Baixar aplicativo
11.11% I Want To Hug You / Chapter 5: 05 - Memakan atau Dimakan part 4

Capítulo 5: 05 - Memakan atau Dimakan part 4

Syuting drama sudah di mulai beberapa menit yang lalu. Lokasi syuting kali ini adalah di sebuah rumah sakit yang cukup terkenal. 'Ruang Bedah Operasi 1'. Ini adalah tempat yang dimana akan dimainkan oleh Shunta yang sebagai pemeran utama dalam film, 'Bintang di siang hari'. Takeru hanya diam dan terus berpikir sambil mengamati akting Shunta dengan tajam di sebelah pak sutradara.

"Tokoh utamanya, Shunta Kanzaki. Anak ini, yang baru saja ada di acara pertunjukan selama tiga tahun, dan aku, Takeru Saitama. Seorang artis ternama selama 20 tahun. Sialan! Anak ini menciumku dengan paksa tadi malam. Itu ciuman pertamaku. Ciuman yang sungguh-sungguh mendebarkan seperti itu... Tidak, tidak, tidak! Itu hanya kecelakaan! Dia sedang mengkhayal! Lupakan."

Takeru menggeleng-gelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri untuk mencoba melupakan kejadian semalam. Dia kembali menatap Shunta dengan tatapan aneh.

"Tapi... Dia kelihatan sedikit aneh. Mengapa dia memasang ekspresi seperti itu di wajahnya? Seperti aku telah melakukan hal yang salah. Lagipula, aku hanya harus bersamanya sampai syuting ini selesai! Aku hanya akan mengabaikannya jika tidak ada berhubungan dengan pekerjaan."

Shunta : (sedang berakting) Jika aku menyerah, pasien akan mati (memasang wajah serius)

Takeru : (menatap Shunta dengan tajam)

Shunta : Aku tahu, hanya dialah yang bisa menyelamatkannya.

Sutradara : Cut!! Kanzaki-kun, mari kita ulangi sekali lagi (tidak puas, merasa ada yang kurang)

Shunta : Eh? Maaf! Saya sungguh minta maaf! (menunduk)

Artis 1 (lawan main Shunta) : Tak apa, selow saja! (tersenyum ramah)

Staff 2 : Sutradara, sebaiknya kita beristirahat sejenak dulu, bagaimana?

Sutradara : Ya, baiklah. Kalau gitu, kita istirahat sebentar dalam 20 menit!

Shunta duduk disalah satu kursi tunggu pasien, dia yang merasa lelah batin bukannya lelah fisik menghela nafas. Dia mencoba membaca buku skenarionya lagi. Takeru yang merasa terganggu melihat Shunta yang tidak bisa berkonsentrasi dan serius dalam berakting menghampirinya.

Takeru : Kanzaki-kun?

Shunta : Eh? Ya?

Takeru : Maukah minum teh berdua? (tersenyum bisnis)

Sebelumnya Shunta yang merasa terpuruk dan tidak bersemangat tiba-tiba merasa hidup kembali seolah-olah seperti ada sepasang sayap putih kecil yang tumbuh di punggungnya. Dia terlihat bahagia dengan sebuah ajakan kecil dari Takeru.

Shunta : (langsung semangat dan bangkit dari tempat duduknya) Ya! (senang)

Dari kejauhan ada dua artis wanita yang juga sedang beristirahat di dekat sekitar sana memuji mereka berdua. Mereka berasal dari agensi yang berbeda.

Kaori Mizuki, agensi Hou-On :

Kanzaki-kun pasti menyukai Saitama-kun. Aku sampai bisa melihat sayapnya lho!

Kanoko Shiraishi, agensi Nitto Talent :

Saitama-kun juga, saat seseorang menjadi terikat padamu seperti itu, kau tidak bisa tidak menjaganya.

Sutradara yang dari tadi mendengar pembicaraan kedua artis wanita tersebut tiba-tiba muncul dari belakang.

Sutradara : Tidak, tidak, tidak (protes)

Kanoko : Ah, sutradara...

Sutradara : Dia tidak menjaganya. Mungkin lebih seperti 'memberinya neraka.' (berbisik)

***************

Ditempat lainnya, Takeru dan Shunta yang sedang berdiri di depan penjual mesin minuman otomatis dekat pintu keluar rumah sakit.

Takeru : KAU AKTOR YANG BURUK!! (berteriak)

Shunta terkejut dengan teriakan Takeru. Seolah-oleh sepasang sayap putih kecilnya yang tadinya mekar, menciut kembali.

Takeru : Kau tahu, kenapa aku memanggilmu kemari, kan, cuk?! (marah)

Shunta : Oh, ya (gugup)

Takeru : (mengambil minuman di mesin penjual otomatis) Anak sombong sepertimu membuatku marah, dan seorang aktor yang tidak percaya diri dengan pekerjaannya sendiri sangat menyedihkan untuk dilihat (membuka kaleng minuman)

Shunta : Maaf. Saya sudah mencoba beberapa cara, tetapi belum berhasil.

Tiba-tiba ada dua orang staff wanita yang sedang lewat membawa materi yang diperlukan untuk syuting berikutnya.

Staff 1 : Itu Saitama-kun dan Kanzaki-kun! (bergosip)

Staff 2 : Mereka berdua benar-benar keren banget ya! (bergosip)

Takeru yang menyadari kedua staff wanita itu, langsung berpura-pura baik dan tersenyum ramah sambil menawarkan minuman yang tadi mau diminumnya kepada Shunta.

Takeru : Ini, minumlah, Kanzaki-kun (tersenyum)

Shunta : Wah, gak apa-apa nih? (senang) Ciuman tak langsungnya Take-- (berbinar-binar)

Takeru : (langsung memotong perkataan Shunta) Aku belum meminumnya.

Staff 1 : Saitama-san sangat baik, ya!

Staff 2 : Dua-duanya ganteng dan manis! Dia luar biasa, ya!

Takeru tersenyum puas mendengar kedua staff wanita itu memujinya. Dan setelah itu dia langsung membeli minuman baru lagi di mesin penjual otomatis. Shunta yang menyadarinya hanya bisa diam terpaku dan tidak mengatakan apa-apa.

Takeru : Apa kau memikirkan sesuatu selama syuting tadi?

Setelah mendengar apa yang dikatakan Takeru, tanpa di sadari, Shunta memegang erat minuman kaleng tersebut.

Shunta : Aku memikirkan banyak hal, seperti cara terbaik untuk memainkannya, menyelaraskan dengan aktor lainnya--

Takeru : Jangan pikirkan itu! (menyela perkataan Shunta dengan cepat)

Shunta : Eh? (sedikit tersentak)

Takeru : Ini seperti yang kukatakan padamu saat di drama sebelumnya itu. Jangan ambil pusing, hanya lakukanlah yang menurutmu benar. Jangan bilang kau melupakan hal itu.

Shunta : Aku tidak melupakannya! Aku tak akan melupakannya! (tersenyum) Sampai sekarang pun, aku ingat semua yang Takeru-san katakan padaku.

Takeru : Lalu aku akan memberitahumu apa yang aku maksud. Meskipun, kau membuatku jengkel. Dengar baik-baik (menunjukkan dua jari seperti tanda peace) Ada dua pola umum untuk para aktor. Yang pertama, ada tipe manual melakukan peran dipikiran mereka, dan kemudian meresponnya sesuai selama syuting. Yang kedua, ada tipe otomatis yang menekankan keberanian, dan tidak perlu bekerja apa pun selain mereka dapat berakting dengan bebas (menjelaskan dengan panjang lebar)

Shunta mendengarkan semua penjelasan Takeru dengan wajah yang serius.

Takeru : Kanzaki-kun, kaulah yang terakhir. Aku benar-benar yakin. Terkadang kau melihat orang-orang yang pekerjaannya tidak mementingkan diri sendiri. Ketika orang seperti itu menggunakan pikiran mereka, indera mereka menjadi tumpul dan mereka bingung.

Shunta : Jadi apakah tidak apa-apa untuk melakukannya seperti yang kuinginkan, meskipun saya tokoh utamanya?

Takeru : Bego. Ku bolehkan karena kaulah tokoh utamanya.

Shunta : Eh? (tersentak kaget)

Takeru : Tapi kemudian tokoh utama juga harus lebih bersyukur daripada siapa pun untuk orang-orang di sekitarnya. Kita memiliki pemain dan kru yang sangat berbakat saat ini. Kau beruntung memiliki lingkungan seperti ini untuk peran utama pertamamu. Selain itu, siapa menurutmu bagian terpentingnya? (tersenyum menantang sambil menunjuk ke arah Shunta) Jangan meremehkanku. Aku akan mencuri setiap adegan darimu, itu mudah bagiku!

Shunta : Takeru-san... (merasa senang)

Takeru : Apa cuma itu jawabanmu, Tokoh Utama? Kau tidak punya waktu untuk omong kosong ketika kau memainkanku.

Shunta memeras kaleng minuman yang dari tadi dipegangnya dan tanpa berkata apa-apa lagi dia langsung meminumnya sampai habis. Dan tiba-tiba menjadi semangat kembali dengan seringai yang menakutkan membalas perkataan Takeru.

Shunta : Baiklah. Aku akan menyerangmu seperti yang anda katakan! (menantang Takeru)

Takeru : Hmph.. (tersenyum angkuh) Biaya ajarku tidak murah, loh...

Shunta : Ya!

Dan mereka berdua kembali ke tempat ruangan syuting (Ruang Bedah Operasi 1). Di sepanjang jalan untuk kembali ke ruangan syuting, Shunta sedikit bergurau dan menggoda Takeru.

Shunta : Apa biayanya 1000 yen? (berbinar-binar)

Takeru : Apa kau mau berkelahi ya?! (merasa tersinggung, tersenyum setan)

Mereka berdua sampai di Ruang Bedah Operasi 1

Sutradara : Ah, selamat datang kembali. Adegan berikutnya adalah kalian berdua. Apa kalian siap?

Takeru : (menatap sutradara dengan wajah serius)

Shunta : Ya! (tersenyum mantap) *pergi ke tempat rias untuk bersiap-siap*

Sutradara : Saitama-chan, Saitama-chan! (memanggil)

Takeru : (menghampiri sutradara) Ya?

Sutradara : Ku lihat dia memasang senyum di wajahnya, sepertinya kau harus berhati-hati, jangan meremehkannya atau dia akan mencuri adegan darimu (memperingatkan)

Takeru : Jangan bercanda! Terlalu cepat 100 tahun jika seseorang mau mencuri adegan dariku (tersenyum menantang)

Sutradara : Hmm, begitu ya. Terus apa dia ada mencuri sesuatu yang lainnya darimu? (bertanya polos)

Takeru : Eh? (tersentak kaget) Oh, m-mungkin hanya minuman... (ragu-ragu) *sedikit panik*

Sutradara : Hee... 😏

-Bersambung-

Author : (meniru sutradara) Hee... Benarkah dia tidak mencuri apa-apa darimu? 😏 (tersenyum licik)

Takeru : Thor, pilih ini 🔨 atau ini 🗡? 😈(tersenyum setan)

Author : (gemetaran, pura-pura tidak dengar) Ehm *berdeham* Baiklah, sampai jumpa di episode berikutnya ya, jangan lupa komentar, like dan favorite. Salam cinta Author ❤ *kabur*

Takeru : Kalian (Readers), kasih komentar dan favorite nya, kalau tidak maka pilih ini 🗡 atau ini 🔨? 😈 (tiba-tiba Takeru berubah menjadi psycho dan cerita bukan genre yaoi-comedy lagi melainkan jadi thriller) lol


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C5
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login