Baixar aplicativo
80% ANTARA CADAR DAN ROK MINI / Chapter 4: HUJAN

Capítulo 4: HUJAN

Hari ini hari yang cukup melelahkan, kenapa dia harus menganggu hari ku yang menyenangkan.

Tifany....

Dia fikir aku akan tergoda dengan nya, dia fikir aku akan terpesona dengan tubuh seksi dan wajah cantik nya.

Tidak.

Aku katakan sekali lagi tidak.

Aku melihat jam menunjukan pukul 18:01. Aku harus segera ke masjid, aku mengambil sarung dan peci tergantung di dalam lemari pakaian.

Kebetulan masjid dekat, biasa ny aku jalan kaki jika ingin ke masjid.

"Mau ke masjid??"tanya umi'

"Iya mi, fa berangkat yah"

"Hujan fa, nanti kamu basah"

Hujan??, Sumpah aku tidak sadar jika di luar hujan. Aku melihat ke arah jendela dan benar, di luar hujan nya cukup deras.

"Nggak apa-apa mi, aku lari aja kan masjid nya dekat"

"Nanti masuk angin, ambil payung di samping pintu"

"Iya"

Aku mengambil payung di samping pintu, berlahan membuka pintu dan siap untuk mengembangkan payung, namun tiba-tiba aku di kejutkan dengan sesosok perempuan berdiri dengan badan basah kuyup di depan pintu. Spontan aku kaget bukan kepalang.

"Astaghfirullah..." Aku spontan memukul kepala nya dengan payung yang ku bawa. Fikir ku ini hantu atau orang gila yang suka mengangu orang -orang.

"Aww....sakit.."rintih nya

"Siapa kamu....??"teriak ku' Wanita itu menyeka rambut basah yang menutupi wajah nya dan nampak lah siapa yang telah aku pukul dengan payung.

"Tifany...." teriak ku'

"Ada apa Fa, siapa itu"teriak umi dari dapur'

"Bukan siapa-siapa umi, kucing iya kucing umi"

Tifany menatap ku berbinar "fa aku....

"Ada apa dengan mu, kenapa kamu menganggu ku terus hah, pergi, aku tidak ingin melihat wajah mu"

Ia menatap ku berbinar, apa aku terlalu kasar.

"aku hanya...

"Aku hanya aku hanya sudahlah tifany, aku tidak suka padamu pergilah, aku mau shalat"

"Aku hanya mau minta maaf, maaf jika aku menggangu mu di kampus hari ini, aku keliling cari rumah mu, hanya itu"

umi datang mendekat.

"Eh ada tamu, kenapa nggak di suruh masuk fa"kata umi tiba-tiba'

Kacau kacau kenapa umi tiba-tiba kesini.

"Ini bukan tamu umi, sudah kamu pergi sana"

Raut wajah umi berubah, aku kemudian di tarik dan di banting kelantai "arghh...

"Apakah umi pernah mengajari mu tidak sopan pada seorang perempuan"omel nya penuh amarah'

Tifany tercengang melihat kekuatan umi, mungkin ia tidak percaya aku tiba-tiba di banting.

"Tente...."

"Ayo masuk-masuk, ya allah kenapa kamu hujanan begini anak cantik"

Umi membawa tifany masuk, "maafkan faul ya, dia memang kadang-kadang kelewatan"

Udah ah aku nggak mau pusing, "aku pergi"

"Mau kemana??"teriak umi'

"Masjid"

"Langsung pulang setelah shalat, awas kalau kelayapan"

"Iya iya...

***

Umi membawa tifany yang basah kuyup ke dalam kamar nya. Memberi nya handuk dan menyuruh tifany mengganti baju yang telah ia siapkan.

Aku pun selesai shalat menaati perintah umi langsung pulang kerumah. Ehmm, aku taat bukan nya takut sama umi, tapi sebagai anak aku harus patuh, daripada di banting kan mending patuh.

Aku masuk kerumah dan mendapati umi duduk di ruang tamu. Ia kemudian menatap ku curiga.

"Apa umi....??"tanya ku tidak mengerti dengan tatapan nya'

"Jelaskan siapa gadis cantik itu"jawab nya ketus'

"Teman kuliah"

"Teman atau teman..."

"Teman umi, tidak ada yang special"

"Ok kalau begitu umi izinkan dia berteman dengan mu"

"Maaf tante apa cara ku memakai jilbab ini sudah benar"kata Tifany tiba-tiba'

Aku menoleh dan mendapati tifany mengenakan baju gamis syar'i dan jilbab yang indah.

Aku sempat tertegun, tifany sangat berbeda, ia semakin cantik mengenakan baju itu.

"Waaa cantik sekali, Tante bilang juga apa kamu pasti cantik kalau pakai jilbab, baju ini tante kasih buat tifany"

Tifany tampak riang "beneran tante, terimakasih tante "

Drama para perempuan, gitu aja ampe peluk pelukan segala.

Aku tidak mau terlibat dalam drama mereka, lebih baik aku pergi dari sini.

"Fa kamu mau kemana"cegah umi'

"Kamar"

Umi menarik tangan ku "duduk di sini dulu" "tifany duduk juga dekat umi"

"I iya umi"tifany tampak canggung'

"Sebenarnya ada apa dengan kalian, umi awali dari tifany, kenapa ke rumah umi hujan hujan begini?"

Tifany tersenyum, entah apa yang akan gadis ini jawab, aku agak khawatir dengan senyum nya.

"Bigini tante, tadi di kampus aku menggangu faul, dan aku rasa faul merasa tidak nyaman, jadi aku merasa bersalah, sebenar nya aku mau minta maaf sama faul tante, mangkanya aku datang kesini, walaupun hujan tidak apa-apa karena aku merasa bersalah sama faul"

Umi menatap ku tajam "faul,..kenapa orang mau minta maaf malah kamu perlakukan dengan kasar"

"Maaf umi, tapi aku tidak nyaman jika dia harus datang kerumah"

"Kamu harus bijak, tidak sepantas nya berkata kasar dengan seorang gadis"

"Iya umi aku minta maaf"

Umi menatap tifany ramah "tifany, kalau tante boleh tahu kenapa kamu menganggu faul di kampus?"

Tifany menatap ku, entah apa arti tatapan gadis ini, namun aku merasa khawatir dengan jawaban nya.

"Sebenar nya....aku suka sama faul tante, aku jatuh cinta sama faul pada pandangan pertama, cita-cita ku ingin menjadi orang yang di cintai faul selamanya"

Aku diam sejenak, apa yang barusan aku dengar. Ga gadis ini, apa dia sudah gila?.

Umi tersenyum, "umi suka sama anak yang berani dan jujur seperti kamu tifany, kalau faul mau, umi akan jadikan tifany menantu umi"

"Apaaaaaaaa....umi apa yang..

"Sssst diam..."bantak nya'

Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Tifany memeluk umi penuh bahagia

"terimakasih tante, sayang tente"

Ya allah, sekenario macam apa ini...


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C4
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login