Pagi-pagi sekali Alea bangun karena rasa mual yang dia rasakan saat ini sungguh menyiksanya.
Zio terbangun dan merasa cemas tentang keadaan istrinya.
"Kamu malah sakit, di saat kita mau berpisah," lirih Zio sambil memijat bahu Alea.
"Jangan khawatirkan aku Zivi, aku hanya masuk angin," kata Alea.
Zio lalu menggandeng istrinya untuk tidur lagi di atas kasur.
"Tidur lagi ya," ungkap Zio.
"Zivi, kamu mau pulang sekarang?" tanya Alea.
"Iya, aku mau siap-siap," jawab Zio.
"Oh, ya sudah," seru wanita itu dengan nada rendahnya.
Alea menundukkan wajahnya. Dia mengelus perutnya, rongga perutnya memang kini seolah bergejolak dan terus menyiksanya.
"Bukannya aku hamil, aku malah sakit seperti ini, benar-benar akhir yang menyedihkan," lirih Alea di dalam hatinya.
Zio kini sedang mengemas pakaiannya, memasukkan semua barangnya ke dalam koper.