Baixar aplicativo
35.55% HOT DADDY / Chapter 16: Night Conversation

Capítulo 16: Night Conversation

Oliv menarik nafas dan menghembuskan berkali-kali,mencoba meredakan detak jantungnya yang masih berdetak tidak karuan akibat perbuatan Jonathan. Bahkan, mandi air hangat selama 30 menit masih terasa sulit untuk meredakannya.Hanya Jonathan yang mampu membuatnya ssperti itu. Ya,Jonathan. Pria tua menyebalkan sekaligus pria tua paling seksi yang pernah Oliv kenal.

Gadis itu berjalan mengendap-endap,keluar dari kamarnya.Berharap bahwa Jonathan sudah pergi ke butik temannya.Ketika merasa Jonatham benar benar tidak ada, Oliv bisa bernafas lega. Gadis itu berjalan mengelilingi seisi rumah yang begitu mewah,membuatnya takjub dengan apapun yang dia temui.

Oliv tersenyum ketika melihat Jack sedang bermain dengan mainan anjingnya,kemudian gadis itu berlari ke arah Jack, membuat Jack menggonggong sekali,kemudian memeluk tubuh mungil Oliv dan menjilati gadis itu.Oliv terkekeh geli.

"Kau sangat merindukanku, ya? aku juga sangat merindukanmu" Oliv tertawa seraya menepuk kepala Jack,kemudian mulai bergumam dengan dengusan,"Apakah tuanmu mengajakmu jalan jalan dengan baik? Pria tua itu pasti terlalu sibuk, kan?"

"Jack,kenapa ada pria tua yang setampan itu ya? Jangan katakan ini kepada siapapun,tapi pria itu lebih seksi dari Alva."Wajah Oliv memerah saat mengatakan itu. Tapi,serius. Apa yang Oliv katakan memang benar. Tentu, alva adalah anak Jonathan.Alva memang tampan. Tapi jika di bandingkan dengan Jonathan,Alva jelas kalah. Wajah dewasa Jonathan benar benar mampu membuat gadis manapun sesak nafas.

"Ya Ampun, Jack! Aku tidak percaya bisa bertemu denganmu!" Oliv memekik girang dan memeluk anjing coklat itu erat erat,membuat Jack menggonggong berkali-kali.

Alis Oliv terangkat ketika Jack tidak berhenti menggonggong seraya melihat ke belakang Oliv. Oliv ikut melihat ke belakang,dan dia bersumpah untuk menarik wajahnya secara paksa dan membuangnya jauh jauh.Bagaimana tidak? Di balik meja bar, dia menemukan Jonathan yang sedang menopang dagunya dan melihat mereka dengan senyuman tipis.

What the fuck.

Oliv menarik kembali kepalanya ketika merasakan pipinya memanas. Dan dalam hitungan detik,perubahan warna pada pipinya pun tidak dapat dihindari.

"Jadi, aku lebih seksi dari Alva, ya?" ucapan Jonathan mampu meledakkan dadanya. Sialan. Sialan. Triple sialan. Oliv menahan nafasnya dan menutup wajahnya dengan penuh. Benar benar khas seorang Oliv jika sedang malu.

"Sejak kapan dia disini!" ucap Oliv tertahan,membuat Jonathan tertawa dan menghampiri gadis itu,"Sejak kau berjalan mengendap-endap di rumahku"

Baiklah. Bisakah seseorang membunuh Oliv saat ini juga??

Jonathan duduk disebelah Oliv yang sedang berjongkok,namun tetap saja, tinggi Oliv tidak bisa mengalahkan Jonathan. Pria itu kembali tertawa ketika melihat wajah merah Oliv. Olivia, gadisnya yang gampang tersipu.

"Ayolah, bersikap biasa kepadaku," Jonathan mengacak-acak rambut Oliv, membuat gadis itu memberanikan diri untuk menatap penuh sosok pria tampan di hadapannya.

Oliv tidak sadar ketika tangannya sudah terurur untuk menyentuh pipi Jonathan yang halus dan dipenuhi jenggot halus, kemudian beralih ke hidung Jonathan, kemudian ke mata Jonathan, hingga turun ke bibir pria itu. Membuat Jonathan tampak menutup matanya dan mengerang oleh sentuhan Oliv yang terasa begitu nyata, bukan hanya angan angan semata.

"Aku tidak percaya jika kau benar benar nyata. For God's shake. Kau benar benar nyata!" ucap Oliv masih ragu untuk percaya. Hal itu membuat Jonathan tersenyum lebar. Jangankan Oliv, Jonathan bahkan tidak bisa tidur hanya untuk menunggu hari ini tiba, untuk membuktikan bahwa Olivia memang benar benar ada.

"Maafkan aku Mr. Marteen!" Oliv segera menarik tangannya dan menundukkan kepalanya dalam. Membuat Jonathan mendengus kesal, terutama dengan panggilan Oliv yang membuat mereka terasa seperti oramg asing.

"Bisakah kau berhenti memanggilku seperti itu ketika tidak di kampus?"Jonathan cemberut, dan demi Tuhan, bolehkah Oliv mencium bibirnya?

"Maafkan aku,Jonathan" ulang Oliv, membuat Jonathan menghela nafas. Gadisnya belum bisa memanggilnya seperti dulu, atau, gadis itu memang tidak berniat mengingat masa masa mereka dulu?

"Panggilan lain? Daddy mungkin?" Jonathan tertawa seraya bangkit dari duduknya. Pria itu berjalan meninggalkan Oliv yang tampak mematung dengan wajah yang merah.

Jonathan berjalan ke arah ruang keluarga dan menyandarkan tubuhnya di sofa. Pria itu memilih untuk menonton TV untuk mengisi malam minggunya. Serius, ketika melihat Oliv, dia jadi malas keluar rumah. Oliv begitu imut ketika wajahnya memerah. Gadis itu masih saja bersikap menggemaskan seperti dulu walaupun sepertinya dia memang benar benar ingin melupakan Jonathan.

Jonathan menoleh ketika tapak kaki terdengar mendekat ke arahnya. Dia mendapati sosok Oliv dengan nampan berisi beberapa camilan dan segelas susu hangat di tangannya. Oliv tersenyum seraya meletakkan nampan tersebut," Aku tahu kau butuh ini." Jonathan memang pernah bilang jika dia suka menonton televisi ditemani dengan coklat hangat,meskipun kenyataannya pria itu hampir jarang menonton TV karena kesibukannya.

Jonathan menghela nafas, pandangannya tak bisa lepas dari sosok gadis di hadapannya. Persetan dengan susu hangat,dia benar benar ingin memeluk gadis itu.

Oliv berbalik badan,hendak meninggalkan Jonathan ketika pria itu berkata,"Kemana?"

Membuat gadis itu menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Jonathan," Ke kamar, memangnya mau kemana lagi?"

Jonathan tersenyum. Pria itu menarik tangan Oliv hingga jatuh tepat di sebelahnya dengan posisi dimana sebagian tubuh Oliv ada di pangkuan Jonathan. Gadis itu membulatkan matanya tak percaya,"Jonathan! What are you doing?!"

Jonathan terkekeh, kemudian melingkarkan lengannya mengelilingi bahu Oliv,"Kenapa kau harus ke kamar jika bisa menonton TV?"

Wajah Oliv memerah,terlebih ketika punggungnya benar benar bersentuhan dengan dada bidang Jonathan yang masih terhalang dengan kaos hitamnya," Jonathan, please," Oliv berusaha untuk berdiri,namun Jonathan tetap menahannya. Hal itu membuat Oliv menyerah,"Apa sih maumu?"

"Aku mau kau duduk dengan tenang dan menonton televisi. Lihat, ini acara kesukaanmu, kan?" ucap Jonathan seraya memperlihatkan sebuah acara debat mengenai hukum dalam negara oleh para pemimpin pemimpin negara.

"Bagaimana aku bisa duduk dengan tenang jika ...."

(kau membuat jantungku berdebar keras dengan posisi ini,daddy?) Oliv menghela nafas ketika kalimat itu hampir saja meluncur dari mulutnya. Baiklah. Oliv harus berterima kasih kepada Otak briliannya yang tidak membiarkan mulut Oliv berkata semuanya.

"Jika?" ucap Jonathan,namun pandangannya masih ke arah TV. Mendengar itu Oliv menggigit bibir bawahnya,"Ingat, aku ini kekasih Alva"

Jonathan mengangguk setuju,"Aku tahu"

"Kau tahu? Bagus sekali," Oliv memutar bola matanya,"Kalau begitu kau harus melupakanku."

Jonathan kembali tertawa,"Aku sudah melupakanmu. Look,memangnya aku terlihat sedang menggodamu?"

Wajah Oliv memerah.

"Aku ayah Alva. Kau kekasih Alva. Aku adalah ayah dari kekasih Alva. That makes sense. Jadi, apa yang salah dengan memelukmu?"

'Karena jantungku tidak bisa berhenti membuat ulah, bodoh.'

Oliv memilih untuk diam. Gadis itu mulai menyandarkan punggungnya ke dada Jonathan, menikmati setiap jengkal tubuh seksi itu. Demi Tuhan, Oliv benar benar menikmatinya. Gadis itu menutup matanya ketika merasakan desahan nafas tenang menerpa lehernya. Jonathan sangat wangi, hingga membuatnya melayang di udara.

"Kenapa kau tidak ganti baju?" tanya Jonathan, membuat Oliv tertawa,"Aku kehilangan barang barangku"

"Bagaimana bisa? Jangan bilang kau meletakkannya sembarangan lagi" Jonathan teringat cerita Oliv ketika gadis itu meletakkan dompetnya di bawah tumpukan majalah bekas, dan ketika Oliv kembali untuk mengambilnya,dompetnya sudah tidak ada. Jonathan benar benar berfikir bahwa oliv adalah orang bodoh kala itu.

"Kau benar." Oliv tertawa, membuat Jonathan menaikkan alisnya. Pria itu menatap wajah Oliv, membuat gadisnya menyengir tanpa rasa bersalah.

"Seriously, Oliv? kau melakukannya lagi?" tanya Jonathan tak habis pikir, membuat Oliv mengangguk geli.

"Ya Tuhan, kau benar benar bodoh. Aku heran kenapa kau bisa dapat beasiswa di universitas ternama dunia" Jonathan memutar bola matanya, membuat Oliv tertawa mendengar nada suara itu.

"Aku akan mengajakmu berbelanja besok." ucap Jonathan. Oliv menoleh ke arahnya,"Apa maksudmu?"

"Kau tidak mungkin memakai baju seperti ini terus menerus,kan?" ucap Jonathan, membuat Oliv menatap bajunya sendiri.

"Kau juga butuh handphone"

"Kau berlebihan. Daripada itu, lebih baik kau carikan aku pekerjaan atau semacamnya. Aku tidak peduli jika kau sudah menghasilkan uang sendiri, aku tetap tidak mau kau membuang uangmu untuk wanita yang tidak kau kenal. Demi Tuhan, kau punya anak yang harus kau nafkahi dan aku tidak akan pernah mau memaafkan ayah tidak bertanggung jawab sepertimu, jika Alva sampai kelaparan kemudian dia menjadi kurus kering dan ototnya menghilang. Tidak!! aku tidak bisa membayangkannya!"

Olivia Natasha. Gadis paling cerewet yang mampu mencairkan hati seorang Jonathan Marteen."Terus berbicara, terus saja" Jonathan mencubit pipi kiri dan kanan Oliv bersamaan, membuat gadis itu membulatkan matanya dan menatap kesal Jonathan.

"Aku tidak akan miskin hanya gara gara membelikan kebutuhanmu,bocah. Lagipula, aku memang ingin mangajakmu jalan jalan. Hanya saja, seseorang mengataiku pria sibuk yang melupakan seorang gadis cantik" Jonathan mencibir, membuat wajah Oliv memerah. Gadis itu menghela nafas dan berkata,"Jangan menggodaku,Pak Dosen!"

Pria itu tertawa sebelum suasana kembali berubah hening.

Jonathan termenung. Kini, acara televisi itu pun tidak lagi menjadi perhatiannya. Karena Olivia Natasha yang ada di rengkuhannya,telah berhasil mengambil 100% kesadarannya untuk hanya memperhatikan gadis itu. Pipinya yang sedikit tembem,hidungnya yang tidak mancung, wajahnya yang halus, dadanya yang naik turun karena deraan nafas teraturnya. Ya Tuhan, Oliv benar benar sempurna. Dan hanya dengan memperhatikannya, sudah mampu membuat jantung Jonathan berdetak kencang. Pria itu berharap Oliv tidak mendengar detakan kencang itu.

"Berhenti menatapku seperti itu. Apakah aku terlihat selezat pizza?" ucap Oliv. Siapa yang tidak gugup ketika pria yang tampannya melebihi Cristiano Ronaldo itu menatapmu begitu intens?

Mendengar ucapan Oliv, Jonathan tidak bergeming. Pria itu justru menarik Oliv lebuh dalam ke dalam rengkuhannya. Tangannya mengelus halus lengan atas Oliv, membuat Oliv bahkan harus mencari dengan usaha keras keberadaan oksigen di ruangan itu.

"Damn" ucap Jonathan. Pria itu membenamkan kepalanya di rambut Oliv, mencium aroma gadis itu sangat dalam,"I miss you. So bad"


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C16
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login