Baixar aplicativo
2.63% guruku suami romantis / Chapter 1: GURUKU SUAMI ROMANTIS
guruku suami romantis guruku suami romantis original

guruku suami romantis

Autor: Putri_Zaimma

© WebNovel

Capítulo 1: GURUKU SUAMI ROMANTIS

"Aduh buk mana mana bisa (seraya membanting pintu kamar)

"Ibu kenapa sih jahat banget apa karena dulu ia juga nikah muda ,sama bapak uhhhh kesel kesel kesel hmptt

"Kalo bapak nanti datang aku bakal memelas dan nangis nangis karena bapak pasti gak tega (sambil tersenyum kemenangan dengan pikirannya)

Namaku Amira Larasati aku anak SMA kelas 2

Yang akan di jodohkan oleh kedua orang tuaku sama anak teman bapak aku yang katanya waktu operasi nenek bapak minjam uang ke keluarganya pak Anton ...

Untuk biaya operasi yang tidak sedikit

"Aku sudah bertekad kalau ibu tetep maksa aku nikah nanti

aku bakal ancam kabur aja hahaha

karena aku tau mereka pasti tak akan sanggup berpisah dari anak semata wayang nya .

gumam Amira sembari berbaring di atas ranjang sambil senyum-senyum tak karuan

"Eh tapi bentar dulu deh kalo seandainya aku tetap di nikah terus nanti kalo kaburnya kemana dongk, kerumahnya pade enggak mungkin kan bisa ketauan dongk .

Dengan pikiran yang masih melayang-layang tanpa sadar Amira sudah tertidur pulas di kamar nya.

****

"Gimana mana dong Bu bapak juga enggak enak sama almarhum ibumu mana kita udah di tanggih janji lagi sama pak Anton karena anaknya udah mau kepala 3 aja

"Nanti kita bicarakan baik-baik aja dulu sama Amira agar dia mau

nanti biar ibu yang bicara sama dia kalo tetap nolak habis itu

baru kita kasih tau kalo ini itu pesan dari neneknya sendiri .

kan dia sayang banget tuh sama biar nanti kalo dia mau marah suruh aja ke kuburan neneknya (sambil terkekeh)

"Hus ngomong apa sih ibu

Ngomong kok enggak di kontrol . Sambil melipat koran bacaannya.

"Aduh bapak kok gitu amat sih kan cuman becanda aja (berdiri lalu beranjak dari tempat duduknya)

Tanpa mereka sadari kalau Amira sedang mendengarkan mereka bicara di balik pintu.

Sejak hampir 20 lamanya .

Seketika itu air matanya menetes di pipi tembem nya yang putih mulus

****

"18:20 waktu nya jam makan malam Amira kamu di tunggu di ruang makanya cepat karena bapak mau ngomong sama kamu .

"Aku enggak lapar Bu (suara di balik pintu kamar)

Sejak mendengar kan ibu dan bapaknya berbicara di ruang tengah yang dekat dengan kamar Amira sudah 3 hari ia menghindari agar ibu dan bapaknya tidak ada kesempatan untuk mengutarakan niat mereka itu menikahkan Amira

"Amira boleh ibu masuk

"Amira ngantuk Bu ..mau tidur (tanpa sadar air matanya kembali menetes di pipi mulus miliknya)

**Tiga hari berikutnya**

"Amira bapak mau bicara

"Ngantuk pa..mau tidur

"Amira bapak mau bicara sama kamu nanti setelah itu baru kamu mau ngapain juga terserah

Seketika mata Amira langsung melek mendengar kan bapaknya

"Hmptt kayanya bapak bakalan bisa di bujuk nih ..(dengan senyuman mengukir wajahnya)

Ia pak bentar .

Seketika Amira keluar dari kamarnya dengan memelas

"Pak Amira gak mau nikah emang bapak enggak kasian sama Amira nikah muda masih SMA lagi apa nanti kata tetangga (dengan meyakinkan penuh semangat)

"Kata tetangga di dengerin yang jalani hidup itu kamu bukan mereka (sambung ibunya yang duduk di samping bapak sambil mengupas buah)

"Gini ya mir bapak tau kamu udah dengar percakapan ibu dan bapak tempo hari kan

Karena bapak dan ibu sengaja bicara di ruang tamu supaya kamu dengar .

Jadi gimana??

"Hah apa nya yang gimana

"Keputusan kamu Amira (sambung ibunya)

"Ak.,..

Belum selesai Amira menjawab bapaknya langsung membuka suara " percuma juga mir kamu nolak karena ini itu nenek kamu yang meminta

" Bapak sama ibu enggak sayang sama Mira ya . (Sambil beranjak dan masuk ke kamarnya)

Tanpa sadar ibunya pun mengikuti Amira masuk ke kamar

"Hikss....Hiks.....Hikss aku kira bapak bakalan terbujuk kalo aku ngomong nyatanya hiks hiks hiks

"Mira boleh ibu ngomong (yang hanya di anggukan Amira)

Ingat waktu kamu masih sekolah dasar enggak waktu itu nenek masih ada kan dan Mira suka sekali main sama nenek kalo pulang dari sekolah ingat kan ( di balas dengan anggukan Amira) sampe kalo main sama nenek kamu belum ganti baju dan waktu kamu itu mau ngambil buah jambu lalu kamu naik dan manjat buat nenek sampai akhirnya kamu jatuh dan baju kamu robek .terus besok hari Minggu kamu nitip buat beli baju sekolah baru tapi yang ada baju kamu bukan nya beli batu malah di jahit tangan sama nenek .terus waktu kamu naik ke kelas 3 pas di mana kamu dapat baju baru saat itu nenek mu masuk RS dan kamu tau kita saat itu jauh dari saat ini kita benar-benar tidak punya uang karena nenekmu penyakit ginjal yang harus di operasi saat itu ibu dan ayah benar' benar bingung mau minjam ke siapa sampai ayah waktu itu di tanggih pihak RS karena tak mampu membayar tapi saat itu juga ada yang mau nolongin dan dia orang yang sangat baik karena ia mau meminjamkan uangnya padahal ia juga sedang frustasi sebab anaknya butuh pendonoran jantung dan saat itu nenek udah kritis la hasil nenek mau donorkan jantung dia buat anak dari bapak asalkan anaknya harus menikahi cucu dari nenekmu .dan kamu tau orang itu siapa (Amira menggelekan kepalanya)

Orang itu adalah pak Anton dan jantung dari nenekmu

"Aku akan menikah dengan pak Anton Bu

(Potong Amira dengan wajah terkejut)

"Tidak sayang tapi anak dari pak Anton

(Sambil mengusap air mata Amira) tatap ibu jadi gimana kamu mau kan menikahi orang yang ada jantung nenek di tubuhnya

"Aku mau bu .aku mau

"Kami serius sayang


Load failed, please RETRY

Status de energia semanal

Rank -- Ranking de Poder
Stone -- Pedra de Poder

Capítulos de desbloqueio em lote

Índice

Opções de exibição

Fundo

Fonte

Tamanho

Comentários do capítulo

Escreva uma avaliação Status de leitura: C1
Falha ao postar. Tente novamente
  • Qualidade de Escrita
  • Estabilidade das atualizações
  • Desenvolvimento de Histórias
  • Design de Personagens
  • Antecedentes do mundo

O escore total 0.0

Resenha postada com sucesso! Leia mais resenhas
Vote com Power Stone
Rank NO.-- Ranking de Potência
Stone -- Pedra de Poder
Denunciar conteúdo impróprio
Dica de erro

Denunciar abuso

Comentários do parágrafo

Login