Tak... Tak... Tak...
Suara bunyi keyboard terus menerus terdengar di dalam sebuah kamar, sedang menyelesaikan script game online nya yang ke 10, Riski tidak akan berhenti jika hal yang dikerjakan nya ada sangkut paut nya dengan game kecuali dia merasa lapar, ngantuk, buang air, dan adik nya Nita membutuhkan sesuatu.
Walaupun baru berusia 19 tahun, Riski bisa di anggap profesional dalam hal membuat game online dan game buatan nya selalu memasuki rank 100 besar di beberapa media yang membahas tentang game terlaris di dunia. Tetapi meskipun selalu memasuki rank 100 besar, Riski-pun tidak di kenal oleh banyak orang, sebab game buatan nya selalu di beli terlebih dahulu oleh sebuah perusahaan dengan harga yang lumayan sebelum dia meluncurkan game buatan nya.
Dengan penghasilan dari membuat game online, Riski dapat mencukupi kebutuhan nya dan adik nya Nita setiap hari tanpa kekurangan. Orang tua Riski meninggal saat dia berusia 16 tahun, dan sejak itu pula dia mencari sebuah pekerjaan yang memungkinkan nya untuk membiayai hidup nya dan adik nya Nita.
Beruntung waktu itu tetangga Riski, Pak Rudi yang merupakan seorang programmer mengajari Riski dasar-dasar dalam menjadi seorang programmer. Walaupun sekarang Riski lebih profesional dalam membuat game dan lebih berkecukupan ekonomi nya, Riski selalu menghormati Pak Rudi dengan menganggap nya sebagai orang tua sendiri.
_
Tok... tok... tok...
"Kak... kenapa gak bangunin Nita!"
Nita mengetuk pintu kamar Riski berkali-kali, berteriak dengan nada kesal karena dia bangun kesiangan dan alhasil terlambat berangkat ke sekolah. Nita yang merupakan satu-satunya keluarga Riski yang tersisa, Riski selalu memanjakan adik nya bahkan selama Nita sekolah, seperti contohnya : harus di bangunkan pukul 06:00, di bacain buku cerita sebelum tidur, antar jemput sekolah walaupun sekolah nya hanya berjarak 100 meter dari rumah. Riski melakukan itu semua sebab Nita masih berusia 10 tahun dan masih membutuhkan kasih sayang orang tua.
Mendengar suara ketukan yang semakin keras, Riski langsung bangun dan menuju pintu kamar Untuk memastikan apa yang terjadi. Setelah pintu terbuka, yang dia liat hanyalah wajah kesal adik nya karena bangun kesiangan.
"Sudah jangan sedih, tidak masuk sekolah sehari bukan berarti kamu anak yang malas... mengerti?"
"Baik kak, tapi nanti jangan lupa telepon Bu Dewi untuk beritahu alasan kenapa saya tidak masuk hari ini, oke!"
"Yasudah, kalau begitu cepat mandi, selesai mandi kita ke taman untuk bersepeda."
"Baik kak."
Ketika Riski akan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan dan Nita akan pergi ke kamar mandi, cahaya berwarna biru menyinari bumi, tidak lama berselang bunyi Guntur terdengar terus menerus seakan akan terjadi badai yang sangat hebat. Mendengar bunyi Guntur yang sangat keras, Riski dengan cepat berlari ke arah Nita dan memeluk Nita dengan sangat erat untuk memastikan tidak terjadi suatu hal buruk dengan Nita.
1 menit berlalu bunyi Guntur yang tadinya sangat keras perlahan mereda dan akhirnya hilang tidak terdengar lagi, begitu pun dengan cahaya biru yang menyinari bumi. Setelah merasa aman Riski melihat sekeliling untuk memastikan apa yang baru saja terjadi, Nita pun demikian perasaan bingung terlihat di wajahnya.
"Kak... Apa yang sedang terjadi, kenapa di kepala Kaka ada tulisan aneh?"
Mendengar adik nya berkata dengan serius, Riski menoleh ke arah Nita dan melihat tulisan Nita berwarna hijau di atas kepala adik nya. Riski yang merupakan seorang programmer profesional sedikit terkejut tetapi perasaan senang yang sangat besar terlihat di wajahnya, karena saking senang nya dalam membuat sebuah, game Riski pernah mempunyai keinginan untuk hidup di dalam game.
Tanpa pikir panjang Riski kemudian berkata.
"Status"
[System : eror, silahkan daftar terlebih dahulu!]
Mendengar balasan dari system yang mengharuskan untuk daftar terlebih dahulu Riski menoleh ke arah Nita.
"Nita, jangan lakukan hal hal aneh terlebih dahulu ya!"
Mendengar Kakak nya berkata dengan serius, Nita hanya mengangguk menandakan bahwa dia mengerti.
"Ha-ha-ha... Impianku akhirnya menjadi nyata."
Riski berkata di dalam hati karena impian terbesarnya akhirnya terwujud yaitu hidup di dalam game. Sekali lagi, tanpa pikir panjang Riski berkata.
"Daftar"
[System : silahkan masukan nama anda!]
Setelah memasukan namanya, Riski menyentuh tombol [konfirmasi].
[System : nama berhasil, silahkan pilih kelas anda!]
[System : menampilkan daftar kelas.]
====================
- Swordsman
- Magician
- Archer
- Tank
- Priest
- Assassin
- alchemist
- blacksmith
====================
Melihat daftar kelas yang muncul di depan matanya, Riski terdiam sejenak. Setelah beberapa menit dia akhirnya memutuskan kelas apa yang harus dia pilih, Riski kemudian memilih blacksmith. Riski memilih blacksmith bukan tanpa alasan, dia memilih blacksmith sebab kebanyakan orang pasti akan memilih job yang perhubungan dengan pertarungan, maka kemungkinan untuk menjadi petarung terbaik akan sangat susah karena banyak nya pesaing.
Berbeda dengan kelas blacksmith yang jarang sekali dipilih orang, jalan untuk menjadi blacksmith terbaik akan mudah karena pesaing yang sedikit.
[System : silahkan konfirmasi pilihan anda.]
Riski menyentuh tombol [konfirmasi].
[Selamat, pendaftaran berhasil. Anda mendapatkan 10 Skill Point gratis dan 1 buah peti pemula]
Mendengar suara system mengatakan bahwa dia mendapatkan sesuatu, dan juga penasaran dengan status nya saat ini, Riski sekali lagi mengatakan.
"Status"
Nama : Riski Rahmat
Level : 0 (exp : 0/100)
Kelas : blacksmith
Guild : -
Koin : 0
====================
HP : 100
MP : 10
SP : 240
Attack : 0
Magic Attack : 0
====================
Pesan : 1 Pesan
Misi : 1 Misi
Status Point : sisa 10
====================
* Skill : -
====================
STR : 0
INT : 0
VIT : 0
DEX : 0
SPD : 0
MTL : 0
CRIT : 0
TECH : 0
LUK : 0
====================
Resistance : 25%
Accuracy : 25%
Critical : 25%
Proficiency : 0
====================
Equipment : -
Setelah mengamati status nya sejenak, dia dengan cepat memastikan bahwa status TECH dan LUCK berhubungan dengan kelas blacksmith. Kemudian Riski membuka pesan dan membuka peti yang dia dapat setelah selesai mendaftar.
[Apakah anda ingin membuka peti pemula?]
"Ya"
Cahaya berkilau menyinari peti dan memunculkan daftar dari isi peti tersebut.
[Peti pemula]
= [Palu biasa]
= [Kotak makan hambar] x 3
= Skill : [penempa dasar]
= [Botol Penyembuh x 100]
= [Botol Sihir x 100]
Setelah membuka peti tersebut, Riski memeriksa fungsi dari item yang di dapatkan nya.
[Palu biasa : common]
Attack +10
Tech +10
[Kotak makan hambar : common]
SP + 80
[penempa dasar : Level 1]
[MP : -]
[CD : -]
[Dapat menempa peralatan sampai +3. jika berhasil, menambahkan atribut peralatan +1 secara random.]
[Botol Penyembuh : Level 1]
[Menyembuhkan HP +10 setiap detik selama 30 detik]
[Botol Mana : level 1]
[Mengisi MP +2 setiap detik selama 10 detik]
Setelah membuka peti dan melihat fungsi dari masing-masing item yang dia dapatkan, Riski kemudian membuka quest karena penasaran.
[Quest harian]
Membunuh 10 monster : [Kotak makan hambar] x 1, [Botol Penyembuh x 10]
Membunuh 50 monster : [Kotak makan hambar] x 1, [Botol Mana x 10]
Membunuh 100 monster : [Kotak makan hambar] x 1, [kotak Misterius x 1]
Setelah memuaskan rasa penasaran nya, Riski tidak terburu-buru untuk memakai status Point gratis yang di berikan oleh system. Karena dia ingin mengamati situasi di luar rumah dan daerah sekitar.
"Kak... Kenapa kamu diam saja?"
"Gpp ko... Ayo ikut Kakak keluar, melihat situasi!"
Nita tidak tahan diam saja karena banyak teriakan terus menerus terdengar di luar rumah, dan akhirnya dia memutuskan untuk bertanya kepada Kakak nya. Tetapi yang dia dapat bukan penjelasan, sebaliknya dia hanya mendapat elusan kasih sayang dari Kakak nya. Dan mengajak nya keluar rumah untuk mengamati situasi.