Xiaonian, kamu benar-benar tidak tahu malu ya. Kalau dia memang begitu tampannya, kenapa kamu tidak bersamanya saja? Buat apa sampai jauh-jauh datang kemari?" Dia lalu melepaskan tangannya dari tangannya.

"Kak Yan masa tidak mengerti juga? Aku hanya di depanmu saja sampai menjadi orang tidak tahu malu begini. Tentu saja kalau kamu benar-benar tidak menginginkanku, tidak mau bersamaku, aku juga tidak akan memaksa. Lagi pula, di luar sana ada seorang pria tampan yang menantiku berlari ke pelukannya," tutur Ji Xiaonian dengan tenang.

"Ditambah lagi, dengan sifatmu yang begitu buruk dan sifat pemilihmu itu. Bagaimana mungkin dapat menemukan yang lebih baik dariku. Jangan lupa dengan usiamu yang sudah 28 tahun. Kecuali kalau kamu memang benar-benar menyukai kakaku dan ingin bersamanya seumur hidupmu," sambung Ji Xiaonian lagi.

Bai Yan tertegun mendengar ucapan Ji Xiaonian. Matanya menatap tajam ke arahnya, dia lalu berpikir Bagaimana mungkin saat ini diriku diceramahi oleh seorang gadis kecil? Mengapa gadis ini selalu saja dapat membuatku kehabisan kata-kata dan merasa kesal? Dia menarik napas dalam-dalam dan akan berjalan menuju ke kamar kecil sebelum gadis yang masih berada di ranjang itu tiba-tiba memanggil namanya lagi.

"Kak Yan! Sudah jangan banyak bicara lagi. Kita lakukan saja lebih awal. Lagi pula ini sama-sama merupakan yang pertama kalinya bagi kita. Masih banyak gaya dan posisi yang harus kita pelajari!" kata Ji Xiaonian dengan genit.

Bai Yan menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Ji Xiaonian. Dilihatnya gadis itu membuka gulungan selimut dan menepuk-nepuk ranjang sambil mengedipkan mata padanya, lalu berkata, "Ayo cepat, Kak. Cepat kemari! Awalnya memang akan sulit, tapi lama-kelamaan pasti akan dapat menikmatinya."


Load failed, please RETRY

Presentes

Presente -- Presente recebido

    Capítulos de desbloqueio em lote

    Índice

    Opções de exibição

    Fundo

    Fonte

    Tamanho

    Comentários do capítulo

    Escreva uma avaliação Status de leitura: C33
    Falha ao postar. Tente novamente
    • Qualidade da Tradução
    • Estabilidade das atualizações
    • Desenvolvimento de Histórias
    • Design de Personagens
    • Antecedentes do mundo

    O escore total 0.0

    Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
    Denunciar conteúdo impróprio
    Dica de erro

    Denunciar abuso

    Comentários do parágrafo

    Login